(SWC7) berdarah21+

147K 2K 13
                                    

"bang stop argghh" teriak ataya dengan sangat kencang untuk melampiaskan sakit di daerah vaginanya. Namun artha tak menghiraukan itu sama sekali.

"shit.. Kau sempit sekali ataya ah" umpat artha

"bang udah udah.. Sakit" isak ataya lagi. Artha semakin mempercepat gerakan nya keluar masuk pada vagina ataya. Sampai akhirnya setelah beberapa menit

Crot crot crot

Artha menyemprotkan cairannya di dalam vagina ataya. Ataya menangis dengan menutupi wajahnya dengan keduan tangannya. Lagi lagi artha menyetubuhinya dan lagi lagi artha mengeluarkan spermanya di dalam. Bagaimana jika ataya hamil? Ataya merasa sangat takut. Ia masih ingin sekolah dan meraih mimpinya untuk menjadi seorang pemain musik atau teater

Setelah gelombang artha selesai. Ataya berfikir setelah ini akan selesai. Namun nyatanya belum. Artha membalik tubuh ataya sehingga ataya tengkurap. Dan menarik pinggang nya sehingga posisi ataya sekarang menungging

"bang ataya ga mau.. Gamau.. Udah bang udah hiks akkhhh" artha memasukkan kembali juniornya dari belakang ke dalam vagina ataya yang basah karena cairannya tadi.

Keluar masuk terus menerus sampai ia mendapat kepuasannya. Ataya terus menangis. Bahkan saat ia sendiri mencapai puncak kenikmatannya, ataya tetap menangis meski diselingi oleh desahan

"ahh hiks shhhh"

"bibirmu menolak tapi juga menikmatinya hem? " ucap artha membuat ataya semakin jijik pada dirinya sendiri

Setelah beberapa menit akhirnya artha juga kembali mendapatkan puncaknya. Dan ia lagi lagi menyemburkan di dalam. Ataya hanya pasrah ia mulai lelah menangis. Ataya langsung ambruk dengan posisi tengkurap dan artha mengeluarkan junionya kemudian membaringkan tubuhnya di samping ataya dengan posisi terlentang

Artha memandang langit langit kamar dengan pikiran berkelana. Memikirkan apa yang sudah ia lakukan pada ataya. Dan dia baru sadar jika ia bisa saja membuat ataya hamil. Artha harus segera mencari solusinya.

Artha menoleh kesampingnya. Ataya masih dalam posisi tengkurap. Namum artha kembali mendengar isakan ataya. Artha menyentuh pundak ataya namun langsung di hempaskan oleh ataya.

Ataya bangkit dari tengkurapnya. Sejenak ia duduk di pinggir ranjang dengan posisi naked. Sedangkan artha masih berbaring dengan memandangi punggung polos ataya. Ataya bangkit dari duduknya tanpa berusaha menutupi tubuhnya. Menurutnya percuma saja. Artha sudah melihat semuanya. Ataya berjalan tertatih tatih menuju kamar mandi. Artha hanya diam saja memperhatikan gerak gerik ataya. Kemudian ia kembali menghadap langit langit kamarnya. Kemudian artha menutup matanya dengan kedua lengannya sebagai bantal. Bukan tidur namun untuk menghilangkan rasa pusingnya. Bahkan tubuh artha juga masih naked

Di dalam kamar mandi. Ataya memandangi pantulan dirinya di cermin. Dirinya sangat kacau. Rambut berantakan, mata sembab dan ada noda kemerahan di dada dan perutnya. Kemudian pandangan ataya tertuju pada vaginanya. Ia memejamkan matanya mengingat saat artha mengeluarkan spermanya di dalam. Air mata mengalir lagi melewati pipi mulusnya. Kemudian ataya membuka lagi matanya. Dari pantulan cermin itu ataya bisa melihat ada shower yang tergantung di atas bathup. Dengan langkah cepat ataya menghampiri shower itu. Ia menyalakannya dan menyetel shower itu agar air yang keluar lebih deras.

Ataya sedikit membungkukan tubuhnya. Ia membuka belahan vagina nya yang memerah itu. Rasanya perih. Kemudian ataya menyemprotnya air shower ke dalam vaginanya dengan maksud untuk membersihkannya dari sperma artha. Ataya terisak. Semprotan shower yang deras itu membuat vaginanya yang merah dan sensitif itu terasa sangat sakit. Tapi ataya tetap melakukannya. Berharap semua sperma artha bisa bersih dari sana. Namun sebenarnya ia juga tahu jika itu percuma

"akkh hiks hiks" isak ataya. Rasanya memang sangat sakit. Ataya terus menangis. Bahkan tangisannya bisa didengar oleh artha di kamar

Artha membuka matanya yang terpejam. Kemudian ia memandang ke arah pintu kamar mandi yang tertutup. Artha menurunkan kedua kakinya. Ia meraih celana boxernya dan memakainya. Ia berjalan ke arah kamar mandi itu dan membuka pintu nya.

Atha terkejut saat melihat ataya duduk di lantai kamar mandi dengan tangan yang mengarahkan shower ke vaginanya dan tangan satunya membuka belahan vaginanya. Dan yang membuat artha lebih terkejut saat melihat air yang telah digunakan ataya menyemprot vaginanya itu berwarna merah, dan itu artinya air itu bercampur darah.

"akkhh hiks hiks" ataya masih terisak disana

"ataya!! " teriak artha kemudian berlari menemui ataya. Artha mematikan showernya dan mengambil alih shower itu.

"aaaa.... Hiks sakit sakit bang" isak ataya. Kakinya berselonjor dengan paha sedikit terbuka. Punggungnya bersandar di tembok. Artha berjongkok di antara kedua kaki ataya

"bentar biar aku lihat" ucap artha. Artha sedikit melebarkan lagi paha ataya. Namun ataya kembali meringis kesakitan. Artha kembali berusaha namun kali ini lebih pelan

Artha dapat melihat vagina mulus ataya yang merah. Kemudian ia membuka belahan nya dan memang ternyata vagina ataya berdarah

"kita kerumah sakit ya" ucap artha

"enggak ga mau hiks ga mau"

"kenapa? Kamu sakit. Ini perlu di obati"

"ataya malu ataya malu hiks hiks" isak kan ataya kembali terdengar keras. Artha langsung mendekap ataya. Ataya menangis kencang didada polos artha.

Mereka berpelukan dikamar mandi itu. Tak ada yang melepaskan pelukan mereka untuk saat ini. Mereka sama sama menikmati momen ini. Merasa nyaman itulah alasannya
.
.
.
Update... Jangan lupa kasih vote ya.

See you next part

1. Secret With COUSINS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang