22. The Truth

3.2K 533 54
                                    

"Hari ini dia pulang ke rumahnya," ujar Johnny. Sekilas pemuda itu mengedarkan pandang di depan pintu. "Alamatnya di Gangnam-gu" lanjutnya berbisik.

Eun Ra terkejut bukan main. Di tempatnya bersembunyi, ia mendengarkan seluruh pembicaraan Johnny dan orang di sebrang sana via telepon.

Hanya selang tiga menit, sebelum Jae Hyun melintas keluar apartment. Kemudian Johnny berbincang dengan orang yang Eun Ra sudah duga-duga.

Jonny terlihat mengakhiri obrolan, lalu hendak menutup pintu sebelum Eun Ra sudah lebih dulu menahannya. "Now, i know who you are, John..."

BUGH!

Satu pukulan keras tepat melayang mengenai perut Johnny hingga ia tersungkur beberapa langkah.

"E—eun Ra-ssi?" panggilnya tertatih. Berusaha bangkit dengan susah payah. "J—jangan salah paham dulu, kumohon."

Eun Ra menatap tajam pemuda itu. Yang sekarang sudah seperti bagaikan musuh. "KAU—!"

Ucapannya terputus, sebab getar handphone Eun Ra tiba-tiba datang dan mengganggu di saat yang kurang tepat.

Eun Ra merogoh sarkastik kantung coat sepahanya. Lalu menggeser lock benda pintar itu, dan mendapatkan sebuah pemberitahuan yang membuatnya sampai mendesah kasar.

"—pengkhianat! Kau sedang beruntung kali ini."

Sekali lagi, Eun Ra melayangkan hantaman kerasnya terhadap Johnny. Menendang tulang kering kaki pemuda itu sehingganya meringis kesakitan. Kemudian berlalu pergi dengan tidak pedulinya.

Johnny yang kepergok itu hanya bisa diam tanpa melontarkan dalihan apapun. Yang semakin menguatkan pikiran Eun Ra tentang diri Johnny sekarang.

Eun Ra langsung pergi mengikuti arahan GPS-nya yang masih terhubung dengan handphone Jae Hyun. Itupun karena mata dan telinganya habis mendapatkan bukti besar sampai pikirannya kacau seperti dipermainkan. Sehingga ia merasa harus lebih cepat menuju tempat Jae Hyun berada.

Kedua matanya memicing saat mendapati sosok yang diharapkan. Yang sedang berada tepat di depan sebuah rumah minimalis berwarna abu-abu. Lalu berpelukan dengan lelaki paruh baya yang baru saja keluar dari dalam.

Eun Ra baru saja akan menghela napas leganya, namun tersendat karena matanya mendapat gambaran lain yang tidak mengenakkan.

"Sialan!" umpatnya mengudara.

Di lain tempat, para orang gila itu bersembunyi seperti Eun Ra. Melakukan hal gila serupa yang memang menjadi pekerjaan aneh mereka.

Eun Ra lantas bergerak gusar memikirkan suatu cara. Lalu ia mengambil kerikil berukuran sedang di sekitarnya lima detik kemudian.

Perlahan bergerak maju, membidik sasaran, lalu melemparkan peluru.

Dan...

Tepat sekali!

Batu itu mengenai badan mobil yang mereka pakai untuk mengintai Jae Hyun. Eun Ra bahkan sampai hapal kendaraan mereka sanking seringnya bertemu.

Suara keras yang ditimbulkan menarik perhatian Jae Hyun dan pria satunya. Yang membuat keduanya langsung masuk ke dalam rumah.

Eun Ea masih memperhatikan di tempatnya. Ia segera beranjak dari persembunyian saat dirasa waktunya pas.

"Kalian ini... Tidak ada lelahnya juga, ya?" tanya Eun Ra meremehkan.

Sementara mereka—yang Eun Ra yakini adalah anak buah si Kim Ji An itu menghadiahi Eun Ra dengan pandangan menukik yang tajam.

"Kau lagi! Jangan menggangu kami!" sahut salah satu dari tiga orang wanita itu.

[✓] Dear My Bodyguard | JJH ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang