14

29.7K 5.6K 1.3K
                                    


Warning : PG 16

***
"The Devil is real. And he is not a little red men with horns and a tail.
Sometimes, he can be magnefincent and come with everything you wished for.
And the day you finally realized that he is the devil.
It's already too late to run away."

***

Aku memakan makan siangku dengan pikiran kemana-mana, masih teringat pembicaraan singkat yang kulakukan bersama William Parker dini hari tadi. Well, aku memang harus mengakui bahwa aku sempat terpana dengan tatapannya, gaya berbicaranya dan cara dia menahanku saat hampir terjatuh dari tempat tidur, namun untung aku akhirnya sadar bahwa dia hanyalah bajingan parasit lainnya yang harus disingkirkan.

Tidak kalah brengsek dari Steven Monster Trevian, namun kebrengsekan dengan cara yang berbeda.

"I guess you are not so bad to be my kitten." Si bajingan itu mengatakannya sembari tangan kekar yang tadinya menahan punggungku mulai turun ke pantatku.

"Jangan coba-coba menyentuhku!"

"I know you are the unpolite and naughty one."

Aku mendudukan badanku saat William melepaskan genggamannya, dia juga melakukan hal yang sama, mendudukan badannya dengan sebelumnya menanggalkan jarum inpus di tangan kirinya terlebih dahulu, untung tidak berdarah. Hal berikut yang William Parker lakukan ialah menahan badanku saat aku mau turun dari ranjang, membuatku berada di sisi kepala tempat tidur sementara dia berada di hadapanku, memaksaku untuk menatap ke matanya.

"Look at me, pet."

Untuk sepeserkian sekon, aku melalukan apa yang dia mau, menatap ke matanya namun tidak bisa bersuara.

Aku berteriak ketika dia mendekatkan wajahnya ke leherku, melipat kedua kakiku berharap bisa membuat jarak kami menjauh, namun dia malah semakin dekat, mendekati jarak intim. Melihatku yang mulai panik, dia malah mengeluarkan tawa. Shit, aku baru sadar kalau badan Sehun sebesar ini, atau aku yang terlalu kecil?

"Calm, I am just kididing, you are not my type. And I don't touch a girl without her permission." Bisiknya sensual dengan membuang napas hangatnya di leherku.

"You fucking touched my butt!" jawabku emosi.

Ada dua tipe lelaki yang paling kubenci di dunia. Yang pertama manusia laknat seperti Steven Trevian, dan yang kedua ialah lelaki sok dominan seperti William Parker.

William Parker masih tertawa ringan dengan pembawaannya yang terlalu tenang, namun mematikan, "you often touched my butt, too," sanggahnya, membuatku ingin menyangkal namun dia bersuara lagi, "the baby's butt, I mean." Sindirnya, yang membuatku akhirnya memilih untuk tidak membalas.

Sebenarnya, kalaupun aku menyentuh pantat Sehunie, itu karena dia sendiri yang meminta pantatnya di puk-puk sebelum tidur, sama sekali tidak bermaksud melecehkan seperti yang dilakukan William kepadaku.

Aku tidak tahu sejak kapan pembicaraan kami yang awalnya serius berubah menjadi sebrengsek ini, "apa yang kau inginkan?" tanyaku mencoba tenang, mengikuti arah permainannya.­ Kemunculan seorang William Parker tiba-tiba di hadapanku pasti tidaklah seacak yang kupikirkan sebelumnya.

William memundurkan badannya, menyadari aku tidak nyaman berbicara dengan jaraknya yang begitu dekat, "menghentikan kerusakan lanjutan yang bisa kau perbuat..."

"Hah?"

"Kami semua hampir mati, Song Yoojin," ingatnya.

"Dan itu bukan kesalahanku."

Bitter BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang