Dua Puluh Empat

929 128 8
                                    

TEMAN yang baik adalah teman yang menertawakan dirimu saat kamu lagi kesusahan. Atau juga, punya pengertian sebagai seorang teman yang berusaha memancing emosi kamu dengan memanas-manasi kamu.

Dan Kim Jaehwan, adalah contoh dari pernyataan diatas.

"Kalau gua lihat-lihat, Soon," siang itu, Jaehwan berdiri samping Soonyoung di depan kelas mereka di lantai 3, menatap demo kampanye OSIS yang ada di lapangan, "Seulgi sama Wonwoo cocok juga."

Untung cuman ada mereka berdua disitu, atau enggak, Soonyoung pasti cuman bisa diam dan mengiyakan aja. Yang dipancing memutar matanya malas, membalas enteng, "Gausah mancing dah, gua belom makan siang nih."

Loh, emang ada hubungannya ya, antara perut Soonyoung yang masih kosong sama kata-kata Jaehwan barusan? "Enggak nyambung ah, Soon. Gua bahas apa lu jawab apa," balas Jaehwan kembali, lalu segera berseru setelahnya saat dilihatnya seseorang di bawah, "Eh itu Wonwoo!"

Soonyoung, mau tak mau mengalihkan perhatiannya dari Jaehwan, beralih ke sosok yang sekarang berdiri di tengah lapangan dan ada ehem, Seulgi di sampingnya. Cowok itu menghela nafasnya, sabar Kwon sabar, ini cuman 30 menit dan setelahnya lo kan bisa pulang bareng ama Wonwoo.

Omong-omong, Soonyoung sempat berpapasan dengan Seungcheol beberapa saat lalu ketika ia menemani Jaehwan ke kantin. Dan kelihatannya, abang ojeknya itu jelas sekali sedang kebingungan. Seungcheol kentara sekali menghindari tatapan Soonyoung, padahal laki-laki itu tidak ada niatan untuk meminta nebeng saat pulang nanti.

Entahlah, tapi firasat Soonyoung 'sedikit' tidak enak. Mungkin cuman perasaan gue aja, begitulah cara laki-laki itu mengacuhkan firasat itu setiap kali pikiran itu lewat lagi di otaknya.

Yang penting, sekarang Wonwoo harus menang menjadi Ketua OSIS mereka.

ㅡatau tidak, Soonyoung harus siap meminjam rumahnya untuk Choi Seungcheol selama 1 bulan ke depan.

"Ngomong-ngomong," Soonyoung menoleh, memandang Jaehwan yang masih fokus pada hirup-pikuk di lapangan, "Wonwoo tahu gak, kalau elo yang ada di balik ini semua?"

Kata-kata Jaehwan barusan seolah-olah menyiratkan Soonyoung sedang melakukan kejahatan atau setidaknya sebuah kelakuan yang sangat kurang ajar, jadilah cowok itu protes, "Lo ngomong gitu kayak gua penjahat aja."

Temannya itu mengendikkan bahu, "Emangnya lo enggak jahat?"

Wow. Damn.

"Maksud lo?"

Jaehwan, kali ini memandang lurus ke arah tilik mata Soonyoung, mengubah raut wajahnya menjadi sangat serius. Dan selanjutnya dia mengucapkan serentetan kalimat, "Kalau lo enggak memaksakan Seungcheol buat memilih dia, mungkin sekarang Jeon Wonwoonya elo enggak bakal berdiri disana. Dia enggak bakal dirundung gosip CLBK sama mantannya, lo lihat 'kan dia sebenci itu sama Seulgi. Dan, yang paling penting, 'kan lo tahu seberapa sayangnya guru-guru sama Wonwoo karena cowok itu ikut lomba mulu? Kalau dia jadi Ketua OSIS terpilih, it means dia harus fokus rapat, rapat, dan rapat. And the worst things are, nilainya jadi turun dan ya, guru-guru pasti kecewa. Lo mikir sampe situ nggak, Soon?"

serentetan kalimat itu, mau tidak mau membuat Soonyoung bertanya pada dirinya sendiri.

"Apa gue emang jahat?"

*

*

*

"Masih lama, ya?"

Wonwoo mengendikkan bahunya acuh, dia juga bosen banget disini. Bayangkan aja kamu harus menunggu selama 2 jam cuman untuk mengetahui perolehan suara yang kamu dapatkan, toh siapapun juga Ketua OSISnya, Wonwoo ragu ada perubahan di sekolah ini.

Simpangan Cinta ㅡ soonwooTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon