VIII

2K 404 32
                                    

puisi kedelapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

puisi kedelapan

<e>

permisi, gamma.

kurangkai ekuivokasi ini setelah ingar bingar acara.

terkaman hembus cuaca malam di kulitmu menjelma rasa ngantuk.
tersurak nona mengais dadaku,
meski sebenarnya sudah kusediakan
hidupku
-seluruhnya untuk kau rengkuh.

<e>

efisien kata disambut ramai
dan band mocca melantunkan melodi rayunya di panggung penuh cinta.
sengaja, ini puncak rencana eksamen racauan keledai pukul 11 malam.

<e>

kerumun pijar konser kekal tidak menenggelamkan egosentris;
fokus sekujur diri eksklusif terlena pada nona.

oh dewi, betapa jelita.

dengarlah malaikat, sudah tidak ada eksitus
bagi wajah nona;
untuk minggat dari pembuluh darah,
juga
segumpalan rasa.

abadilah dirinya jadi saka pondasi rumahku-rumah khusus kalimatku.

<e>

balutan teriakan dari seluruh penjuru tempat ini,
berlaju menyelami larik demi larik "home"
termasuk kita.

after a long long walk
i finally found my way
after a long long time
i finally found my place

warm hug is a home
i've found that i belong here
warm hug is a home
i knew that i belong here

<e>

selebihnya aku membalut suasana-cara eksklusivisme.
tuan candu menempati hunian dalam hati.
suruhnya membisikkan sayup,
menanak kontan ucapan mulut kemudian.

"h-hey gam-gamma... a-aku mencintaimu dari awal bertemu."

<e>

momen tanganku resah,
gundah,
bergetar,
tegang menunggu nona menyadari hadirnya kejujuranku.

<e>

memilah bingkai tatap ke atas panggung.
betapa egat
putusan nona tidak mencegat
kalimat mulut
nona tidak acuh
mengolok nyataan tadi sebagai candaan selewat.

<e>

terpaksa.

aku mengubur eksofasia rasa (lagi)
kupasang eksofora sejati (lagi)

<e>

kali ini, aku turut menyanyikan fasih bagian reff.
tapi
menukar euforia suka citanya dengan sugesti luka.

<e>

tidak kesempatan hari ini, mungkin
takdir Tuhan mengizinkan
isi hatiku disuarakan
untuk kau dengarkan
untuk kita selaraskan
semata-mata buat bahan mengawali sebuah hubungan.

<e>

entah kapan tiba
aku tidak pernah menuntut dibalas, pula.

benar, tujuanku cuma menyatakan-

(pendaman kekaguman
yang sekarang
tambah tumbuh
dalam fase romansa).

supaya diakui keberadaannya-.

oleh,
hwhj di bandung. (beres nonton acara musik mocca sama nona gamma)

 (beres nonton acara musik mocca sama nona gamma)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ok w lagi sedi gara2 gajadi nonton mocca bye

eh iya, adakah kritik dan saran untuk work ini?

Kalimat Tak Butuh RumahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang