25. An Accident (2)

3K 496 116
                                    

"NOONA!!!"

Pekikan itu mengudara, memenuhi ruang remang-remang bercahayakan sinar bulan di langit-langit ruangan yang lapuk.

Jae Min sangat histeris melihat kakak perempuannya yang baru saja tiba di sana, di pukul dari belakang hingga jatuh tak sadarkan diri. Namun Jae Min tidak bisa apapun selain berteriak karena tangan dan kakinya terjerat ikatan tali.

Sementara Eun Ra mendelikkan matanya tak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat. Lain halnya dengan Jae Min, mulutnya dibekap pula sehingga ia hanya bisa memberontak lewat gerak tubuh.

"Jae Min, diam ya. Noona-mu hanya tertidur sebentar saja. Biar noona ini yang amankan dia," ucap wanita asing itu untuk Jae Min. Wanita itu lalu menyuruh rekannya mengikat Gi Byeol seperti Eun Ra dan Jae Min.

Sementara dirinya sendiri berjalan mendekati tempat Eun Ra yang terus saja gusar.

"Kau mau apa..," wanita itu-Ji An menjeda kalimatnya, tangannya menarik kain yang menyumpal mulut Eun Ra kasar, "...jalang?"

Eun Ra menatap Ji An tanpa takut. "Lepaskan mereka!"

"Kenapa tidak pikirkan dirimu sendiri?" timpal Ji An.

Eun Ra menarik sudut kanan bibirnya ke atar, ia tersenyum sinis. "Karena aku bukan seperti dirimu, yang mementingkan egomu sendiri. Cih!"

Awalnya Ji An terdiam. Mungkin agak terhenyak, begitu pikir Eun Ra. Tapi tak disangka, wanita itu malah tertawa lepas setelahnya.

Ji An berjalan menjauh dari keberadaan Eun Ra, masih dengan gelak tawanya. Ia berhenti di tengah ruangan, berdiri di antara tempat Eun Ra dan Jae Min yang bersebrangan. Sedangkan Gi Byeol, diletakkan agak jauh dari mereka.

"Jalang-ssi, kau sudah salah kira." Wanita itu tiba-tiba serius. Tapi Eun Ra tidak mengindahkan bicaranya.

Ji An fokus pada pandangannya sendiri. Sehingga Eun Ra mulai memikirkan rencana. Bukan untuk kabur, tapi untuk menjebak wanita itu.

Eun Ra menggerakkan kursi yang didudukinya, dan mendapati perhatian dari Jae Min. Sementara Ji An terus saja mengoceh. Melewati gerak tangan yang terikat, juga gerak mulut yang terlihat samar karena kurangnya pencahayaan, sempat membuat Eun Ra tak yakin jika Jae Min akan mengerti yang ia maksudkan.

Gilanya, Jae Min menganggukkan kepalanya. Eun Ra takjub.

"Apa kau itu sering membelit-belitkan ucapanmu sehingga membuat lawan bicaramu pusing? Pantas saja temanmu hanya tiga wanita bodoh itu," sahut Eun Ra pada akhirnya, dan berhasil mengambil perhatian Ji An.

"Kau lah yang bodoh."

"Apa?"

Lagi-lagi Ji An tertawa. Menjadikan Eun Ra benar-benar meng-klaim bahwa wanita itu benar-benar gila.

Ji An tiba-tiba menepuk kedua tangannya. Dan sesuatu yang tak kalah mengejutkan hadir.

"JOHN-"

"JOHNNY!!!"

Eun Ra langsung bergerak memberontak. Hendak melepaskan diri, lalu menghajar habis-habisan pemuda itu.

Karena ia sudah berkhianat. Dan Eun Ra tidak suka ada yang berkhianat.

Johnny yang baru saja datang hanya bisa diam. Ia kehilangan kata-kata dan seperti takut untuk berhadapan dengan Eun Ra.

"KURANG AJAR KAU, TUAN SEO! APA YANG SUDAH KAU PERBUAT? KENAPA, HAH?!" Eun Ra makin menggila. Tapi Johnny tetap diam.

"Dia membantuku. Dan temanmu itu juga membantuku. Tapi Johnny lebih baik daripada kakaknya bocah tampan itu," tutur Ji An sembari menunjuk Johnny dan Jae Min bergantian.

[✓] Dear My Bodyguard | JJH ver.Where stories live. Discover now