Chapter 10 On Call

1.4K 283 104
                                    


Seungwan sudah sering kali terkena imbas kemarahan Yoongi. Tak terhitung. Sejak ia masih mahasiswa sampai ia berubah status menjadi istrinya. Tapi mungkin kemarahan Yoongi pagi tadi adalah yang paling mengerikan. Seungwan tak pernah benar-benar melakukan kontak fisik ketika Yoongi marah, tapi kejadian tadi pagi membuat Seungwan tahu bahwa kemarahan yoongi tadi sanggup membuat Seungwan menangis sesenggukan selama satu jam penuh.


Itu adalah kesialan Seungwan yang pertama, kesialan Seugwan yang kedua terjadi lima belas menit setelah Seungwan berhenti menangis. Bel pintu berdenting—Seungwan dalam keadaan tidak mau bertemu siapapun, terutama sahabatnya, Seulgi.


"SEUNGWAN!!!" seru Seulgi di ambang pintu, jelas terkejut melihat wajah Seungwan yang sembab, Seungwan berusaha tersenyum sebaik mungkin, walaupun ia tahu itu percuma. Seulgi masuk dengan tergesa, meletakan dua buah papper bag di meja makan, ia mendekati Seungwan, kemudian menangkup wajahnya—melihatnya dengan khawatir.


"Apa yang terjadi padamu???" tuntutnya, Seungwan melepaskan tangan Seulgi dengan enggan. Tidak ingin mendengarkan ceramahan Seulgi.


"Tidak ada yang terjadi." Jawab Seungwan. Ia mendekati paper bag di meja, mengintip isinya.


"Aku membawa beberapa barangmu di kantor—tertinggal." Kata Seulgi, "tapi itu tidak penting—duduk kemari dan ceritakan apa yang terjadi." Tuntut Seulgi, duduk di salah satu kursi makan.


Dahi Seungwan mengkerut, tidak suka ide itu, Seulgi akan mengatainya bodoh lagi. Menceritakan kejadian tadi itu berarti Seungwan harus menceritakan semua hal yang terjadi beberapa minggu belakangan—Seungwan tidak mau membuat Seulgi khawatir. Selama ini Seungwan selalu berkata pada Seulgi bahwa semuanya baik-baik saja dan Yoongi tidak seperti dulu lagi, ia sudah memperlakukan Seungwan dengan lebih baik.


"Tidak ada yang terjadi." Ungkap Seungwan, membelakangi Seulgi, berniat membuat dua cangkir teh untuknya dan Seulgi.


"Kau tidak bisa bohong padaku, Seungwan. Kau ingat?" balas Seulgi ngeyel.


Seungwan mendengus. Tetap tidak mau menceritakan yang sebenarnya, Seungwan menaruh secangkir teh ke hadapan Seulgi. "Aku benar-benar baik-baik saja." Jawab Seungwan menaikkan kedua bahunya.


Di luar dugaan, Seulgi tampaknya menyerah. Karena setelah itu Seulgi hanya balik mendengus, menyeruput tehnya, kemudian bergumam. Biasanya Seulgi akan mencerca Seungwan sampai Seungwan bicara. Seungwan menaikkan alisnya dengan heran.


"Apa yang terjadi?" Seungwan balik bertanya pada Seulgi.


"Tidak ada yang terjadi." Kata Seulgi tampak enggan.


Seungwan menyipitkan matanya, tidak percaya. "Kau tidak bisa membohongiku, Seulgi, ingat?"


Seulgi tampak menghela nafasnya. Ia mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja makan, tampak kebingungan, yang mana sama sekali bukan Seulgi yang Seungwan kenal.


"Ingat Jimin??" tanya Seulgi, akhirnya buka suara.


Ten Million DollarsUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum