10

1K 89 11
                                    

"Tumben pulang cepet"
"Biasanya juga gitu"

Shanju yang tidak menyangka akan bertemu dengan perempuan dingin ini lagi pun hanya tersenyum kecut mendengar jawaban dari pertanyaannya yang sangat random itu. Ia belum terbiasa berbincang secara akrab bersama dengan Beby seperti sebelumnya. Bahkan pertemuan mereka juga tidak ada yang mengetahui kenapa bisa terjadi. Mengingat beberapa minggu lalu setelah ia mengungkapkan perasaan kesalnya pada gadis cuek ini, ia menjadi tak enak berjalan canggung disebelahnya.

"Beb-"

"Shan--"

"Eh.. kamu duluan deh"

"Ng-ga. Kamu aja"

Dan yang mereka takutkan pun benar-benar terjadi. Seharusnya percakapan tadi mulus seperti tidak ada kendala layaknya pembicaraan yang biasa dilakukan orang-orang. Tetapi raut muka Beby bak tak peduli dengan apa yang telah terjadi diantara hubungannya dengan Shanju. Ia hanya menatap jalan dengan lurus tanpa melirik perempuan disampingnya sama sekali.

"Hmp, aku mau minta maaf aja deh soal sikapku beberapa minggu yang lalu. Kamu gak keberatan 'kan buat lupain itu?"

Shanju yang malah ikutan dingin itu langsung menundukan kepalanya kesal dan mengawali percakapan dengan suara tenang. Sebenarnya ia lelah habis melerai kedua teman tomboynya yang habis bertengkar di kantin tadi siang. Siapa yang tau kalau jiwa ketua OSIS-nya akan keluar pada saat seperti itu. Alhasil, ia menggunakan suaranya dengan sangat pelan dan berharap besok masih bisa terdengar karena hari ini terlihat parau sekali.

"Ngga ah. Aku ngga akan lupain"
"Hah? Maksudnya?"
"Aku masih gak terima kamu nuduh aku ngambil fans kamu"

Penjelasan dari gadis berambut pendek itu malah membuatnya menjadi semakin kesal mendengarnya. Padahal ia sudah berusaha untuk menahan emosinya yang apabila sudah muncul susah sekali dikendalikan. Namun dengan perasaan sabar dan mengingat siapa orang yang sedang pulang bersamanya itu ia terdiam.

"Yaudah kalo gamau. Intinya aku males berantem gak jelas sama orang aneh kayak kamu"

"Aku? Aneh?"

"Ya! Beby yang aneh"

"Ck. Jangan panggil namaku gitu ih, geli dengernya"

"Apa sih ngalihin topik pembicaraan!"

"Sejak kapan?"

"Sejak tadi"

"Oh"

"Astaga.. nyebelin!!!"

Senyum Beby tiba-tiba saja terukir lembut melihat raut galak perempuan dengan kismis khasnya itu. Menyadari tatapan dari gadis berpipi bolong disebelahnya itu, Shanju langsung menenggelamkan muka dengan perasaan malu. Ia menyesal telah mengajak pulang bersama dengan orang menyebalkan baginya setelah teman-temannya yang sering mengabaikannya itu. Perempuan dingin itu akhirnya menghela nafas kecil melihat perubahan raut muka dari Shanju.

"Hari ini kamu bahagia ya"

Ujarnya membuat gadis berambut panjang itu bergidik kaget mendengarnya. Sejak kapan ni manusia peduli sama aku? Gila. Ngeri dah lama-lama deket sama dia. Batinnya kaget tak karuan saat Beby berbicara seperti itu padanya. Sembari mengalungkan rambutnya yang terurai ke telinga, ia tersenyum kecil.

"Sok tau banget. Tau darimana?"

"Tadi di kantin. Kamu kayak macan"

"APA?!"

"Iya. Langka, harus dilindungi"

"Gak nyambung ni anak"

"Kamu ketularan temen kamu ya? Jadi ngomong kasar"

"Kok sewot sih?!"

"Biar kamu gak kepo aku tau darimana"

"Ish. Udah, diem deh kalo gitu"

Benar saja apa yang telah perempuan cantik itu duga. Beby adalah manusia menyebalkan seumur hidup yang pernah ia temui dan diajaknya mengobrol. Dengan wajah ngos-ngosan ia melirik kembali air muka gadis berambut pendek disampingnya itu dengan saksama. Lalu ia menyadari senyum asing yang belum pernah ia lihat sebelumnya dari balik jendela saat ingin mengintip keseharian Beby. Ada kebahagiaan tersendiri saat melihatnya tersenyum tulus seperti itu.

"Jangan liat-liat. Aku bukan pameran"

"Siapa juga bilang pameran"

"Tapi aku antik"

"Terserah deh. Terserah"

"Oke. Aku duluan ya, itu rumahku ke arah sana"

Perempuan cuek itu berjalan mendahului Shanju yang berhenti menyadari perpisahan mereka cukup sampai di jalan yang lumayan sepi itu. Ia melihat punggung tangan Beby yang melambai tanpa menoleh ke arahnya. Bibir manis gadis berkismis itu terangkat menatap dua punggung sekaligus yang membuatnya tenang hari ini.

"Beby. Kamu lelaki terunik yang belum pernah aku jumpai"

***

Kepada pembaca yang baik, mohon tekan bintang untuk mendukung cerita ini🌟

Malam yang indah dengan warna-warni bintang menghiasi langit di taman belakang rumah kediaman Kinal yang sekarang sedang asyik barbeque-an bersama Veranda yang juga senang sekali tiduran di rerumputan dengan beralaskan karpet empuk. Besok adalah hari libur, maka dari itu mereka menghabiskannya dengan bersantai layaknya di film-film luar. Musik ballad kesukaan perempuan berpipi tembam tersebut terdengar menemani mereka yang sibuk beraktivitas.

"Mana nih Saktia sama Shanju?"

"Saktia katanya mau mampir ke rumah Nju bentar. Sekalian barengan katanya"

"Alah. Modus dia mah"

"Jangan mulai deh Nal"

Kinal pun terkekeh sambil meminta maaf pada gadis cantik yang asyik tiduran dan memainkan gadgetnya itu. Lalu tak lama, dua orang yang mereka tunggu pun akhirnya datang. Saktia dan Shanju muncul dengan raut wajah senang melihat sambutan dari kedua temannya yang sangat dirindukan tersebut.

"Lama banget sih!" - Ve

"Ini nih. Bu ketua dandannya gak ingat waktu" - Saktia

"Hei!" - Shanju

"Akhirnya dateng juga lu buto ijo. Nih makan, lu pasti laper 'kan" - Kinal

Niat perempuan berambut pendek itu sebenarnya adalah menggoda Saktia agar marah-marah seperti kejadian tadi siang. Tapi setelah mendengar ceramah mendadak di jalan dari Shanju, gadis cerewet itu akhirnya memilih untuk melupakan masalahnya dan mencoba mengabaikan segala perlakuan Kinal yang dianggapnya akan sangat menyebalkan malam ini. Saktia memegangi piring berisikan daging dan sosis yang matang itu dengan perasaan bangga. Lalu ia mengecup singkat pipi perempuan yang mulutnya asal ceplos itu.

"Kurang ajar lu! Jijik SAK!"

Shanju dan Veranda di buat tertawa terpingkal-pingkal melihat aksi lucu kejar-kejaran duo manusia yang tidak pernah akur itu. Gadis berpipi tembam itu segera menggantikan posisi Kinal yang tadinya di depan alat pemanggang dan sibuk membolak-balikannya tersebut. Mereka masih asyik teriak dan berlari bak anak kecil.

"Nju. Kok aku kangen ya liat mereka kayak 5 tahun yang lalu"
"Iya, Ve. Aku juga kangen. Rasanya beda banget ya sekarang. Akunya yang sok sibuk dan bikin kita jarang ketemu kayak gini lagi"
"Ngomong apaan sih. Itu murni keadaan. Udah gak usah saling menyalahkan, ya?"

Perempuan dengan kismis khasnya itu tersenyum berterimakasih dalam hati kepada Veranda yang sangat memahami situasi perasaannya sekarang ini. Di sisi lain ia masih teringat dengan sosok Beby. Ia takut kalau teman-temannya marah padanya jika tau kalau dirinya sibuk bukan karena OSIS saja, tapi juga mencari tau rutinitas gadis berpipi bolong itu. Ia berharap mereka bisa memahami keinginannya tersebut.

Tbc..

Halo readers setiaku sekalian. Siapa yang kangen Beby dan Shanju? Yuhuu gaada yah T_T oh ya, kalian jangan sedih ya dengan berita graduatenya Nju. Author harap kalian bisa menerima dengan lapang dada:) ini demi cita-cita Nju juga loh. Semangat semuanya~!

Tell Me What Is LoveWhere stories live. Discover now