6

747 78 4
                                    

"A-Aku.. ya! Aku dan sifat jelekku ini mencoba mencari tau kenapa dia bisa sangat terkenal--!"

Wajah Shanju dengan segala rutukan yang menyembunyikan perasaannya itu berubah masam dan kesal. Ia tidak tau apakah harus jujur atau tetap menyembunyikan rahasia ini bersama Desy. Shanju pernah kecewa soal pemikiran teman-temannya yang selalu seenaknya itu.

"Kenapa? Kenapa kalian gitu ke aku? Gak suka ya punya temen yang egois dan punya sifat gak bener ini..? Gak suka ya punya temen yang lebih mentingin diri sendiri ketimbang hal lainnya? Hah!? Kenapa gak sejak dulu aja kalian bilang benci itu ke aku-!!"

Fix. Gadis berkismis itu terbawa emosi dan mau tidak mau masih menyembunyikan yang sebenarnya pada teman-temannya. Toh, mereka juga tidak pernah peduli apakah aku bahagia atau tidak kalau mencari informasi tentang Beby. Batin Shanju yang baginya sangat-sangat egois di banding sebelumnya. Ia juga tidak mengerti mengapa sikapnya berubah akhir-akhir ini.

"N-Nju.. kami gak bermaksud mau nyalahin kamu tentang ini semua. Maksudku- kamu berubah, Shanju. Kamu bukan sahabat yang aku kenal lagi"

Veranda merubah mimik wajahnya menjadi khawatir dan merasa bersalah. Untunglah guru penjaga perpustaakaan masih istirahat. Kemarahan Shanju hanya 3 orang itu saja yang dapat mengetahuinya. Perempuan dengan kismis manisnya itu terus menunduk malas.

"Kalian gak tau, 'kan. Kalian gak pernah tau apa aku bisa nemuin bahagiaku. Dan, trustly! Bahagiaku emang di fans"

Ketus Shanju dengan tatapan tak terimanya yang di berikan pada Veranda dan bergilir ke Kinal serta Saktia. Namun gadis yang masih tidak percaya dengan gosip itu, tak mengetahui apakah perempuan di depannya itu menatapnya. Shanju benar-benar menyesal telah mengatakan yang sebenarnya di luar fakta dengan apa yang telah ia rasakan. Namun di sisi lain, ia sebenarnya ingin mengatakan hal tersebut.

"Shanju. Yang sebenernya mau gue omongin adalah-"
"Udah cukup, Kinal"

Lagi-lagi ucapan dan perasaan Kinal di potong oleh Saktia. Awalnya gadis berandal itu sempat tersulut emosinya, namun menyadari suasananya tidak mendukung. Akhirnya ia mengurungkan niat untuk kembali memarahi Saktia.

"Mungkin yang di katakan Shanju ada benernya juga. Kita memang gak pernah tau bagaimana sebenarnya perasaan dia saat sama kita atau gak bareng kita. Alasannya, kamu terlalu menutup diri- Nju. Aku juga gak pernah tau apa yang kamu sembunyiin"

Dan jantung Shanju kembali berdetak kaget merasakan hal aneh terjadi saat Saktia yang seperti cenayang bisa tau tentang apa yang telah ia lakukan selama ini. Ia hanya bisa terdiam dan masih memasang muka masam. Di dalam hatinya ia terus bertekad untuk menyembunyikan masalah itu sekarang. Dan kemungkinan dalam waktu dekat ia akan membicarakan dengan teman-temannya.

"Veranda juga bener. Kamu akhir-akhir ini juga sering gak bareng kita. Bareng pun kalo gak diem ya marah-marah. Entah itu masalah organisasi, kelas, atau tentang seseorang pun aku tidak tau. Kinal dan aku berusaha nyadarin kamu kalo masih ada kita disini yang senantiasa dukung kamu. Nju, kamu gak sendirian. Ada aku, Kinal dan Ve"

Walaupun perkataan Saktia tak sesakit ekspetasinya mencari informasi tentang Beby, tapi pikirannya sedikit terbuka dengan perasaan teman-teman yang sebenarnya. Shanju masih membutuhkan waktu untuk mengembalikam moodnya.

"Maaf ya teman-teman. Tapi serius. Aku sedang dalam masalah berat. Aku harus mempertimbangkan lagi ini lebih lanjut. Aku ingin minta tolong pada kalian- kumohon, jangan buat aku semakin egois, oke?"

Pinta Shanju beberapa menit setelah kepergiannya. Saktia hanya memandang polos punggung gadis tinggi itu dengan perasaan kacau. Dia memang sulit ku tebak. Pikir gadis dengan rambut sebahunya itu. Veranda yang hampir saja menangis itu spontan memeluk Kinal sedih. Ia memikirkan perkatannya yang mungkin berlebihan untuk Shanju. Kinal menggigit bibir heran.

"Sebenernya yang mau gue omongin itu.. Beby cewek, dan bukan cowok"

*****

Jam masuk sudah berlalu sejak tadi. Seorang perempuan dengan rambut super pendeknya itu melamun menatapi dedaunan pohon di taman dengan perasaan kosong. Hari ini kelasnya tidak ada guru dan itu adalah saat-saat menyenangkan dimana hanya ada dia dan alam.

"Cih! Apanya yang peduli. Kukira bakal di kejar, ternyata.. ahh-"

Suara lain yang membuyarkan lamunannnya itu seperti tak asing baginya. Dengan santai ia menoleh melihat sosok sang pemilik suara tersebut. Raut wajahnya sedikit tertekuk menatap nanar tubuh Shania Juniatha di bawah pohon diantara taman yang sekarang sedang ia pijak. Nampaknya gadis dengan kismis yang terkenal sangat manis itu sedang kesal.

"Lama-lama aku jadi suka menggodanya.."

Lirih perempuan yaitu Beby tersebut tengah menikmati musik dengan tenang. Namun kedatangan Shanju seperti mengusik dunianya hari ini. Tetapi saat melihat tingkah lakunya yang sedikit menarik perhatiannya itu membuat langkah panjangnya menemui perempuan cantik tersebut.

"Aahh seballl!"
"Jangan teriak-teriak. Nanti penunggunya marah"

Suara seseorang mengejutkan Shanju yang di kiranya hanya ada dirinya seorang diri di bawah pohon taman yang begitu sejuk tersebut. Tiba-tiba saja buluk kuduknya merinding mengingat suara yang sepertinya terdengar lumayan berat walaupun sedikit pernah ia kenal. Namun, saat menatap langit kembali- rasa takutnya langsung berubah masam. Mana ada hantu siang-siang?

"Emang ini beneran penunggunya yah yang ngomong?"

"Ya"

"Sejak kapan udah disini?"

"Sejak tadi"

"Hah?? Maksudku.. aduh, udah deh lupakan"

"Kamu ada di kawasanku"

"Astaga, pelit amat!"

"Ck. Aku lebih lama disini ketimbang kamu. Mana sopan santunmu? Dasar perempuan kurang ajar"

Sambil menahan kikik gelinya, Beby melempari kerikil sedikit demi sedikit di samping Shanju sehingga bisa menimbulkan suara. Nampak tubuh gadis itu tersentak dan kembali takut seperti sebelumnya. Kemudian ia menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang melemparnya.

"OHHH! Jadi ini nih penunggu siang-siangnya?! Yaampun..! Ngeselin banget sih satu manusia ini!"

Seru Shanju kesal dan benar-benar lelah telah menahan semua rasa takut yang sebenarnya hampir membuatnya berteriak tadi. Beby tidak jadi tertawa melihat tumpahan amarah dari gadis yang niatnya ingin ia goda tadi. Melihat sikapnya yang tidak merespon sama sekali tanggapannya itu membuatnya menghela nafas sia-sia. Ia kembali melirik gadis berkismis itu.

"Makanya jangan ngomel sendiri kayak orang kesambet"

Celetuk perempuan rambut super pendek itu yang lagi-lagi menampakan sifatnya yang sok cool tersebut. Shanju memanyunkan mulutnya yang kemudian ikut duduk di samping Beby masih dengan perasaan kesal. Perempuan yang hanya mengamati tingkah laku gadis berkismis itu terdiam tak menanggapi.

"Sebal. Gak ada yang mau dengar omonganku. Kecuali kamu sih.."

TBC..

Alohaa semuanyaaa~ selamat hari ulang tahun NKRI yang ke 73 yaa! Semoga tahun ini kerja yang dilakukan dapat lebih baik dari sebelumnya. Kerja kita, Prestasi bangsa!

Tell Me What Is LoveWhere stories live. Discover now