(SWC39) jadi teman

23.3K 948 24
                                    

"gue mau..." ataya menunggu gilang menyelesaikan ucapannya. Namun gilang menjedanya cukup lama

"apa sih lang. Ayo cepetan" ucap ataya mulai gregetan

" tapi lo janji ga bakal marah"

"emang lo minta apaan samapai gue harus marah? Rumah gue? Ya jelas lah gue marah"

"bukan ya"

"lah terus?"

"gue mau..." ataya menunggu dengan sangat antusias

"lo jadi..."

"jadi?"

"sahabat gue" ucap gilang. Ataya tersenyum. Tangannya menepuk bahu gilang

"tentu. Lo teman baik gue lang" ucap ataya. Kemudian ataya kembali bermain bersama anak anak kecil itu.

Gilang mengacak rambutnya. Hampir saja ia mengatakannya. Gilang yakin ataya tidak siap untuk mendengarkan perasaan cintanya. Dan setelah ini hubungannya dengan ataya pasti akan canggung. Tidak seperti saat ini. Lebih baik gilang seperti ini dulu saja. Asalkan dia bisa selalu bersama dengan ataya dan melihat tawanya.

"gilang ayo" teriak ataya mengajak gilang untuk bermain pasir di kolam yang seharusnya untuk olah raga lompat jauh. Namun disaat seperti ini beralih fungsi sebagai mainan anak anak. Gilang berlari kecil menemui ataya dan anak anak disana. Mereka bermain bersama.

Mereka bermain disana hingga cukup lama dan tak ingat waktu. Menghabiskan waktu bersama. Bukan kah kata orang bahagia itu sederhana? Ya saat ini gilang percaya akan hal itu. Hanya dengan berada di dekat ataya gilang merasa bahagia. Hidupnya lebih berwarna saat mengenal ataya

***********
"kamu harus rajin meminum obat penambah darah ini, karena seseorang yang mengidap penyakit ini juga akan mengalami anemia. Dan mudah lelah. Kamu juga harus selalu meminum vitamin ini. Dan jangan lupakan obat ini" dokter renov menunjukkan obat obat yang harus diminum oleh artha

"harus sebanyak ini?" tanya artha

"ya. Ini hanya sebagai pencegahan saja untuk mengurangi gejala gejalanya. Bukan menyembuhkan"

"apa saya tidak bisa sembuh?" tanya artha pada dokter renov. Dokter renov memandangi artha.

"kamu percayakan jika Tuhan memberikan penyakit beserta dengan obatnya. Kamu masih muda. Harus semangat, jangan menyerah. Yakinlah jika kamu akan terbebas darinya" ucap dokter renov memberi motivasi pada artha. Artha mengangguk kan kepalanya. Tiba tiba ada seseorang yang mengetuk pintu ruangan dokter renov

"sudah siap dokter" ucap suster yang baru saja masuk ke ruangan dokter renov

"ayo artha kita mulai" artha dan dokter renov berjalan menuju tempat untuk artha melakukan transfusi darah. Ya hari ini artha harus melakukannya. Sebagai rangkaian pencegah gelaja penyakitnya

Artha berbaring diranjang rumah sakit. Di tangannya sudah ada jarum yang menancap dan selang selang berisi darah yang dimasukkan kedalam tubuhnya. Artha memejamkan matanya. Tiba tiba artha mendengar pergerakan kursi yang ada disebelah ranjangnya. Artha membuka matanya dan melihat ada violet yang duduk disamping ranjang nya dan tersenyum padanya

"hai" sapa violet

"ngapain lo disini?" tanya artha

"biasa. Awalnya gue mau kirim makan siang ke daddy tapi tadi gue lihat daddy baru keluar dari ruangan ini dan setelah gue intip ternyata lo" jelas violet. Artha mengangkat sebelah alisnya

"lo tukang ngintip?" tanya artha dengan nada sinisnya. Violet jadi tersenyum kaku

"ya dikeadaan tertentu sih. Tapi gue ga mesum kok. Tenang" ucap violet dengan wajah seriusnya dan entah kenapa melihat wajah itu membuat artha menarik sedikit bibirnya untuk tersenyum. Hanya sedikit. Bahkan mungkin violet tidak melihatnya jika artha tersenyum

1. Secret With COUSINS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang