20. The Memories

3.3K 509 69
                                    

[Part ini khusus flashback waktu Jaehyun masih SMA ya ceritanya]
.
.
.

Jika orang tua menginginkan anaknya menjadi pintar tidaklah salah, lalu bagaimana jika anaknya malah menganggap itu seolah lubang yang sangat dalam untuknya?

Jae Hyun selalu menolak dengan keras saat appa-nya menyuruhnya untuk belajar.

Karena, saat ia sudah melakukannya dan mendapatkan hasil yang terbaik, ia hanya akan dijadikan boneka keberuntungan suatu saat.

Jadi pikirnya, untuk apa?

Lagipula, mereka sudah kaya. Itu pemikiran Jae Hyun kecil.

Mereka mampu memenuhi semua keinginan mereka. Lantas, apa lagi yang diinginkan appa-nya itu?

"Dasar orang serakah!"

Jae Hyun mengambil kerikil yang ia tumpuk di sampingnya, kemudian menimpuknya asal ke tanah. Berulang kali, sampai kerikil terakhir, yang seolah lari dan mengadu pada seorang badut beruang berpita pink di depan sana.

Pandangan Jae Hyun ikut tertarik. Memperhatikan gelagat badut itu yang terlihat ramah pada siapapun yang berlalu lalang. Sembari memegang bungkus strawberry di kedua tangannya dan menawarkannya pada orang-orang itu.

Hanya untuk menjual buah itu, mereka sampai menyewa badut segala. Jae Hyun jadi merasa iba dengan orang di dalamnya.

"Eomma, bagaimana hasil penjualan hari ini?"

Jae Hyun yakin ia tidak salah dengar. Dan matanya juga tidak salah lihat. Badut itu, teman sekelasnya. Yang hampir tidak pernah mengobrol dengannya.

Atau, karena Jae Hyun sendirilah yang terlalu tidak peduli.

"Hari ini, lumayan Na Mi-ya. Kau bisa tetap melanjutkan sekolahmu kalau seperti ini terus pendapatan kita. Maafkan eomma karena harus mengikutsertakanmu di sini, seharusnya kau belajar di rumah saja."

"Tidak, eomma. Selagi aku bisa membantu, akan kulakukan. Belajar bisa kulakukan saat pulang nanti."

Tapi hari ini, ketidakpedulian Jae Hyun seakan hancur.

Rasanya, Jae Hyun menjadi tersihir dengan apa yang ia lihat barusan itu.

Dan tanpa sadar, Jae Hyun tertarik dengan kegiatan ibu dan anak itu sampai ia datang setiap hari untuk melihat mereka.

"Dorr!"

"Eh?"

Jae Hyun sekarang sudah merasa seperti pencuri yang tertangkap basah.

Im Na Mi ada di depannya, dengan pakaian badut yang masih melekat di tubuh, sedangkan tidak dengan bagian kepalanya.

"Sudah beberapa hari aku memperhatikan kau selalu datang dan duduk di sini pada waktu yang sama. Apa yang kau lakukan, Jung Jae Hyun?"

Jae Hyun ingin kabur pun percuma. Ia sudah tertangkap dengan bukti yang jelas.

"Aku hanya senang memperhatikanmu dan ibumu."

"Kenapa?"

Karena entah mengapa, Jae Hyun bisa melupakan semua kemarahan dan masalahnya terhadap appa-nya di sini, pada saat ia melihat kerja keras Na Mi dan ibunya.

Itulah jawabannya.

Hari-hari berlalu menjadi saksi kedekatan mereka yang terus bertambah. Hingga terjalin hubungan pertemanan yang begitu erat. Jae Hyun merasakan kenyaman dengan Na Mi. Karena, gadis itu selalu berhasil memberikannya titik penenang setiap masalah yang dihadapinya.

[✓] Dear My Bodyguard | JJH ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang