¦pt.12¦

1.1K 87 0
                                    

Pure blood
_________________


Hari hari berlalu di loterdox.
Aku mulai terbiasa dengan bangtan dan hal hal aneh disini.

Tak terasa aku sudah 3 bulan disini.
waktu berjalan cukup cepat disini.
Rasa rasanya baru kemarin aku datang ke dunia tak dikenal ini.

Namjoon dan jin oppa belum kunjung pulang dari hutan timur. Tapi jimin oppa bilang mereka akan pulang siang ini dengan tamu istimewa.

Aku tak tahu dan tak ingin tahu sebenarnya siapa tamu istimewa itu.
S

ekarang aku sedang duduk duduk di kasur kamarku dengan jhope oppa sambil menggambar.


"wah jennie gambaranmu sangat bagus"
Puji jhope oppa.

"ah jjinja? Haha menurutku ini biasa saja tapi makasih. Gambaran oppa juga bagus"
Aku memuji balik.

"haha kau orang pertama yang memuji gambaranku. Member lain bilang gambaran ku jelek. Makasiih"
Ujar jhope oppa.

"ani sungguh gambaran oppa sangat bagus!" Celaku.

"baiklah baiklah"

Dengan begitu aku dan jhope oppa melanjutkan aktifitas masing masing.
Sampai terdengar ringkikan kuda.

"oh! Namjoon hyung!"

"oh! Jin oppa!"

Aku dan jhope oppa langsung meninggalkan kamarku dan pergi menuju ruang tamu untuk menyambut kepulangan namjoon dan jin oppa.

Jhope oppa menyambut mereka dengan senyum cerianya. Sedang aku, Senyumku terhenti begitu pula kakiku, di tangga tangga saat melihat kedatangan seorang paruh baya yang asing.


Kulihat semua member bangtan menyambut pria tua itu sambil memeluknya. Aku hanya bisa menatap mereka heran.

Lalu tiba tiba pria tua itu menyadari keberadaanku. Ia menatapku begitu pula dengan member bangtan.

Kulihat taehyung memberi isyarat untuk turun dan menyapa pria tua itu. Tapi aku terlalu bingung bahkan untuk berbicara.


"taehyung-ah.. Tidak perlu"

Pria tua itu tiba tiba berbicara. Suaranya yang dalam, membuatku merinding mendengarnya.

"Jennie, Kim Jennie"

Aku tak bisa melihat wajahnya dengan jelas karena ia menggunakan tudung.
K

ulihat ia membuka tudungnya memperlihatkan wajahnya.


Saat kulihat wajahnya tiba tiba aku teringat wajah ayahku yang tidak berbeda jauh dari wajahnya.

Aku termenung. Dan air mataku terkumpul. Dia mengangkat kedua tangannya mengisyaratkan aku untuk pergi ke arahnya.

PURE BLOOD✔️Where stories live. Discover now