Sudana Bagian 3

30.1K 555 80
                                    

Pagi jam setengah tujuh Dimas bangun, tersenyum karena dirasakannya kehangatan pelukan Pak Sudana dari belakang yang memeluk dirinya, disingkirkannya tangan Pak Sudana perlahan lalu Dimas membalikkan tubuhnya. Dipandanginya wajah Pak Sudana.

Pak Sudana tersenyum dengan mata masih terpejam.

"Udah bangun, 'yang?"

"Hmm ... "

Lalu Dimas mengecup bibir Pak Sudana.

"Bang masuk apa? Sore yaa?"

"Iyaa. Abang tidur lagi yaa. Rasanya capek banget, keenakan sama kamu semalam."

"Hahahahah. Iyaa, bang, tidur aja, aku nanti berangkat ngga bangunin abang yaa."

Dimas kemudian masuk kedalam kamar mandi, membuka semua bajunya dan menyalakan kran air showernya. Rasa dingin dari shower menyegarkan badannya. Setelah mandi ia langsung berpakaian dan kemudian membuatkan kopi untuk Pak Sudana sebelum berangkat kerja.

Jadwal di kantornya hari ini penuh dengan meeting. Dari satu meeting ke meeting berikutnya. Persiapan pindah ke kantor baru sudah dilakukan dari sekarang dan Dimas memimpin langsung rapat kantor yang dihadiri oleh semua manager. Dimas adalah direktur muda kesayangan para managernya karena selalu memberi contoh dan membuat para managernya merasa segan karena Dimas tak pernah terlihat bossy. Dia selalu menunjukkan keramahannya dan siap membantu siapa saja yang membutuhkannya.

Selesai meeting sebelum makan siang, personalia managernya meminta waktu untuk menghadapnya.

"Kang Dimas, saya bisa bicara sebentar?"

"Eh, Bu Retno, ada apakah? Yuuk ke meja saya."

Dimas kemudian mempersilahkan Bu Retno duduk di kursi yang ada dihadapannya.

"Ada apa? Tumben Bu Retno ini mau ketemu saya."

"Hahahaha, iyaa, kang, saya ini kan mau cuti sekitar dua minggu karena persiapan pernikahan anak saya. Itu satu. Lalu yang kedua, karena Ujang sudah mengundurkan diri dan saya belum mendapatkan kandidat yang pas untuk pengganti Ujang, saya mau mengusulkan untuk sementara waktu gimana kalo Yoga saja yang menggantikan Ujang."

"Yoga? Yoga security?"

"Iyaa, kang, tadi pagi saya sempat bicara dengan dia dan menanyakan apakah dia mau untuk jadi office boy di kantor ini, nanti kalo kantor sudah gabung di gedung baru, dia bisa balik lagi jadi security karena saya dengar dari HRD pusat untuk office boy dan office girl sudah ada timnya."

"Bu Retno, congratulations for the wedding of your daughter yaa. Lalu mengenai Yoga, saya pada dasarnya tidak berkeberatan. Tapi saya mau Bu Retno diskusikan dulu hal ini sama Pak Sudana, dia kan ada di bawah Pak Sudana."

Bu Retno tersenyum.

"Sudah, Pak, saya sudah bicara sama Pak Sudana, sejujurnya justru Pak Sudana yang mengusulkan Yoga waktu saya iseng ngobrol sama Pak Sudana dan menanyakan apakah punya kenalan yang mau jadi office boy."

Dimas terkejut tapi dia bisa menyembunyikan rasa terkejutnya itu dengan baik.

"Ooh gitu. Kalo memang ngga ada masalah, silakan proses aja, Bu Retno, mengenai gaji dan lain sebagainya."

Bu Retno kemudian mengangguk dan segera berdiri.

"Kalo begitu saya pamit ke ruangan saya dulu, Kang. Oh iya, kang, saya juga sudah brief Yoga mengenai tugas-tugasnya, utamanya yaa dia harus ngawal Kang Dimas kalo pas Kang Dimas lembur, saya bilang sama dia kalo para manager ngga mau direkturnya terlantar kalo lagi lembur."

SUDANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang