12

398 39 0
                                    

Shanju mendelik mendengar penolakan yang cukup keras tersebut. Masalahnya, ia sama sekali tak berniat mengganggu atau ingin mencari tau apa yang sedang Beby lakukan sendirian di perpustakaan.

"Sumpah aku nggak pengen tau banget kok apa yang kamu tulis"

Ucap gadis berambut panjang yang meragukan posisi duduknya itu dengan mimik wajah yang masih di tekan karena kebingungan mendapati sikap dingin Beby yang kali ini membuatnya takut. Beby hanya menghela nafas lalu menundukkan kepalanya seperti memberikan kode kalau dirinya sangat lelah hari ini. Entahlah, tidak ada yang tau ia kecapekan karena apa.

"Kamu beneran bolos?"
"A-Aku nggak sengaja kok. Tadi ada yang pengen handle acara ini, katanya aku udah bekerja cukup keras"

Shanju melihat ke wajah Beby kali ini cukup detail karena perempuan itu sedang menunduk dan tak tau jika sedang di tatap. Lalu, Beby pun menjawab pernyataan tersebut sambil mengangguk pelan.

"Oh"

Dan itu adalah jawaban yang sangat tepat dan pantas untuk Shanju yang hanya menarik senyumnya karena kehilangan topik pembicaraan lagi. Jujur, susah sekali mengobrol dengan gadis sok cool yang berada di sampingnya itu. Walaupun faktanya Beby yang sering mengawali pembicaraan. Dan tak terasa 10 menit berlalu dengan keheningan.

"Aku mau ke kamar kecil"

"Heh! Dari tadi diem aja dan terus tiba-tiba kamu pergi sesantai itu?"

"Maksud kamu apa?"

"Yang harusnya tanya itu aku, maksud kamu sebenernya apa. Kamu bilang bolos tuh enak, mana ada! Ini malah makan waktu"

Beby yang hendak berdiri itu menoleh sejenak ke arah Shanju yang memberinya tatapan kesal. Ia tersenyum sedikit ketika tau arah pembicarannya kemana. Ia pun langsung berdiri dan mengulurkan tangan.

"Pengen bolos yang sebenarnya? Ikut aku kalo mau"

Perempuan berkismis manis itu melihat uluran tangan itu dengan mata berbinar. Hatinya yang sedari tadi tak bisa di kontrol itu langsung menerima saja tak berpikir apa yang akan terjadi setelah ini. Tangannya yang di genggam membuat pikirannya otomatis teringat dengan acaranya yang di tinggalkan. Lalu sedetik kemudian, hal itu sirna melihat sisi belakang Beby.

"Kita mau kemana sih?"

Shanju amat terkejut saat melihat sebuah semak-semak yang berusaha dia buka lebar-lebar dan memperlihatkan sebuah lubang. Letaknya di belakang kantin dan suasana sangat sepi karena mereka sibuk dengan acara Anniversary.

"Kamu duluan. Aku pastiin di belakang"

Kata gadis berambut pendek itu meyakinkan. Tapi Shanju malah memandangnya dengan wajah takut dan tidak yakin sama sekali terhadapnya. Beby memanyunkan mulut kepada Shanju yang hanya bisa pasrah menyadari bahwa Beby akan kesal jika ia tak menuruti perkataannya. Shanju masuk ke dalam semak-semak itu sambil berteriak sedikit.

"Cepet. Kalo berisik, temen-temen kamu itu bakalan tau"

Kemudian mereka pun berhasil keluar sekolah melalui lubang rahasia tersebut. Shanju masih menatap Beby tak percaya dengan apa yang di lihat dan dilakukannya tadi. Itu adalah jalan keluar paling efektif untuk membolos.

"Apa? Bakalan kamu laporin? Ya silahkan. Paling juga aku cari yang lain"

"Kenapa kamu bisa tau sedangkan kami para OSIS sama sekali tak tau?"

"Karena hanya aku yang tau. Dan sekarang kamu tau"

Perempuan dengan tingginya yang semampai itu mengikuti seseorang yang di matanya adalah laki-laki. Ia diam memikirkan banyak hal. Beby sangat susah di tebak dan dia sudah tau itu sejak awal. Tetapi, kenapa ia melakukan ini semua? Padahal dirinya adalah ketua OSIS itu sendiri. Tiba-tiba saja ia terkejut saat sampai di jembatan yang sedikit sepi.

"Ngapain kesini hei?!"

"Yang penting bukan bunuh diri kok"

"Tapi di jembatan..?! Kamu bilang bolos itu enak tapi-"

"Ini memang tempat aku sering bolos. Lihat coba halte di seberang, banyak sifat dan karakter manusia yang aku pelajari dari sini. Dan kalau memang perlu aku hanya ingin diam sendirian disini"

"Sendirian.."

Beby menuju pinggiran jembatan dan memandangi sungai yang mengalir di bawahnya. Hawa sejuk diantara sinar matahari yang menyengat sama-sama menyentuh kulit pipinya dan membuatnya seolah tersenyum.

"Kamu belum pernah merasa seperti ini 'kan?"

Shanju menoleh setelah ia mengamati halte yang lumayan sepi karena masih tengah hari. Cuaca juga sangat bagus hingga membuat tubuh gerah karena merasakan panasnya. Ia mengamati punggung gadis dingin yang membuat kedua tangannya saling menutupi dadanya. Bersender di pinggir jembatan dengan suasana ramai kendaraan yang di abaikannya.

"Hm?"
"Dirimu, hatimu, pikiranmu tenang. Dimana semuanya sibuk melakukan, memikirkan, mengharapkan sesuatu"

Ia mengangguk pelan walau sebenarnya Beby tak tau hal tersebut. Lalu ia membelalakan mata terkejut saat orang yang di kenalnya sebagai sosok pria itu berbalik badan lalu tersenyum manis kepadanya.

"Kamu harus coba. Bolos terenak yang pernah aku lakukan"

Beby terkekeh melihat wajah kaget dari perempuan berambut panjang di depannya yang kemudian mengangguk kuat sambil berdehem semangat. Lalu, dia berjalan ke sampingnya dan tertawa sambil melihat langit biru yang sangat cerah hari ini. Entah kenapa, Beby merasa sangat lega. Sesuatu telah membuat hidupnya berubah lagi.

*****

"Shanju kemana sih? Bentar lagi acaranya mulai loh"
"Tapi 'kan yang handle sekarang Daryl"
"Ya mau bagaimana pun ketua OSIS harusnya disini dong mantau acara ini"

Kinal mengerutkan dahi heran mengapa anak OSIS sangat gugup sampai tergesa-gesa seperti itu ketika 5 menit lagi acara di panggung akan mulai. Ia juga sama sekali tak melihat sosok sang ketua disana.

"Nal? Shanju mana yah? Biasanya dia yang jadi sambutan 'kan. Kok dia gak keliatan sih dari tadi"

"Gak tau. Liat deh anak OSIS lainnya. Kayaknya mereka kesusahan, padal dari kemaren tuh anak kan serius banget mau ngerjain proposalnya. Yakali dia pergi gitu aja"

"Nggak ah! Shanju gak gitu tau orangnya"

"Ya aku tau, Ve. Tapi kata anak-anak tadi dia serahin acara ini ke wakilnya coba. Kemana dia sebenarnya?"

"Umm.. Nju"

*****

Sudah hampir setengah jam, dua insan ini masih di pinggir jembatan sambil saling menebak isi pikiran manusia layaknya perempuan berambut pendek lakukan. Shanju yang mendengar pendapat lain dari orang di sebelahnya itu langsung menggeleng kuat tidak menerima opini itu. Ia berlagak seperti orang yang tengah berpikir dengan serius.

"Kamu lihat handphone yang di bawanya itu selalu gerak bareng sama kakinya? Dia itu gak tenang dan pasti lagi buru-buru banget"

Beby mengangguk-anggukan kepalanya mencoba memahami perkataan itu. Ia melihat raut muka Shanju yang sangat percaya diri menyatakan isi pikirannya. Lagi-lagi ia terkekeh mendapati ekspresi yang menurutnya manis tersebut.

"Kenapa kamu juga nggak buru-buru?"

Tbc..

Buru buru kenapa sik?! Bisa gak sih kita kayak gini lebih lama?
Eits, itu kalo Nju mode tsundere ya.
Aslinya mah dia bingung,
Kayak yang baca sekarang
Buru-buru kenapa nih?
Di tunggu kelanjutannya ya!

Tell Me What Is LoveWhere stories live. Discover now