03 ~ The Place which Causes of Calamity

96 18 1
                                    

Juli 2044.
Nishioui, Shinagawa-ku.
Shirokawa Girls High School.

Pertemuan Parent-Teacher Association diadakan setelah ujian akhir semester, di mana para murid sudah mulai menikmati masa liburnya. Pertemuan rutin ini diadakan di aula sekolah sebagai bentuk silahturahmi antara wali murid dan guru, yang mana mereka dapat membicarakan tentang perkembangan anak-anak mereka, baik di bidang pendidikan maupun olahraga.

Pertemuan yang berlangsung sekitar dua jam ini dihadiri oleh seluruh guru dan orang tua murid berjalan dengan tertib. Setelah selesai, para wali murid keluar dari aula tanpa saling mendesak, bahkan ada yang bertahan untuk berbincang dengan sesamanya, dengan kenalan maupun teman lama.

Seorang wanita dengan rambut cokelat panjang bergelombang mencari seseorang dari sekian banyak wali murid yang hadir. Kedua bola matanya bergerak lincah di balik kacamata wayfarer dengan kaca berwarna merah muda. Bibirnya membentuk senyum ketika menemukan target, melangkah dengan tenang menghampiri wanita usia empatpuluh tahun, dengan rambut disanggul model chic bun.

"Selamat siang, Toyone Kimiko-san...."

Wanita yang menjadi salah satu wali murid yang hadir itu menatap asing wanita yang menyapanya. Setelah wanita itu melepaskan kacamatanya, Toyone Kimiko terperanjat setengah mati. Ia langsung membuang muka dan mengambil satu langkah panjang menghindari wanita tersebut.

"Tunggu sebentar, Toyone-san," cegah wanita itu memegang lengan Toyone Kimiko.

"Kenapa kau ada di sini, Ouma Haruka?" suara Toyone Kimiko tertekan ke dalam, menahan amarahnya terlepas.

Haruka melepaskan lengan Kimiko. "Maaf membuatmu terkejut."

Kimiko gusar. Ia melirik kiri-kanan. "Apa kau salah satu wali murid di sekolah ini?" tanyanya tidak habis pikir.

Haruka menggeleng. "Aku berniat menemuimu."

"Untuk apa?" ketus Kimiko.

"Kudengar kamu punya anak perempuan, bersekolah di sini. Yang aku tahu dulu kamu dan Toyone-san hanya punya anak laki-laki lebih tua tiga tahun dari anakku, Shu."

Sesaat gelagat Kimiko kikuk, bola mata melirik jauh agar reaksinya tampak normal, tapi ia tidak bisa. "Benar pun, tidak ada hubungannya denganmu. Jika tidak ada pembahasan lain, aku permisi dulu-

"Bolehkah aku bertemu dengan anakmu?"

"Aku dan suami sudah lama melepaskan diri dari Keido Suichiro. Jadi jangan mengaitkan lagi urusan kalian dengan kami," tolak Kimiko tegas.

"Kehadiranku tidak ada hubungannya dengan kakakku. Ia sudah meninggal lima tahun lalu, saat hari itu," ungkap Haruka pelan. Kimiko merasa sesal namun tidak ada kalimat 'maaf' terlontar. "Aku hanya ingin bertemu dengan anakmu, senpai...."

"Apapun alasanmu, aku tidak akan membiarkan kalian menyentuh anak-anakku," tegas Kimiko sekali lagi yang kini tidak ragu melangkah pergi menjauhi Haruka. Langkahnya semakin cepat hingga melewati pintu keluar aula, tidak sekali pun melirik ke belakang.

Haruka termenung di tempatnya berdiri. Menyesal telah membuat pertemuan dadakan dan tidak menghasilkan informasi apa pun. Ia tiba di Shinagawa bukan atas kehendak Shu yang penasaran dengan gadis yang menyanyikan lagu kekasihnya, Haruka lebih penasaran dengan keberadaan seorang anak yang di usianya setahun dapat bertahan hidup sehat hingga kini? Karena angka kematian anak di usia lima tahun ke bawah lima belas tahun lalu sangat tinggi. Terutama Tokyo yang menjadi pusat ledakan virus dari orang pertama yang terserang, Ouma Mana, kakak dari Shu sendiri.

"Apa karena ia dulu tinggal di Oshima? Tidak...." Meski di Oshima pun, pulau kecil itu masih menjadi bagian Tokyo, berarti masih dekat.

Toyone Minori yang dimaksud Shu itu ... siapa?

Guilty Crown: The Righthand of Eve ~She's the Queen~ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang