28. Fall Down (2)

2.7K 425 45
                                    

Suasana pagi memang tidak terlalu diharapkan saat waktu libur tiba. Tapi dalam kasus Jae Hyun, kata 'libur' sangatlah tidak tepat.

Pemuda itu terusik dengan hangatnya sinar mentari yang menerpa kulit putihnya saat dirinya masih ingin bergulung selimut dan bantal.

Ah, salahkan sendiri ia yang malah tidur di sofa semalaman. Padahal Tae Il, yang sekarang menjadi rekan seatapnya, yang dengan tulus dan merasa tidak bisa untuk meninggalkan Jae Hyun seperti team yang lain, pria itu sudah menyuruh Jae Hyun untuk beristirahat di kamarnya saja, tapi Jae Hyun membantah.

Jae Hyun bukanlah orang bodoh yang akan minum dikala stres. Untungnya, ia tidak terlalu menyukai alkohol. Pemuda itu lebih suka berdiam diri dan merenung semalaman. Dan itulah yang semalam ia lakukan hingga tertidur di sofa.

"Tuan Jae," panggil Tae Il pelan. Tapi karena pendengarannya yang terlalu sensitif, Jae Hyun mendengar itu. Pemuda Jung itu merenguh pelan seraya membuka kedua mata.

"Ada seseorang yang ingin menemuimu di luar," lanjut Tae Il.

Jae Hyun masih setengah sadar dan tak merasa begitu tertarik. Ia masih terlalu pusing dan merasa jika tidur bisa menjadi pengalih rasa pusingnya.

"Biarkan saja orang itu." Suaranya terdengar parau.

"Tapi wanita itu bilang kalau dia seorang teman," timpal Tae Il.

"Halo, Jae Hyun. Maaf sudah mengganggu waktumu."

Jae Hyun sukses dibuat terlonjak ketika suara lainnya datang. Wanita yang Tae Il maksud, tiba-tiba masuk dan menyapa.

Seketika Jae Hyun melupakan rasa stresnya. Berganti fokus pada wanita itu yang tengah memandangnya sambil tersenyum canggung.

"Na Mi..," panggil Jae Hyun masih tak percaya. "Kau, kenapa bisa.., ke sini?"

Wanita itu, Im Na Mi terkekeh pelan. "Hanya, mengikuti panggilan hati."

"Ah.., begitu?"

Jae Hyun mencoba mencari pelarian. Ia segera memutar otak untuk menghilangkan suasana kaku yang masih belum bisa ia percayai ini. "Duduklah. Aku mau membersihkan diri lebih dulu."

Jae Hyun langsung pergi sambil membawa selimut dan bantal yang tadinya masih bertengger di sofa. Sedikit merapihkan bantal-bantal sofa yang berantakan, lalu masuk ke kamarnya.

Nami hanya bisa terkekeh melihat tingkah Jae Hyun. Namun dibaliknya, ia menyembunyikan kekhawatirannya dengan sangat baik.

Ada dua hal. Tentang keadaan Jae Hyun dan tentang permintaan Eun Ea tadi malam.

"Halo, Na Mi-ssi. Apa aku.., boleh minta tolong padamu?"

Na Mi mengernyit terkejut saat Eun Ra-kakak dari Ren Jun mendadak menelponnya dan meminta tolong.

"Hm, tentu saja. Kalau aku masih sanggup, akan kulakukan," jawab Na Mi ramah.

Na Mi bisa mendengar Eun Ra yang mendesah lega. Membuatnya semakin bingung dan penasaran.

"Tolong, bertemulah dengan Jae Hyun. Sepertinya hanya kau yang bisa menyemangatinya sekarang."

"A—apa? Aku? Kenapa?"

Na Mi tak bisa mengelakkan keterkejutannya. Tidak mungkin Eun Ra tidak mengerti yang terjadi antara dirinya dan Jae Hyun. Na Mi sudah menceritakan semuanya.

Termasuk tentang dirinya yang tak lagi pernah bertemu Jae Hyun setelah sekian lama.

"Kaulah satu-satunya sahabat yang Jae Hyun miliki. Ia sangat butuh dukunganmu."

[✓] Dear My Bodyguard | JJH ver.Where stories live. Discover now