Sudana Bagian 24

16.4K 402 7
                                    

Dimas terbangun. DIlihatnya jam ditangannya, sudah pukul 10 malam. Dia lalu duduk di sofa tempat dia tertidur. Dilihatnya telepon tangannya, ada beberapa pesan masuk dari koleganya. Dimas kemudian berdiri, berjalan menuju mejanya. Dibereskannya semua berkas berkas pekerjaanya. Setelah itu dia berjalan keluar ruangan. Sudah gelap.

Dimas kemudian masuk kedalam mobilnya, saat hendak menyalakan mesin mobilnya, ada motor melintas didepannya. Tampak Yoga sedang membonceng sekretaris yang tadi sore dia lihat sedang menggoda Yoga. Kembali ada rasa sakit menusuk. Dimas kemudian menyalakan mobilnya dan setelah itu meninggalkan area perkantoran.

Pak Sudana sampai di pavilion, dilihatnya teras depan pavilion masih dalam keadaan gelap, lalu dilihatnya mobil Dimas belum ada di pekarangan depan pavilion. Pak Sudana berjalan ke arah rumah utama, lalu masuk. Ketika sampai di kamar utama rumah utama, kamar tersebut dalam keadaan kosong. Tak ada satu orang pun disitu. Pak Sudana tersenyum. Kamar dalam keadaan bersih. Seperti layaknya ketika pertama kali memakai kamar itu sebagai base-camp. Pak Sudana kemudian keluar dan kemudian melangkahkan kakinya ke pavilion.

Sesampainya di dalam pavilion, dia kemudian menyalakan lampu-lampu. Masuk kedalam kamar dan kemudian membuka jaket, kaos dan celananya. Direbahkannya badannya ditempat tidur dengan hanya memakai celana dalam.

Setengah jam kemudian dia mendengar pintu pagar terbuka dan suara mobil masuk kedalam pekarangan. Ditunggunya Dimas masuk ke dalam kamar. Pak Sudana tersenyum.

Dimas yang masuk ke dalam pavilion merasa heran karena lampu lampu yang menyala. Biasanya semuanya masih dalam keadaan gelap. Jantungnya berdegup kencang. DIa kemudian membuka pintu kamarnya.

"Bang?"

Pak Sudana tertawa melihat wajah kaget Dimas.

"Hahahaha. Kok kayak yang kaget? Kan udah bilang mau pulang."

"Kirain bakalan tengah malam."

Dimas kemudian melemparkan tas kerjanya, membuka sepatunya lalu menghambur ke pelukan Pak Sudana yang sedang terlentang ditempat tidur.

Diciumnya Pak Sudana, dimainkannya lidahnya di mulut Pak Sudana. Setelah itu mulutnya turun ke leher Pak Sudana lalu turun lagi ke putingnya Pak Sudana. Dihisapnya putingnya Pak Sudana, digigitnya putiing itu.

"Oaaaaaaahhh ... yaaannggghhh .. Sssshhh ... Ssshhh .. Aaahh .. Yaaannggghh .... Anjingggghhh .. kangeeen abaaanngggh saaammmaaa kamuuuhh yaanggghh ... aaaahh .... "

Dimas terus memainkan lidahnya di putiing Pak Sudana. Pak Sudana meraba badan Dimas, dibukanya kancing kemeja Dimas satu satu sampai semua lepas dan dilepaskannya kemeja itu dari badan Dimas. Pak Sudana kemudian menarik kaos oblong yang dipakai Dimas. Kini Dimas telanjang dada.

Pak Sudana kemudian menarik kepala Dimas keatas dan kembali diciumnya Dimas, digigitnya bibir Dimas. Setelah itu Pak Sudana membalikkan tubuh Dimas, kini Dimas terlentang dan Pak Sudana menindihnya.

Pak Sudana kemudian mencium putiingnya Dimas, dihisapnya putiing itu.

"Hooohh ... abaaanggghh ... Eeuuhh ... Ssshh ... Abaaanggghh ... Mauu abaaanggghhh .. Mauuu abaangghhh ... Eweee Dimaasssshh baaangggghhh ... Ssshh ... Aaahh ... "

Pak Sudana terus memainkan mulutnya di putiing Dimas bergantian kiri dan kanan, sementara kedua tangannya membuka celana panjang Dimas. Pak Sudana kemudian menarik celana panjang Dimas sekalian dengan celana dalamnya. Setelah itu ia membuka celana dalamnya.

Pak Sudan kemudian mengangkang diatas dada Dimas. Diarahkannya kontolnya ke mulut Dimas. Dimas lalu meremas kontol itu dan memasukkannya kedalam mulutnya. Dimainkannya lidahnya di kepala kontol Pak Sudana.

SUDANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang