Enam

1.8K 266 66
                                    

Wonwoo selalu suka Soonyoung.

Aneh?

"Enggak."

Jihoon terkekeh di seberang teleponnya, lalu membalas perkataan Wonwoo barusan, "Ya engga aneh buat lo, secara lo kan lagi kasmaran."

"Siapa yang kasmaran sih?"Wonwoo mendengus, merebahkan dirinya di tempat tidur sambil membayangkan wajah Soonyoung yang memakai beret ketika mereka berjumpa tadi sore.

Kenapa sih Soonyoung manis banget?

"Ya lo lah. Emang siapa lagi yang bakal curhat ke gue tentang Soonyoung jam 2 pagi kalo bukan lo?"

Wonwoo melirik jam di nakasnya, menunjukkan jam 2 kurang. Dia menghela nafasnya, "Habisan gue belom ngantuk."

Wonwoo bisa mendengar dengusan Jihoon di seberang, dan dia langsung termangu setelahnya ketika Jihoon membalasnya asal. Haruskah dia melakukannya?

"Kenapa sih lo ga telepon Soonyoung aja?"

*
*
*

Soonyoung menggeliatkan tubuhnya tidak nyaman. Dia tidak bisa tidur. Pikirannya masih tertinggal di toko topi tadi. Mungkin tepatnya tertinggal dalam netra mata Wonwoo.

Soonyoung memejamkan matanya, membayangkan bagaimana kejadian tadi sore terulang lagi di benaknya. Wonwoo berada di hadapannya, dengan memakai beret yang mirip dengan miliknya, lalu tersenyum hangat sampai-sampai Soonyoung yakin kutub utara akan mencair.

Manis banget, dude!

Soonyoung tersenyum, sambil tetap memejamkan matanya. Ah. Walau Chan tadi sempet malu-maluin karena menggoda dia, tapi Soonyoung juga mau tidak mau mengakui kalau topi beret itu seperti couple itemnya dan Wonwoo. Pasti lucu kalau mereka memakainya sambil ngedate di taman hiburan.

"Parah. Gue bisa gila kalo kayak gini mulu,"bisik Soonyoung, memukul kepalanya pelan. Udahlah, dia mau tidur aja. Otaknya tidak boleh berimajinasi lebih lagi, atau Soonyoung yakin, nanti pagi dia bakal bangun terlambat dan berakhir dengan hukuman yang dia dapat di kelas.

CHRING CHRING

CHRING CHRING

CHRING CHRING

Sialan.

Sinting, siapa sih yang nelepon jam segini?

Gue baru pengen tidur, Soonyoung merutuk dalam hati. Goodbye jam tidurnya yang berharga. Walau begitu, tangannya tetap tergerak juga. Dengan malas, dia mengambil ponselnya di dekat jam, meletakkannya di telinga tanpa melihat siapa yang menelepon.

"Halo."

"Eum, halo."

Soonyoung termangu sesaat.

Dia kayaknya kenal suara ini. Familiar di telinganya. Tapi siapa?

"Siapa ya?"tanya Soonyoung dengan nada sopan. Matanya masih bergerak gelisah. Apa ini si Jaehwan ya?Sinting banget nelepon jam 2 pagi. Selarut-larutnya dia mengobrol sama Jaehwan lewat telepon, itu jam 12. Itu juga Soonyoung yang memutus telepon karena dengkuran Jaehwan yang terdengar alih-alih suaranya.

Tapi kayaknya suara Jaehwan enggak seberat ini deh, batin Soonyoung heran.

"Eum itu,"suara di seberang terdengar ragu-ragu untuk melanjutkannya. Soonyoung masih menunggu, dengan tidak sabar akhirnya dia berkata dengan nada mengancam, "Kalau lo engga mau ngomong, gue tuㅡ"

"ㅡgue Wonwoo."

Hening.

Malam itu sudah hening. Tapi Soonyoung rasa keheningan malam ini berbeda. Ini lebih mencekam, tapi anehnya, menyenangkan.

Telinganya tidak salah mendengar kan?

Wonwoo?

Maksudnya Jeon Wonwoo?

"Halo, Soonyoung,"suara Wonwoo terdengar lagi, ada dehaman gugup sebelum Wonwoo melanjutkan, "Lo belom mau tidur kan?"

Soonyoung masih diam.

Ini beneran Wonwoo.

Wonwoo, si cowok dingin yang dia taksir.

Wonwoo, si cowok galak yang ditakuti Chan.

Dan ini, beneran Wonwoo, si cowok yang berhasil membuat fokus Soonyoung terpecah ketika mendengar suaranya.

Soonyoung berusaha keras mengulum senyumnya, yang akhirnya gagal juga, dan dengan sumringah ia membalas, "Belom. Gue belom ngantuk."

Ada jeda sejenak sebelum Soonyoung mendengarㅡatau setidaknya dia yakin bahwa dia mendengarㅡkekehan Wonwoo ketika cowo itu bertanya, "Lo mau nemenin gue engga?"

"Nemenin?"Soonyoung mengerutkan jidatnya, bertanya, "Lo mau pergi kemana malem-malem?"

Wonwoo tertawa, menyeletuk, "Pergi ke mimpi lo aja, boleh?"

Soonyoung menelan ludahnya. Pipinya memerah. Jantungnya mulai berdetak dengan kencangㅡsemoga saja dia tidak terkena serangan jantungㅡ dan perutnya, ugh, ada kupu-kupu lagi disana. Soonyoung menjauhkan ponselnya sesaat, dan menenggelamkan wajahnya di bantal. Mengggit gemas bantal itu sambil berusaha untuk tidak teriak. Pernah lihat orang yang senang setelah digoda oleh gebetan?

Nah itulah Soonyoung sekarang.

Yang menggoda?

Udah merutuk dalam hati kenapa bisa hilang kontrol.

"Soonyoung,"suara Wonwoo terdengar lagi, cowok itu tiba-tiba merasa gugup untuk bicara lagi. Dia membuka mulutnya untuk melanjutkan kata-katanya, tapi Soonyoung sudah membalas, "Boleh. Tapi gue juga pergi ke mimpi lo ya?"

Kupu-kupu ternyata engga cuman berkeliaran di dekat bunga.

Tapi juga di perut Soonyoung dan Wonwoo.

ㅡterutama di malam itu.

*
*
*

CHAPTER 6 END
SEE YOU IN NEXT CHAPTER♡


soonwoo feed us so well these days HUHUHUHU we are so blessed

Simpangan Cinta ㅡ soonwooWhere stories live. Discover now