(SWC38) panahan

25K 794 29
                                    

Artha sedang duduk sendirian di meja yang ada di pojokan restoran. Ia sedang menikmati burger ekstra kejunya dengan memperhatikan rintikan hujan yang turun. Ya inilah artha. Lebih gemar duduk sendirian dari pada bersama banyak orang. Bukan berarti artha tak memiliki kawan disini. Artha memiliki banyak teman dan kenalan disini karena memang dasarnya artha adalah orang yang mudah bergaul dan beradaptasi namun ia membatasi diri untuk bergaul dengan teman lawan jenisnya. Cukup hanya denada dan ataya saja. Terbukti dari sikap artha kepada violet yang selalu cuek. Artha tetaplah artha. Di tengah kesenangannya berada di antara teman temannya namun di satu titik artha tetap menyukai waktu untuk sendiri.

"hai" sapa seseorang membuat artha harus mengalihkan pandangannya dari luar jendela ke orang yang ada di hadapannya ini

"boleh duduk?" tanya violet. Dan hanya mendapat anggukan kecil dari artha. Sungguh pemandangan rintikan hujan diluar lebih menyita perhatian artha dari pada orang dihadapannya ini

"artha" panggil violet. Artha hanya melihatnya sebentar kemudian kembali ke arah luar jendela

"aku tau semuanya" ucap violet. Dan kali ini perkataan violet sukses membuat artha terfokus padanya

"maksudnya?" tanya artha

"aku tau. Rahasiamu. Hal yang selama ini kamu sembunyikan dari banyak orang" artha mengerutkan keningnya. Sejak kapan cewek dihadapannya ini merubah gaya bicaranya. Dan rahasia yang mana, artha bingung

"ketika kita bertemu di rumah sakit. Kamu tau? Dokter yang kamu temui adalah daddy ku. Aku membaca berkas tentangmu. Kamu tidak perlu menutupinya lagi dariku. Aku sudah tau semuanya" ucap violet. Niat violet hanya ingin membantu artha. Agar artha tak menanggung beban ini sendirian namun sepertinya artha salah tanggap. Terbukti dari rahangnya yang mengeras dan tatapan menusuknya pada violet yang seakan akan bisa membunuhnya saat itu juga

Tanpa disangka artha langsung bangkit dari duduknya. Saa artha baru melangkahkan kakinya melewati violet tangannya langsung di tahan oleh violet

"artha aku hanya ingin membantumu" ucap violet. Artha menghempaskan tangan violet kemudian ia menatap violet yang juga menatapnya

"siapa lo yang berhak ngebantu gue? Dan seharusnya lo ga lancang dengan ngebaca data pribadi pasien. Jika semua anak dari seorang dokter seperti mu, maka akan lebih baik jika pemerintah mengeluarkan peraturan agar seorang dokter haruslah orang yang lajang. Agar keluarga mereka tidak lancang membaca data pribadi pasien" ucap artha kemudian pergi meninggalkan violet. Perkataan artha tentu sangat menohok hati violet. Namun entah kenapa violet tak merasa ingin membencinya. Violet menatap ke arah kepergian artha dengan senyum mirisnya

"sekarang aku tau, kenapa aku jadi sulit tidur. Karena aku mencintaimu. Kamu pemilik hatiku artha" lirih violet. Kemudian mengambil tas nya dan pergi juga meninggalkan tempat itu.

***********

Di apartemen artha menyandarkan tubuhnya di sofa depan televisi. Ia mengambil ponselnya dari saku celananya. Dan tersenyum saat melihat wallpaper handphonenya adalah foto ataya yang tersenyum lebar

 Dan tersenyum saat melihat wallpaper handphonenya adalah foto ataya yang tersenyum lebar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
1. Secret With COUSINS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang