¦pt.4¦

2K 140 0
                                    

Pure blood
_________________

13.10 kst

Aku dan jisoo eonnie sedang duduk ditemani oleh eunwoo oppa di kafe depan kampus kami. Sudah 2 hari aku tak berjumpa dengan taehyung. Entah dimana ia berada sekarang. Sebenarnya jujur aku ingin melihat wajahnya lagi. Tapi mungkin takdir tak memungkin kan.

Oh jika tentang malam itu, Memang aku masih mengingat ingat kejadian itu.
Rasanya seperti ada sengatan ketika taehyung menciumku.

"Jennie-ah!!"

"Ha.."
aku tersadar dari lamunanku saat kudapati eunwoo oppa memanggil namaku.

"Apa yang kau pikirkan tengah hari tua begini?.."

"Ah Aku hanya-Lupakan saja" Jawabku.

"Aneh" Jisoo eonnie menyengir padaku.
Aku balik menyengir pada jisoo eonnie.

"oh ya setelah ini aku akan pergi ke ruang dosen di gedung c." Ucapku.

"biar kutebak, Kau belum mengumpulkan tugas rangkuman mu" Tebak jisoo eonnie.

"hehe.."

"kau ini.."

"rangkuman apa?" Tanya eunwoo oppa.
"rangkuman tentang karekteristik manusia" Jawabku.

"ouh, Sepertinya kuliah ilmu psikologi menyenangkan juga" Ucap eunwoo oppa.

Aku dan jisoo eonnie serta eunwoo oppa memang mengambil jurusan yang berbeda sebagai mata kuliah. Aku dan jisoo eonnie mengambil psikologi sedang eunwoo oppa mengambil sastra Korea.

Aku sendiri sudah tertarik dengan psikologi sejak dulu. Salah satu alasannya karena ayahku. Ia seorang psikolog terkenal. Selama hidupnya ia mengajariku ilmu ilmu psikologi.

Bahkan aku mempunyai bakat sepertinya yaitu;

aku dapat mengetahui pribadi orang dengan mengamati orang tersebut, bahkan aku tahu apa yang akan terjadi beberapa detik kedepan, ditambah aku dapat mengetahui kebohongan dan kejujuran. Tapi aku tak asal memberi tahu kepada orang orang tentang bakatku.
Karena, Itu berbahaya.

Yang mengetahui ini hanya orang orang terdekatku saja seperti ibu, ayah, nagyung, jisoo eonnie, dan eunwoo oppa. Merekalah yang mengetahui seluk beluk hidupku.

"baiklah, Kalau begitu sia-"

"aku baru ingat! Aku dan temanku harus membuat suatu proyek. Ya. Pro-proyek" eunwoo oppa langsung beranjak pergi.
Aku menatap eunwoo oppa heran saat ia keluar kafe. Saat aku membalik kan badanku kudapati jisoo eonnie pura pura menelepon.

"oh.. Ya.. Yeoboseyo.. Nee dahyun-ah.. Ya aku akan kesana. Ya ya.. Eoh.. Sekarang? Ah nee dahyun.. Arras-"

"eonnie ah kau tak perlu memakai tak tik tak berguna itu. Cukup kau bilang tak ingin ikut. Baiklah aku duluan. Annyeong"
Aku mengambil backpack ku dan segera pergi ke gedung c.


























Author

Sementara itu-

"ha Dia kira hidupnya akan berakhir bahagia. Oh jennie yang malang"
Seorang pria berusia 40 tersenyum licik melihat monitor di kaca bohlam

"pak dia sudah datang" Ujar salah satu pengawalnya. "oh panggil dia masuk"
Jawab pria tersebut

"hey my bro. Apa kabar kawan. Atau lebih tepat, Kawan lama" Lelaki muda tampan memasuki ruang tersebut.

"hahaha.. Bisa saja kau ini. Apa kau tahu mengapa aku memanggilmu setelah sekian lama?" Tanya pria itu.

"tentu saja. Kau selalu memanggilku kalau ber-urusan dengan gadis ini. Yaa dia sudah besar sekarang. dan, Tambah cantik" Ujar lelaki muda tadi sambil mengamati kaca bohlam.

"kau benar. Dia mengingatkan ku pada ayahnya. Sayangnya ayah tercintanya sudah tak ada di dunia ini. Hahaha!"
Tawa pria itu membahana di satu ruangan

"apa yang akan kau perbuat padanya kali ini" Tanya lelaki muda itu.

"oh kau tahu apa yang aku mau dari gadis ini" Ucap pria tua itu. "keinginan mu dari dulu tak pernah berubah. Baiklah aku dan pasukanku akan segera mendapatkan apa yang kau mau. Kau tahu aku suka tantangan" ujar lelaki itu dengan senyum licik.

"hahaha! Kau memang paling mengerti.
Ku pegang janjimu... Daniel"

===

Jennie

Aku baru saja keluar dari gedung c saat kulirik jamku, kudapati ini sudah jam
13:05. Aku memutuskan untuk sekedar berjalan sambil mendengar lagu sebelum kembali ke kelas. Sekarang aku berjalan di taman kampus sembil menenagkan pikiran.

Hari yang indah untuk bersantai.
Cuaca kali ini sangat bersahabat. Aku merebahkan diriku di samping kolam kecil. Sungguh menyenangkan. Tidak sampai kutahu bahwa ada orang yang berjalan ke arahku.

"untuk siapa pun itu kusarankan kau diam di tempatmu sekarang juga jika kau tak ingin pipimu bengkak" Setelah aku berkata seperti itu dia berdiam di tempat. Tapi kemudian melanjutkan langkahnya perlahan ke arahku.

"oh ayolah aku masih dapat merasakanmu" Orang tersebut menghiraukan perkataanku. Aku mulai sebal.

"aaiish!! Apa kau tak bisa membiarkanku bersan-"

Saat aku duduk dan membuka mataku, kudapati orang tersebut berjongkok di depanku dan Dia Sangat dekat dengan wajahku.

Lebih parahnya, Orang tersebut adalah taehyung. Dan ia tak memakai topi.
Aku hanya mematung menatap mata cokelatnya. "cukup dengan tatapanmu itu, Aku tahu aku terlalu tampan. Tapi cepat kita kehabisan waktu"

"mwo?"

"ppali berdiri. Mereka akan segera datang"
Ucap taehyung. "mereka Siapa?" Tanyaku lagi. "Nanti saja bertanya nya. Ppali"
Jawab taehyung.

"tap-"

"ah kau terlalu lama"
Taehyung mengangkat ku dengan bridal style.

"ya! Bwoeya? turunkan aku!!"

"ini akan cepat.." Ujar taehyung

"ap-AAKAHAKHHH!!!"
aku menutup erat kedua mataku.
Bisa kurasakan aku dan taehyung mengambang sekarang.

Saat kubuka aku dan taehyung sudah berada di hutan terlantar.

"dimana kita.."Aku merasakan berat di kepalaku.

"Sekarang aku perlu kau tenang. Semuanya akan baik baik saja.Yang ku minta kau hanya perlu menutup matamu"
Aku bingung dengan penjelasan taehyung. Ditambah rasa berat di kepalaku semakin menjadi jadi.

Tapi, Kejadian berikutnya sudah di luar prediksi ku. Taehyung menggigit leherku. Yang kurasakan sekarang hanyalah gigi tajam di dalam leherku.

'aniyo.. Solma..'

Rasa berat ini, Aku.. Aku tak bisa menahannya lebih lama lagi.. Aku.. Setelah itu yang kulihat hanyalah kegelapan.

Author

Taehyung memandangi tubuh jennie yang tak berdaya.

"mian jennie.."

"waaa.. Sungguh pemandangan yang indah" Dan disana taehyung mendapati daniel.

"Maaf daniel.. Tapi, time to go"

===

an: G jago aing mah:(

PURE BLOOD✔️Where stories live. Discover now