Sepuluh

1.5K 203 44
                                    

"Lo sendirian?"

Wonwoo mengangguk. Disinilah ia dan Soonyoung sekarang, di dalam rumahnya yang luas namun terasa kosong. Soonyoung kemudian mendudukkan bokongnya, melemparkan pandangan kagumnya pada interior yang indah.

Dan Wonwoo?

Oh tentu, dia juga sama. Sedang menatap kagum pada sebuah objek yang memang indah untuknya.

Si Kwon Soonyoung.

Lama-lama, Wonwoo merasa jadi sedikit tidak nyaman. Bukan karena dia sedang berduaan dengan Soonyoung. Tapi karena mereka berdua cuman asyik terdiam, namun sama-sama enggan melemparkan kata-kata.

Wonwoo harus mengakhiri keheningan ini!

Cowok itu berdeham, ayo Jeon, lo harus kelihatan cool di depan Soonyoung!Wonwoo berusaha mengubur kegugupannya ketika ia bertanya sesuatu yang sedari tadi mengganggunya. "Jadi, lo kangen guㅡ"

"ㅡeh enggak!"Soonyoung buru-buru memotong, wajahnya mulai panik. Soonyoung tahu betul kemana arah pertanyaan Wonwoo barusan. "Yang dibilang Jaehwan barusan itu becanda doang kok,"elak Soonyoung cepat.

Ah.

Kok kayak ada suara kretek sih di hati Wonwoo?

"Oh ya?"Wonwoo bertanya pelan, mengulas senyumnya yang tak ikhlas. Yaudahlah Jeon, memang apalagi sih, yang lo harapkan dari Soonyoung?

Berharap cowok itu bakal suka juga sama lo?

Jangan ngimpi dah lo. Wonwoo merutuk dalam hati. Soonyoung itu masih normal. Masih suka lawan jenis. Bukan kayak Wonwoo, yang sudah berbelok di persimpangan tanpa peduli rambu lalu lintas. Barangkali, memang ini deritanya jadi seorang gay, harus dihadapkan dengan kemungkinan yang ya, sebenarnya terdengar normal tapi menyakitkan untuk yang tidak normal.

"Kalau gitu, tumben banget dateng ke rumah gue,"kata Wonwoo, menyandarkan punggungnya pada kursi. Dia menatap lekat sang lawan bicara. Omong-omong, Soonyoung manis banget hari ini. Dengan dipadu sweater berwarna hijau dengan motif garis-garis, cowok itu tetap kelihatan menawan dengan gaya fashionnya yang simple.

 Dengan dipadu sweater berwarna hijau dengan motif garis-garis, cowok itu tetap kelihatan menawan dengan gaya fashionnya yang simple

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sang lawan bicara menggaruk kepalanya bingung. Mati kutu lagi dah gue, batin Soonyoung. Tau kan kebiasaan Soonyoung kalau dia udah enggak bisa menjawab pertanyaan?

Ya.

Nyengir.

Soonyoung menyengir.

Tapi kali ini, Wonwoo enggak ikutan nyengir.

Wajah Wonwoo masih tetap dengan raut yang samaㅡdingin dan tanpa senyum. Cowok itu menghela nafasnya, "Jadi alasan lo kesini itu, bukan karena khawatir sama gue, ya?"lirih Wonwoo pelan, tapi masih cukup terdengar oleh sang lawan bicara.

Kata-kata itu membungkam Soonyoung.

Wonwoo tersenyum sedih, matanya beradu dengan orbs milik Soonyoung. "Gue kira, lo khawatir sama gue,"ungkap Wonwoo pelan.

Isi hati Wonwoo, akhirnya diperdengarkan pada Soonyoung.

Biarlah, kalau habis ini Soonyoung pulang, Wonwoo juga tidak akan marah. Toh, memang kenyataannya, dia sangat berharap hal ituㅡdikhawatirkan oleh orang terkasih.

"Gue aneh ya,"Wonwoo berujar sambil menggaruk kepalanya. Membuat rambutnya jadi sedikit berantakan karena ulahnya. Soonyoung masih menatapnya, mungkin sikap salting Wonwoo memang selucu dan semenggemaskan itu di matanya.

Kemudian, sang lawan bicara mengendikkan bahunya acuh. "Kalau lo aneh, gue apa?"tanya Soonyoung balik.

Kali ini, Wonwoo yang menatap Soonyoung dengan keheranan. Maksudnya?

"Ya lo tahu kan,"kata Soonyoung, memasang senyumnya yang kelihatan gugup, "Soal yang kemarin malam."

Ah!Wonwoo baru ingat!

"Eh, soal kemaㅡ"

"Gapapa,"potong Soonyoung cepat, "gue ngerti kok, kenapa lo mutusin telepon kita kemarin."

Iya, kemarin malam, setelah momen lamaran alanya Jeon Wonwoo, teleponnya harus terputus karena ponsel Wonwoo kehabisan baterai. Si ponsel yang naas itu, bahkan harus 'rela' untuk mendengarkan umpatan sang empunya ditambah bantingan yang lumayan keras. Wong lagi romantis-romantisnya malah mati?

'Kan enggak banget momennya itu.

Tapi sekarang, Wonwoo benar-benar heran dengan Soonyoung. Masa sih, cowok yang tidak sabaran dan berisik seperti Kwon Soonyoung, mengerti alasan Wonwoo dan putusnya telepon mereka kemarin?Karena, jujur saja, Wonwoo sendiri ragu jika otak Soonyoung sepintar itu untuk memikirkan kemungkinannya.

Kecuali Soonyoung berpikir ah, mungkin Wonwoo cuman becanda aja.

Dan Wonwoo tidak mau Soonyoung berpikiran seperti itu.

"Kenapa?"tanya Soonyoung heran. Dia mencondongkan badannya, agar lebih dekat untuk menatap sang empunya rumah yang sedang duduk di kursi di sebelahnya. Wonwoo menghela nafasnya sembari berucap, "Karena itu salahㅡkenyataannya, gue sama sekali enggak punya alasan buat nutup telepon lo."

Mungkin, kalau Chan atau Somi ada disini, mereka sudah berseru dari tadi. Kenapa sih, lo berdua udah kayak drama-drama korea aja!

Bahkan, Soonyoung juga sama. Dia memasang senyum remehnya, lalu mengibaskan tangannya. "Apaan sih maksud lo,"kata Soonyoung setelahnya.

Apa sih maksudnya Jeon Wonwoo ini. Soonyoug tidak bisa menampik bahwa hatinya sedikit berdebar setelah mendengarnyaㅡayolah, kata-katanya Wonwoo jadi membuat percikan harapan muncul. Memang kenapa cowok itu tidak punya alasan untuk menutup telepon mereka?

Wonwoo menarik nafasnya gusar saat mendengar pertanyaan Soonyoung itu. "Lo beneran mau tahu alasannya?"tanyanya, dan dibalas ujaran yang berusaha terdengar acuh Soonyoung, "Kenapa enggak?"

Ujaran itu, membangkitkan emosi Wonwoo. Diam-diam, hatinya berkecamuk. Ini Soonyoung yang kelewat bodoh, atau Wonwoo yang memang tidak menunjukkan perasaannya. Karena menurut Wonwoo, bukannya sinyal yang diberikannya pada Soonyoung sudah cukup keras ya?

Maka sekarang, jika Soonyoung memang masih tidak mengerti juga, biarkan Wonwoo mengatakan kebenarannya. Akan semuanya.

Akan ketidaknormalannya.

Akan semua alasan dibalik tindakannya.

Dan yang terpenting, akan perasaannya.

Wonwoo membuang nafasnya berat, kemudian menambahkan lengkungan tipis di wajahnya.

"Karena gue suka sama lo, wahai oknum Kwon Soonyoung."

*
*
*

CHAPTER 10 of
SIMPANGAN CINTA

END

*
*
*

Simpangan Cinta ㅡ soonwooWhere stories live. Discover now