11

486 50 0
                                    

"Bel sekolah adalah love song melodi yang aku cinta~"

Kinal bernyanyi dengan perasaan bahagia sambil memegang ukulele ia mengekspresikannya. Veranda yang seolah menjadi pendengar setianya itu selalu bertepuk tangan ketika ia mengalunkan nyanyian lewat benda unik itu.

"Eh eh Nal, gue nanya dong"

"Males jawab"

"Anj-- serius nih nanya gue. Lirik Melodi pake y apa I sih?"

"I lah. Kalo Y ntar jadi member jeketinya"

"Ugh. Cakep!"

Gadis berambut sebahu yang lurus itu tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban dari teman dekatnya tersebut. Veranda menoleh ke arah Shanju yang menyipitkan matanya heran mengapa Saktia bisa seheboh itu mengetahui tanggapan Kinal. Kinal malah mendengus sebal dan mencubit pelan lengan Saktia yang ada di sampingnya tersebut.

"Berisik lo. Kagak lucu juga"
"Ihh lucu tau!"
"Tuh liat gaada yang ketawa"

Kali ini kedua perempuan pendiam itu tertawa garing menyadarinya. Saktia hanya mencibirkan mulut malas ketika Kinal bersikap demikian kepadanya. Semuanya tau kalau Saktia menyukai JKT48 dan oshinya adalah Melody.

"Besok-besok gue paksa kalian nonton teater!"

"Dih. Pemaksaan. Mending gue nonton horror sama Ve"

"Modus doang njeeerrr. Ah"

"Gosah iri jadi makhluk"

Karena terlalu gemas, Veranda menarik tangan Saktia hingga tubuh pemiliknya bergeser maju dan berpindah tempat menjadi sebelahan dengan Shanju. Sedangkan Kinal, Veranda berganti duduk di sampingnya. Ia mencubit kedua pipi Kinal sambil bergumam gemas. Kinal meronta-ronta kesakitan. Shanju tertawa melihat pemandangan itu.

"Kinal gak cocok di gituin Ve! Ahahaha"
"Yaudah. Kamu aja gimana?"

Shanju yang awalnya ikut menimbrung dengan candaan Veranda itu seketika terdiam mendengar sahutan dari Saktia yang mengejutkannya. Gadis dengan kismis khasnya itu tersenyum canggung hanya mengangguk kecil setelahnya.

"Dah ah tidur ah tiduuuuur~"

Mereka berempat masih di taman rumah namun aktivitas memanggangnya sudah berhenti karena merasa kekenyangan. Betul saja, Kinal tidur lebih dulu ketika suasana mendadak hening tadi. Veranda yang sibuk memainkan handphone itu akhirnya terlelap juga di sebelah perempuan berambut tomboy tersebut. Sedangkan Shanju, ia setia mengerjakan tugas-tugasnya.

"Tidur aja. Nggak capek tuh mata"

Ujar Saktia yang berada di sampingnya sedang tiduran menatap langit malam yang begitu cerah. Ia tidak mempedulikan perkataannya tadi yang sempat tak di jawab. Shanju tidak ingin Kinal dan Veranda tau soal pengakuan Saktia.

"Masih jam 10. Besok libur juga 'kok. Ini proposal udah mepet soalnya"

Gadis yang terkenal dengan senyumnya yang manis itu begitu memikirkan acara ulang tahun sekolah yang akan di adakannya nanti. Indira, sang sekretaris handalnya berhalangan hadir untuk event itu karena sakit sampai mengirimkan surat izin dari dokter. Sebenarnya, itu bukan pekerjaan seorang ketua OSIS. Tetapi, Shanju adalah orang yang bertanggung jawab. Apapun di kerjakannya.

"Kamu gak akan suka sama dia 'kan, Nju?"
"Hah?"
"Beby. Dia bukan anak baik-baik"

Seolah sesuatu yang telah di tulisnya tadi mengabur dan bak melayang di bawa angin tiba-tiba menghilang. Pikirannya kembali di bayangi sosok menarik Beby yang tersenyum tipis di sampingnya pada waktu itu. Ya, ketika Beby menjahilinya.

"Hmm.. tau apa kamu"

Respon Shanju yang langsung mendapat tatapan serius dari Saktia tersebut. Perempuan yang sedang berbaring itu sudah menduganya jika Shanju tak akan langsung setuju dengan pendapat orang ketika ia sudah mengetahui hal yang sebenarnya. Tentu saja, berarti ada yang telah di sembunyikannya selama ini. Sesuatu yang sangat di benci oleh Saktia.

"Aku tau segalanya tentang dia. Dan lo pasti gak percaya kalo dengernya"

"Yaiyalah Sak. Sekarang ya, kamu kenal dia aja gara-gara aku cerita waktu itu"

"Ya lo pikir gue juga gak cari tau kayak lo"

"Ah-- intinya dia gak seburuk yang kamu kira kok"

"Huh, tau apa lo"

Saktia memunggungi Shanju setelah membalas percakapannya dengan balasan yang sama. Shanju terdiam sebentar dan menoleh ke arah Saktia yang memalingkan wajah darinya. Ia menggigit kuku menyadarinya.

*****

Acara yang paling di tunggu-tunggu oleh rakyat sekolah pun akhirnya datang juga. Karena waktunya bertabrakan dengan jadwal pemadatan kelas 12, akhirnya acara itu di majukan dua bulan lagi. Ada kelegaan yang keluar dari tubuh gadis dengan tinggi semampainya itu ketika memandang panggung dari kejauhan. Banyak pameran seni dan makanan di sekitarnya.

"Ide menaruh bunga di sepanjang panggung itu bagus, Nju! Semua guru menyukainya"
"Ah, terimakasih bu Haruka"

Wanita cantik berambut pendek yang manis itu pamit pergi menuju ruang guru untuk melanjutkan pekerjaannya yang masih menumpuk. Setidaknya, beberapa anggota OSIS banyak membantunya mencari properti yang bagus hari ini.

"Hei, artis. Fansmu dari tadi curi-curi pandang tuh"

Seseorang mengagetkannya yang sedang melamun mengamati isi panggung yang sudah terhias dengan apik tersebut. Ternyata orang itu adalah Beby. Shanju langsung salah tingkah dan mencoba menarik nafas pelan-pelan agar tidak ketahuan jika dirinya panik. Penampilan murid berpengaruh di sekolah itu agak membuatnya lupa karena terlalu girly.

"Ngagetin aja sih kamu"

Celetuk perempuan berkismis manis di ujung bibirnya tersebut karena terlalu bingung memberikan respon apa terhadapnya. Beby hanya tertawa kecil mendengar hal tersebut.

"Tapi sayangnya tiap OSIS bikin acara aku gak pernah ikut"

"Hah? Kenapa? Kita udah berjuang mati-matian loh ini ngerencanainnya"

"Males aja. Orang yang ikut lomba itu-itu aja"

"Ih!! Daripada kamu gak pernah ikutan"

"Belum pernah absen acara sih kamu. Coba deh"

Gadis yang di kenal Shanju sebagai lelaki itu memperbaiki poninya yang jatuh ke arah matanya, kemudian ia pergi tanpa memberikan kejelasan seperti biasa. Ya mana bisa deh! Orang ketuanya aja aku.. masa iya ninggalin acara. Ucap Shanju dalam hati sepeninggal Beby yang meninggalkannya menuju perpustakaan di ujung sekolah.

"Daryl. Aku pergi bentar ya ada urusan. Mohon semuanya kamu yang handle"
"Loh, Shan-tapi. Ah yaudah deh"

Benar. Ia lebih mengikuti kata hatinya daripada kewajiban yang selalu ia laksanakan. Ia berjanji tak akan melakukan hal itu lagi karena telah meninggalkan tanggung jawab seorang ketua OSIS.

"Enak banget ya yang absen"

Sindir Shanju ketika sampai di perpustakaan memergoki Beby sedang menulis sesuati di buku jurnal.. atau malah Diary? Beby sontak menelan ludahnya lalu menyimpan buku itu ke dalam laci dan berpura-pura menatap tajam Shanju kesal karena telah datang tanpa permisi di mejanya. Shanju memberikan manyunan bibir yang menjadikan ciri khasnya ketika penasaran tersebut.

"Nulis apa?"

"Siapa yang nyuruh kamu duduk disini?"

"Tadi ada yang mempengaruhi aku untuk absen"

"Tapi nggak ketemu aku"

"Aku pengen ketemu kamu"

"Stop, gak perlu basa-basi. Maunya apa?"

Perempuan berambut panjang itu terdiam.

Tbc..

Yeayyyyyy!!! So fun wkwk
Saya senang sekali bisa ngelanjutin cerita ini lagi 😭
Rindu sekali dengan Nju dan Beby
Have fun ya gais!

Tell Me What Is LoveWhere stories live. Discover now