Chapter 25 Old but More Hurt

3.3K 336 191
                                    


Note: Long chaptered ! Still angst, sad, hurt etc.

 if you dont want to torture yourself, leave. Just let Seungwan torture herself :") wkwkwk

.

.

.

Seungwan terbiasa untuk berusaha tidur, setelah melewati hari yang sangat berat atau menyakitkan. Sudah beberapa hari ini dia mengalami hari yang berat dan menyakitkan, dia sudah sering tidur, sehingga sering kali tubuhnya tak mau berkompromi untuk tidur lagi. Maka, terkadang Seungwan harus mengonsumsi beberapa pil untuk membantunya tidur.


Alasan klasik, kenapa Seungwan lebih suka tidur. Dia tidak merasakan sakit lagi, kesedihannya seakan sirna. Hampir sama seperti mabuk karena minum anggur berbotol-botol. Jadi setelah bangun, walaupun teringat semua hal menyakitkan yang ia alami sebelumnya, perasaan sakitnya berkurang. Seungwan lebih mudah untuk pura-pura lupa dan berperilaku seakan tidak ada apa-apa.


Setelah menangis sampai air matanya kering pagi kemarin, Seungwan pergi tidur, tentunya dibantu dengan sebuah pil tidur. Baru terbangun ketika matahari hampir terbenam. Seungwan sudah menduga kalau Yoongi tak akan berada di rumah. Namun dugannya salah. Yoongi sedang duduk menatap layar laptop di meja kerjanya, yang terletak berseberangan dengan ruang tengah. Seungwan terpaku sejenak ketika melewati ruang tengah dan mendapati Yoongi di seberang.


"Yoongi?" Seungwan memanggil waktu itu, setengah tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Yoongi ada di rumah di sore hari, nyaris mustahil seperti Seungwan bukan wanita keras kepala.


Yoongi mengangkat wajahnya, hanya untuk memperlihatkan tampangnya yang kusut. Tak ada ekspresi penyesalan disana, seperti ia tak pernah mengatai ngatai Seungwan beberapa jam sebelumnya.


Seungwan kemudian berlalu, menganggap Yoongi sudah melupakan kejadian tadi sama seperti Seungwan sendiri. Bertingkah seolah tidak terjadi apa-apa. Yoongi baru memalingkan lagi wajahnya ke layar laptopnya ketika Seungwan menghilang di balik pintu.


Seungwan dan Yoongi menghabiskan sore dan malam itu dengan saling berdiam diri. Masing-masing berpikir bahwa babak baru dalam kehidupan pernikahan mereka akan dimulai sebentar lagi.


Seungwan tidur dengan bantuan pil tidur lagi. Terbangun pada pukul lima pagi sebelum alarm ponselnya membangunkannya, menampilkan jadwal makanan yang harus dia buat hari ini. Jadwal resep makanan yang sudah ia buat sejak berbulan-bulan lalu. Seungwan nyaris tak perlu jadwal itu lagi karena ia sudah punya rencana dan caranya sendiri. Tapi untuk alasan yang tak tahu apa, Seungwan tak mau menghapusnya.


Potongan hal yang terjadi setelah detik ini seperti reka ulang adegan yang sudah sangat sering diceritakan, dan akan sangat sering muncul dalam beberapa hari kedepan. Yoongi masih terlelap disampingnya. Kemeja hijau army, dasi, kaus kaki, jam tangan. Menyiapkan sarapan pagi. Membangunkan Yoongi. Mandi pagi. Berpakaian. Menyambut Yoongi. Setelah ini Seungwan akan ditolak.


Kalian akan bosan dengan runtutan ini. Tapi Seungwan tidak sama sekali.


Seungwan duduk di salah satu kursi makan, memoleskan lipstick merah maroonnya, menyiapkan stiletto sepuluh sentimeternya di bawah meja, memandangi semua hidangan yang telah ia siapkan sebelumnya, asapnya yang membumbung tinggi dan aromanya yang memenuhi dapur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ten Million DollarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang