Bitter Daddies Opening 1

13.3K 1.3K 243
                                    

Edward Friedrich

Edward Friedrich meyakini jika ia merupalan salah satu orang paling tampan di dunia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Edward Friedrich meyakini jika ia merupalan salah satu orang paling tampan di dunia. Darah campuran Jerman-Korea yang mengalir di tubuhnya menjadi komposisi dasar banyak wanita tidak mau berpaling ketika dia lewat.

Rambut gelap, kulit pucat, rahang tajam dan senyuman memabukkan yang membentuk visualisasi sempurna membuatnya tidak sulit untuk mendapatkan apapun yang dia mau.

Ya, apapun. Kecuali satu hal, lelaki itu. Lelaki yang Edward rela berikan apa saja, namun malah jatuh cinta pada gadis bodoh yang tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan dirinya yang sempurna.

Tidak peduli sesempurna apapun dirinya, dia tetap tidak akan menang dari gadis itu, gadis yang mendapatkan orang ya cintai.

Tragis, bukan?

Malam ini merupakan salah satu malam berat yang harus dilewati Edward dengan mood buruk. Namun, siapa peduli? Tiap kali ia menemukan Night Club, perasaannya akan sedikit membaik.

Chanhee menelpon dan mengajaknya mengunjungi salah satu nightclub di Gangnam. Meskipun tidak memiliki Casino, Chanhee menjanjikan minuman yang akan membuatnya jatuh cinta.

Jatuh cinta bukanlah perkara yang sederhana bagi Edward. Di sepanjang eksistensinya dia hanya pernah jatuh cinta sekali, kepada orang yang tidak bisa ia miliki pula.

Okay, mungkin dia harus berhenti memikirkan hal-hal yang menyebabkan perasaannya menjadi tidak enak.

Baru saja Edward turun dari Lamborghini hijau kesayangannya, dia sudah ditatap manja oleh beberapa gadis yang kebetulan lewat, seperti siap menyantapnya di saat itu juga.

Lelaki itu tidak memedulikan kumpulan gadis-gadis yang mengenakan gaun mahal dan tampak mencolok.

Suka mendapati perhatian orang-orang, Edward memasukkan kedua tangannya di saku celana, berjalan dengan gaya cool dan pandangan lurus ke depan penuh percaya diri. Hal itu membuat beberapa gadis yang memperhatikannya menahan jeritan.

Senyum miring terukir di wajahnya. He is handsome and he is proud of it.

"Sehun..." suara perempuan menyapa ketika dia sampai pintu, membuat Edward malas menengok. "Sehun." Panggilan itu berdengung sekali lagi, menampakkan pemilik suara yang memanggil namanya barusan telah berada di hadapannya.

Perempuan yang mengenakan dress hitam itu tersenyum sumringah, berbeda dengan Edward yang memberi ekspresi dingin dan tak suka.

"Ah, aku lega The Baby memang tidak muncul malam ini," katanya sok akrab.

Edward mengabaikan, dia lanjut berjalan dan meninggalkan perempuan yang senyumnya langsung menghilang, membuat beberapa orang di belakang perempuan itu mentertawakan dan memberikan olokan.

Bitter BabyWhere stories live. Discover now