12 ~ Bet On No-Guarantee

70 9 4
                                    

Ia tidak dapat mengungkapkan kalimat penenang, karena ia yakin air mata manusia tidak akan kering meski penyebabnya menghilang. Ia akan jatuh lagi dan lagi dari pelupuk mata demi membasahi hati yang pilu.

.
.
Guilty Crown: The Righthand of Eve~She's the Queen~
.
.

Unknown Place
One of Da'ath secret laboratory

Miyoshi Kayo membuka mata. Perlahan tapi pasti untuk menyetarakan cahaya yang masuk dengan reseptor pada pupil. Awal gambaran yang diterimanya gelembung-gelembung air. Pendar hijau entah dari mana. Seluruh tubuhnya tak bisa bergerak, namun begitu ia merasa melayang. Kedua matanya benar-benar terbuka. Hanya lima senti dari batang hidung sebuah kaca merefleksi kondisinya kini bagaimana. Kayo membelalak tidak percaya. Ia yakin kaca itu bukanlah kaca berbingkai yang terpasang di dinding maupun jendela pemisah ruang, melainkan sebuah tabung.

Lebih tepatnya ia berada dalam tabung berisi air yang menyelimuti seluruh tubuhnya tanpa busana. Selang pernapasan terpasang menutupi mulut dan hidung, puluhan infus tertancap di berbagai titik badannya.

Ia mengerang ngeri membayangkan dirinya sebagai kelinci percobaan dalam film sci-fi yang pernah ditontonnya. Namun tidak ada tenaga untuk memberontak, pun tidak dapat mengeluarkan suara keras-keras.

Jantungnya berpacu kencang. Degupannya seolah mampu menembus kulit dan terlepas dari rongga. Ia takut, sangat. Kemudian dari salah satu infus mengalirkan sebuah cairan yang menenangkan sarafnya. Begitu efektif membuat kekhawatirannya mereda. Tidak berapa lama kedua matanya pun tertutup. Terakhir yang ia rasakan hanyalah sentuhan air yang lembut dan deru mesin yang menampung jasadnya.

⚫⚫
➖➖⚫❄⚫➖➖
⚫⚫

Dai menempelkan kedua telapak tangannya pada kaca tabung percobaan. Salah satu ujung bibirnya terangkat, puas menatap kristal ungu di tubuh gadis itu hampir menyeluruh hilang. Ia tidak mengkhawatirkan sanderanya, sedikit pun tidak, hanya tidak ingin kecewa kehilangan jasad yang berkemungkinan dapat menjadi Eve-nya.

"Ares~ masih lama?" tanyanya dengan nada manja tidak sabaran menggenggam mainan baru.

Pria itu, Ares, tidak mengindahkan pertanyaan Dai. Ia lebih disibukkan dengan data akan kelinci percobaan kali ini. Ia begitu serius mengkalkulasi, mengetik dengan cepat, membaca pergerakan data dengan teliti, agar tidak ada kesalahan sedikit pun. Selama ini para gadis yang menjadi percobaan selalu gagal untuk dijadikan Eve-nya Dai. Hanya sekali tarikan, void di tubuh mereka memicu virus mengkristalkan tubuh dan mati terpecah-belah. Barang sekali pakai.

Beda dengan gadis yang tidak sengaja dijadikan Dai sandera, padahal niatnya untuk memancing Minori Toyone, tubuhnya bertahan dari pergerakan virus dan pengkristalan yang lambat. Benar-benar barang yang langka. Karena itu Ares ingin sekali menyempurnakan gadis bernama Miyoshi Kayo agar setidaknya bisa menjadi Eve pengganti, untuk berjaga-jaga, meski belum dapat dipastikan.

Dai bersungut akan sikap dingin Ares. Ia kembali menoleh pandangan, menembus kaca tabung percobaan, memanjakan penglihatannya pada tubuh gadis yang tak berdaya di dalam tabung tersebut. Perlahan kedua kelopak mata gadis itu bergerak.

Pandangannya sayu tak sampai pada tatapan Dai. Anak laki-laki itu menyunggingkan senyuman, mengetuk kaca berkali-kali untuk mengalihkan perhatian. Kini tatapan keduanya berserobok. Dai mengisyaratkan dengan telunjuk menunjuk matanya kemudian ke arah mata gadis tersebut.

Guilty Crown: The Righthand of Eve ~She's the Queen~ [END]Where stories live. Discover now