Lima Belas

1.2K 157 53
                                    

"Napa muka lo?"

Soonyoung menoleh, wajahnya yang tadi tenggelam dalam lipatan tangan terangkat, melengos lalu menjawab santai, "Gapapa."

Jaehwan menghela nafas, sabar Jaehwan sabar. Nasibnya kayaknya jelek banget ya, karena pagi-pagi harus sudah menghadapi mahkluk kayak gini. Baiklah kawan, marilah kita berdoa untuk kesabaran Jaehwan karena lagi-lagi, harus diuji dengan mood perosotan Atlantis milik Soonyoung. Jaehwan menghempaskan tasnya ke mejanya, duduk di sebelah Soonyoung yang kelihatan lesu. Palingan berantem sama Seungcheol kali ya, tebaknya asal.

Tapi kayaknya itu salah besar, karena setelah Jaehwan berpikiran seperti itu, oknum yang dimaksud masuk ke kelasnya, lalu dengan heboh menepuk punggung Soonyoung dengan keras, "WOY KWON SOONYOUNG!!!!", melupakan sesaat imagenya yang cool, tegas, dan dingin sebagai mantan Ketua OSIS.

Sumpah. Berisik banget, kalau boleh Jaehwan tambahkan.

"Anjrit bang, ini masih pagi!" teriak Jaehwan, padahal yang harusnya teriak itu 'kan Soonyoung, karena dia yang dipukul. Sedangkan Soonyoung hanya menghembuskan nafasnya, menatap Seungcheol jengkel, "Berisik," sahutnya pendek.

Hah?

What happened here?

Jaehwan dan Seungcheol langsung menoleh ke arah Soonyoung, yang kini berpangku dagu dengan satu tangannya sambil menatap malas mereka. Yang tadi ngomong itu, benar-benar Kwon Soonyoung, kan?

Karena hey, hey, ini beneran Kwon Soonyoung, si cowok heboh teman sebangku Jaehwan kan? Si 'penumpang' setia ojeknya Seungcheol ㅡwalau dia juga bukan ojekㅡyang rewel, kan?

Kali ini, setelah menatap Soonyoung lamat-lamat selama sepersekian detik, terdengarlah teriakan histeris menyambut telinganya, "IH LO KENAPA?!?!?!?!?!"

Bisa nggak sih, lo bayangin punya teman yang kalau histeris, pasti heboh seperti Choi Seungcheol?

Atau mungkin teman yang kalau histeris, teriakannya benar-benar melengking seperti 7 gajah kumpul buat koor?

Karena kalau lo bisa membayangkan itu, maka lebih gampanglah buat lo untuk memposisikan diri menjadi Kwon Soonyoung. Dia menutup telinganya, mengumpat serapah dengan muka malas, "Berisik, njir," katanya jengkel.

"Ih lo kenapa, dah?" tanya Jaehwan heran. Tangannya menunjuk Seungcheol, lantas menuduh kakak kelasnya itu, "Lu apain nih anak, bang?"

Seungcheol malah balik bertanya heran, "Lah, emang gue ngapain?"

"Loh, kok malah lu balik nanya, bang?"

"Ya, habisnya gue juga enggak ngapa-ngapain dia, kok."

"Terus, keㅡ"

"ㅡbisa diam nggak sih?"

Celetukan 4 kata itu, sukses seketika membungkam perdebatan singkat antara Jaehwan dan Seungcheol. Sekarang, mereka benar-benar sadar kalau ada yang salah disini. Tidak, kesalahan di diri Soonyoung ini bukan kesalahan dalam artian menyenangkan. Ada banyak contoh dari gelagat kesalahan yang menyenangkan di diri Soonyoung.

Tapi ini beda.

Ini kesalahan yang menurut Jaehwan dan Seungcheol memang kesalahan. Sesuatu yang tidak beres telah terjadi sepertinya.

"Lo gapapa, Kwon?" Seungcheol bertanya, tanpa aba-aba menempelkan punggung tangannya pada kening Soonyoung, lantas memegang keningnya lagi. "Lo nggak demam, kok," katanya heran.

Jaehwan sendiri masih memandangi Soonyoung, ini anak kenapa jadi berubah banget, sih? Kemarin sore, saat Soonyoung datang ke rumahnya, kayaknya semua baik-baik aja. Malah sangat baik-baik saja. Tapi sekarang, kata 'baik-baik' saja itu jadi harus dibumbuhi kata 'tidak' di belakangnya.

Simpangan Cinta ㅡ soonwooWhere stories live. Discover now