3

1.1K 105 3
                                    

Pelajaran di kelas Shanju telah berakhir dan bel istirahat berganti alih memerintah para murid untuk segera mengisi perut mereka. Gadis dengan kismisnya yang setia menempel di samping bibirnya itu menghela nafas lesu dan resah. Kejadian tadi pagi benar-benar membuatnya malu. Kini Desy tau kalau dirinya sedang memata-matai Beby. Masalahnya, perempuan tulen itu juga fans dari orang yang menjadi target Shanju tersebut.

"Gak istirahat lu, Nju? Kenapa? Mikirin Be--"
"Cukup, Des. Please jangan bahas lagi"

Air muka Shanju benar-benar tidak bisa mendukung hari yang cerah ini. Perempuan itu kini diam bukan karena sikap Tsundere-nya. Tetapi, bisa kita ketahui bagaimana perasaan Shanju sebenarnya sekarang. Antara penasaran dan malu tak bisa ia taklukan.

"Udah deh tenang aja. Aku tuh bukan cewek emberan kok. Walau bocor dikit, hehe"

Hibur Desy yang sepertinya tidak berhasil pada sang ketua OSIS merasa seperti kehausan sekarang itu. Namun entah kenapa rasanya malas jika ia keluar dari kelas. Ia takut kalau melihat Beby lagi. Ia tidak tau mengapa dirinya takut. Padahal kemarin Shanju berteriak dengan lantang soal sumpahnya. Mengingat Desy yang akhirnya tau rencana tabu miliknya, harinya menjadi tak semangat.

"Oh yah, karena aku fans-nya.. aku lumayan deket loh sama Beb-"
"Jangan sebut namanya please"
"Hem? Okey. Dia temen satu SMP-ku soalnya. Tapi baru sadar ini kalo dia bisa gans juga, hahaha"

Ujar Desy sama sekali tidak meringankan beban Shanju yang menumpuk sangat banyak di kepalanya. Tapi saat mendengar kata-kata 'dekat' ia memiliki sebuah ide yang tak terduga secara tiba-tiba. Perempuan berkismis itu sekarang tidak peduli Desy mengetahui rahasianya.

"Emm.. Desy, kamu bisa bantu aku?"

Tawar si ketua OSIS sambil memamerkan senyum manis yang menjadi lebih manis saat kismisnya terlihat. Melihat pemandangan langka itu, Desy seketika berpikiran aneh tentang Shanju. Ia tiba-tiba saja takut kalau dirinya di masukan ke dalam rencana aneh dan ia mungkin tak akan melakukannya seumur hidup. Namun, sepertinya kali ini hal itu harus sirna dalam otaknya.

"Coba deh kamu deketin dia lagi. Lebih, lebih, lebih deket! Terus kamu cari tau kebiasaan buruk dia. Eng, baik juga gapapa kok. Intinya kamu jadi mata-mata aku deh sekarang! Oke?"

Seru Shanju yang langsung berdiri sambil menggebrak meja lumayan keras untuk meyakinkan. Raut muka Desy bak tak setuju dengan pemikiran gadis berkismis tersebut. Ia ingin sekali menolak tawaran itu, tetapi ia langsung ingat kalau Shanju sedih karena dirinya tak sengaja mengetahui rahasianya.

"Hadeh.. tapi inget yah! Gue nurutin lu karena terpaksa! Kalo gak setuju aku bil-"
"Aku setuju kok! Setuju banget!"
"Eee.. hem. Yaudah deh!"

Dan benar saja. Perempuan yang sifatnya di kenal sebagai ratu terdingin di sekolah itu berubah menjadi kekanakan di depan mata Desy. Gadis berambut pendek itu mengakui kalau sikap Shanju yang asli sangat berbeda dengan yang ia kenal selama ini. Hati cewek yang baru pindah tempat duduk itu merasa sangat senang. Senyumnya sekarang menghiasi wajah Desy.

"Aku mau jajan dulu!"

Teriaknya lalu keluar dari kelas, namun saat berjalan menuju kantin.. Shanju langsung berubah menjadi diam dan memiliki aura dingin yang menakutkan. Desy menganga tak percaya melihat perubahan tersebut. Sambil berlalu ia menggelengkan kepala tak percaya.

"Nju udah gila deh"

*****

Kepada pembaca yang baik, mohon tekan bintang untuk mendukung cerita ini🌟

"Tumben lama banget dah bu ketua OSIS"
"Hari ini bukannya jadwal libur ke perpustakaan?"
"Shan, kamu mau pesen apa?"

Sesampainya gadis berkismis itu di kantin, tiba-tiba saja semua temannya langsung membanjirinya dengan pertanyaan familiar itu. Sambil memanyunkan bibir, Shanju duduk di sebelah Saktia yang kebetulan kosong itu. Tentu saja Kinal duduk bersebelahan dengan Veranda.

"Ada urusan bentar. Samain aja deh makanku"

Jawab Shanju seadanya dan terlihat normal di mata teman-temannya. Mereka tau kalau sahabatnya yang kelewat famous itu hanya akan cerewet saat marah. Tapi sepertinya hari ini ekspresi mukanya memperlihatkan kalau dirinya baik-baik saja.

"Eh, kemarin aku ketemu sama cowok yah. Dia tuh gantengggggggg.. pake banget!"

Veranda mulai mengawali percakapan dengan cerita seperti biasa. Kemarin ia sudah menceritakan soal lelaki yang baru saja pindah sekolah disini. Tadi malam di grup chat ia juga cerita tentang lelaki yang menerornya namun akhirnya berhenti mendapat ancaman darinya. Dan tadi pagi ia bercerita soal lelaki yang memiliki sifat seperti perempuan dan katanya menyukainya.

"Terus? Nembak lo?"
"Enggak sih"
"Berharap yah?"
"Antara ya dan nggak"
"Kenapa?"
"Kinal, jangan tanya mulu!"

Kinal tertawa melihat gembungan pipi Veranda yang terlihat imut tersebut. Gadis nakal itu kerap sekali menggoda perempuan titisan bidadari dengan banyolan-banyolan lucunya. Terkadang Saktia juga ikut menimbrunginya. Tapi.. kok dia diem aja sih dari tadi?

"Sak, lu sakit? Napa diem aja?"

Untunglah pertanyaan Kinal mewakili perasaan Shanju saat ini. Sebenarnya ia khawatir juga melihat gadis yang biasanya paling semangat membuat dirinya marah tapi sekarang terdiam seperti orang asing. Saktia yang merasa dirinya sedang di tanyai itu hanya melirikan ekor matanya menjawab pertanyaan Kinal. Lalu kembali menunduk dengan desahan nafasnya yang resah.

"Iya gue sakit. Gak ada yang mau ngucapin gewees gitu?"

Ucap Saktia yang akhirnya bersuara dan sepertinya baik-baik saja terlihat sangat jauh dari kata sakit. Raut muka Kinal dan Veranda terlihat merengut mengetahui teman konyolnya ini sedang membohongi mereka. Shanju hanya menahan tawa melihat kejadian tersebut.

"Yang bener aja lo minta di ucapin GWS!"
"Ih nyebelin! Nju, coba kamu GWS-in dia.. kembali sehat gak tuh?"

Kinal dan Veranda terlihat kesal kepada manusia berambut panjang yang hanya menertawai mereka dengan ringannya. Tetapi, mendengar tawaran Veranda itu menbuatnya sedikit gugup dan merasa aneh. Tiba-tiba saja di dalam lubuk hatinya yang paling dalam terdengar suara-suara aneh untuk melakukan tersebut. Shanju berpikir apakah dia betulan khawatir pada Saktia.

"Nggak ah. Orang dia sehat-sehat aja gitu"

Sahut Shanju membuat kedua penonton setianya itu tertawa sangat keras membalas perlakuan menyebalkan Saktia. Mendengar tolakan keras dari Shanju terhadapanya, membuat gadis dengan wajah uniknya itu memanyunkan mulut sedih.

"Uhuhu.. ayolah Nju.. ucapin dong. Njuuuuu"

"Hiks! Jijik gue, Sak!"

"Nju, jangan terpengaruh sama dia!"

"Ih ngga-ngga-ngga. Ngga mau aku"

Begitulah keramaian yang terjadi di meja kantin paling belakang nomor 7 tersebut. Di samping itu, seorang perempuan dengan potongan bak lelaki sedang mengamati gadis yang sedang bercanda dengan teman-temannya itu. Ia menajamkan penglihatannya. Beby langsung tersenyum jahil setelahnya.

Tbc..

Heiho! Selamat malam~ semoga chapter kali ini bisa di nikmati dengan sempurna ya! Oh ya btw author ngantuk :v (apa sih gaje wkwk) Oyasumi~

Tell Me What Is LoveWhere stories live. Discover now