4

32.7K 6K 1.7K
                                    

"YOOJIN BANGUN!!!" Suara teriakkan di telingaku itu bahkan membuat mataku belum mau diajak terbuka. Aku masih ingin tertidur dan mengabaikan apapun yang mencoba menggangguku.

Lalu,

'BRUKKKK'

Suara depisan keras di tambah badanku yang kesakitan membuat mataku seketika terbuka. Amukkan sudah siap diujung lidah saat mendapati si anak setan yang menindihku sedang tertawa.

"Ya! Berhenti bertingkah seperti badanmu itu kecil, lembut dan seringan kapas! AKU BISA MATI JIKA KAU MENJATUHKAN BADANMU KE ATAS BADANKU SEPERTI TADI!!!" aku emosi.

Bibirnya mengerucut, "Aku memang kecil, lembut dan seringan kapas tahu," balasnya ngotot.

Rasanya ingin sekali aku mencengkram wajah polosnya yang belagak tidak berdosa. Aku mendudukkan badanku, mendorongnya agar jauh-jauh. Lelaki yang juga baru bangun tidur dan tiba-tiba berada di kamarku ini kemudian menampakkan cengirannya lagi, "kita jadi ke kebun binatang, kan?"

Loading.

Loading.

Loading.

"Kau tidak boleh lupa dengan janjimu begitu!" Marahnya.

Error. Otakku seketika error. Apalagi saat aku ingat ini hari senin pagi yang cerah. "YA! KENAPA KAU MALAH MUNCUL PAGI-PAGI?" tanyaku panik.

Sehunie memang bisa muncul sesuai kemauan hatinya, meskipun kadang ada hal-hal tertentu yang membuatnya tidak bisa muncul. Dan dia biasanya pintar untuk tidak mengambil alih tubuh Sehun di hari kerja.

Dia duduk di hadapanku, masih di atas tempat tidur.

"Yoojin tidak suka aku muncul?" nada suaranya berubah sedih.

"Bukannya begitu, tapi ini senin pagi."

Ya, senin pagi yang sibuk di mana aku punya shift jam 8 dan Sehun juga harus masuk kantor jam 8. Bukan hanya itu, Sehun juga punya meeting dengan klien penting pagi ini dimana dia sudah mengerjakan materinya mati-matian tadi malam. Anak setan ini tidak seharusnya menghancurkan apa yang dikerjakan Sehun dengan susah payah begitu saja.

Tenang Yoojin, kau harus tenang.

"Aku buatkan susu agar kau bisa tidur, ok?"

"Aku kan baru bangun!" balasnya kalem.

"Ini senin pagi, Sehunie. Kau tidak seharusnya mencuri tubuh Sehun pagi-pagi di hari kerja."

"Biar saja! Itu karena Yoojin ingkar janji kemarin. Kau bilang mau memberikan Sehun eskrim agar aku bisa muncul, tapi kau tidak melakukannya!"

"Jelas-jelas aku hanya asal bicara..." gumamku.

"Aku tidak suka pada orang yang tidak menepati janji!"

Sial, dia merajuk lagi? Aku meremas rambutku sendiri. Astaga, kenapa anak kecil di dalam tubuh orang dewasa ternyata bisa lebih menyebalkan dari anak kecil sungguhan?

***

Sehunie sudah mandi, segar dan wangi sabun bayi. Dia duduk  di sisi ranjang dengan kaos dalam dan celana warna biru mudanya. Mengamatiku yang sejak tadi bergerak.

"Jangan mondar-mandir terus, Yoojin. Kau membuatku pusing!" Dia mengeluh.

Berani-beraninya si anak setan ini mengeluhkan itu kepadaku padahal satu-satunya yang berhak untuk merasakan pusing disini adalah aku.

Langkah kakiku yang sedari tadi bolak-balik untuk membantu otakku berpikir kuhentikan, menatap anak kecil berbadan orang dewasa yang baru selesai mandi itu kesal sambil berkacak pinggang, "kau lebih baik diam jika tidak bisa memberikan solusi."

Bitter BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang