Sudana Bagian 20

19.7K 435 19
                                    

Selesai makan, Dimas kemudian masuk ke dalam kamar, lalu ke kamar mandi, hari ini dia merasa gerah sekali. Udara panasnya menyengat, pendingin ruangan di kamar pun seolah tak terasa. Dia kemudian menyalakan keran shower air dingin, lalu membuka baju dan celananya setelah itu ia berdiri dibawah shower. Dibiarkannya air dingin meresap mulai dari kepalanya sampai ke seluruh tubuhnya.

Tak lama kemudian Yoga masuk ke dalam kamar mandi. Melihat badan Dimas yang putih mengkilat tertimpa air dari shower, kontolnya berdiri perlahan, dia berjalan ke arah Dimas lalu setelah dipeluknya Dimas dari belakang.

Dimas menoleh, ia kemudian membalikkan badanya, kini mereka berpelukan berhadapan. Dimas mencium bibir Yoga lembut, Yoga mematikan keran shower. Dimas meraba dada Yoga, jarinya berhenti di putting Yoga yang kemudian dipilinya secara perlahan.

"Aaaaahhh .. Beeeebb, sshh .... Beeebbb ... "

Yoga kemudian mendorong Dimas sampai ke tembok tempat tidur lalu dia menurunkan kepalanya dan ketika mulutnya tepat berada di putting Dimas, dihisapnya putting itu dan digigitnya.

"Ooohh ... Mas Yooggghh ... Aaaahh ... Maassshhhh .. Maassshh ... "

Yoga terus menghisap dan menggigit putting Dimas bergantian. Dimas kemudian mendorong tubuh Yoga lalu dia berlutut, tepat dihadapannya kontol Yoga yang berdiri tegak. Diremasnya kontol itu perlahan lalu diciumnya dan dimainkannya lidahnya di lubang kencing Yoga, lidahnya berputar putar menjilati sekeliling kepala kontol Yoga.

"Anjiiinggggghhh .. Kenapaaaaahh selaluuuu enaaaakkhh kalo sama kamuuhh, Beeebbb ... Hooohh ... Teruuussshh ... Iseeepp kontoooll gueeee ... Iseepphhh anjiingggghhhh ... "

Dimas kemudian memasukkan kontol Yoga kedalam mulutnya dan setelah itu dia mulai beraksi dengan lidahnya. Yoga memaju mundurkan kontolnya yang berada dalam mulut Dimas.

"Arrgghh ... Sssshhh ... Shhh ... Enaaaaakkhhh beeebbb .... Enaaaakkkhh ... Gueeeee sukaaaahh ... Beeebbhhh ... Aarrggghh ... Gue entooottthh looooh sekaraaaannnggh ngga berentiiihh ..... "

Yoga kemudian menarik tubuh Dimas supaya berdiri. Diangkatnya kedua kaki Dimas. Dimas mengerti, ia kemudian merangkulkan kedua tangannya ke leher Yoga. Yoga kemudian mengarahkan kontolnya ke lubang pantat Dimas dan mendorongnya masuk.

"Haaaannnjiingggghhh .. Ngentttoootttt looo enaaaaaakkkhhh ... Arrggghh ... Rasaaiiinnn kontol guee beeebbhh ... "

"Aaaahh .. Mas Yooggghh ... Euuhh ... Enaaaaakkhh Maasshh .. Teruuusss doorroooonggg sampaaai mentookkhh ... Ahhh ... Entoottt gueee Masssshh enttoootttt sampaaaiii Mas Yooggghh puaassshh .. "

Yoga memaju mundurkan pantatnya. Dimas mencium Yoga dengan penuh nafsu. Napasnya memburu. Keduanya kini berkeringat. Melihat otot otot lengan Yoga yang keluar semua dan keringat bercucuran membuat Dimas semakin menggila.

"Maaassshh Yooggghh ... Arrrhh .... Gue keluaarrrrhhh .. keluaarrrhhhh ... Hhhhooohhh ... Kontooollll loo bikin guueee nggaaakk kuaatthh .. Gue keluaarrrh sekaaarrrrr ... Aaaaaaahhhh ... "

Air mani yang menyembur dari kontol Dimas tumpah membanjiri perut keduanya. Jepitan pada lubang pantat Dimas menyebabkan kontraksi yang hebat dan membuat kontol Yoga pun tak sanggup melawannya.

"Aahhhh .. Bangsaatttthhhhh .. lo bikiiinnn gueee keluaarrrhh beeebbbhh ... Aaahhh .. Anjiiiinggghhh .. Gue massiih maaauu ngentotiiiinn elooooo ... Aaaaahhhh .. "

Yoga melenguh panjang dan kemudian badannya bergetar, kontolnya menghentak-hentak dalam lubang pantat Dimas mengeluarkan air mani yang cukup banyak hingga menetes keluar.

Keduanya terdiam masih dalam posisi Yoga menggendong Dimas. Hanya terdengar napas keduanya tersengal-sengal.

"Mau gendong terus? Berat tau."

SUDANAWhere stories live. Discover now