Chapter 2 After All this Time

1.8K 297 25
                                    



Seungwan yang berusia dua puluh tahun saat itu bersikap terang-terangan, ceroboh dan ceria diluar kewajaran. Menyukai salah seorang senior yang berada di fakultas yang sama dengannya, Min Yoongi. Terkenal kejam, dingin, kaku, sekaligus ditakuti seantreo kampus, tapi juga digilai para wanita.

Otak cerdas, kaya raya, wajah tampan, serta tubuh tegap atletis hasil dari latihan basket rutin membuat namanya cepat melambung tinggi bahkan ketika baru pertama kali ia menginjakan kaki di kampus ini. Belum lagi, teman seanteknya yang punya reputasi kurang lebih sama dengannya, Do Kyungsoo, paling tampan diantara mereka, kasar, tidak peduli dengan orang disekitarnya, serta berkepala batu. Mark Tuan, tampan, playboy kelas kakap, jahil dan usil dengan cara yang sangat tidak menyenangkan. Serta Ilhoon, yang bisa dikatakan paling normal diantara semuanya. Tampan, cerdas, digilai kaum hawa, namun suka berkelahi. Manusia es, kepala batu, playboy kelas kakap dan raja berkelahi. Lengkap sudah.

Seungwan harusnya membodohi diri sendiri karena ia telah terperosok jatuh menyukai satu diantara mereka. Sepanjang karir percintaannya selama dua puluh tahun, Seungwan tak pernah ingat ia menyukai seorang seaneh Min Yoongi. Semuanya tampak normal. Tidak dingin, kaku, apalagi kejam.

Menyukai salah satu dari mereka berempat adalah bunuh diri. Begitu kata Kang Seulgi pada Seungwan. Sikap mereka yang kejam, terutama si manusia es, Min Yoongi, tidak mengenal siapapun. Termasuk, atau Seungwan bisa mengatakan, terutama, pada siapapun perempuan yang ribut mengajak Yoongi berkencan sehingga mengganggu Yoongi.

Waktu itu sebuah kerumunan perempuan sedang heboh membicarakan sesuatu di sebuah lorong, dimana, sesuai perkiraan mereka, Min Yoongi akan lewat. Seungwan, yang memang menyukai melewati lorong itu demi melihat Yoongi, memperhatikan kerumunan itu dengan penasaran di salah satu teras kelas.

Yang ditunggu-tunggu akhirnya datang, es berjalan itu keluar dari kelasnya di ujung lorong, diikuti si kepala batu, Do Kyungsoo. Mereka berdua berjalan dengan angkuhnya mendekati kerumunan, seiring itu, kerumunan membelah diri menyisakan seorang perempuan cantik yang berdiri gugup sambil membawa sebuah bingkisan. Ia tersenyum sebaik mungkin ketika Yoongi semakin mendekat kearahnya. Mulut Min Yoongi otomatis mendecak. Mengetahui apa yang akan terjadi setelah ini.

"Singkirkan kotak itu. Singkirkan kata-kata memuakan yang sedang kau susun. Singkirkan cengiranmu." Yoongi memerintah. Matanya berotasi dengan jengah.

Do Kyungsoo disampingnya hanya menyeringai, sudah biasa melihat pemandangan ini. Dilihatnya perempuan itu hendak menangis. Emosi Yoongi meningkat: semua perempuan yang mengajaknya berkencan selalu menangis karena telah ditolaknya. Yoongi pikir mereka bisa melelehkan Yoongi dengan air mata mereka. Sama sekali tidak benar. Yoongi benar-benar muak.

"Menangislah disini dan pipimu akan lebam karena tinjuku mendarat di wajahmu." Geram Yoongi.

Seungwan yang dapat mendengar Yoongi berbicara merasa bergidik. Ia bisa melihat kerumunan itu menipis sedikit demi sedikit. Mungkin sekali merasa bergidik seperti yang dirasakan Seungwan.

Diluar dugaan, perempuan itu mengabaikan peringatan Yoongi, ia berdiri kukuh di tempatnya, dipandanginya dengan tatapan memelas kearah Yoongi. Yoongi membuang muka, yakin sekali ia akan muntah setelah ini.

"Menyingkirlah gadis cantik. Yoongi serius akan meninjumu." Seseorang bergabung dengan mereka. Itu adalah Mark si playboy kelas kakap.

Perempuan itu tampak meneguk salivanya, namun tak berpindah dari tempatnya, sehingga Do Kyungsoo yang irit bicarapun bergumam, "terlalu berani."

Ten Million DollarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang