Sudana Bagian 10

23.9K 493 30
                                    

Yoga duduk di sofa ruang tamu pavilion tempat Dimas dan Pak Sudana tinggal. Dimas rebahan dengan kepalanya berada di paha Yoga. Keduanya masih dalam keadaan telanjang. Yoga tampak menyalakan rokok dan kemudian mengisap rokoknya dalam dalam. Entah sudah berapa ronde mereka main.

"Mas Yog?"

"Hmm .. "

"Tidur yuuk, udah jam empat pagi ini."

"Gue ngerokok dulu sebats yaa, beb. Abis ini kita tidur ditempat masing-masing."

Dimas cemberut.

"Kok ditempat masing-masing sih?"

"Lo mau besok gue dihajar digebukin Pak Sudana kalo dia tau gue tidur di kamar lo?"

Dimas menghela napas, apa yang dikatakan oleh Yoga ada benarnya walaupun sebenarnya dia kesal karena dia ingin sekali bisa tidur bersama Yoga tapi disisi lain dia juga tahu untuk sementara waktu hal itu tidak memungkinkan.

"Sabar yaa. Nanti ada waktunya kita bisa tidur barengan. Gue pengen banget lo tidur dipelukan gue."

Dimas diam, tangannya mengelus elus dada Yoga yang masih basah oleh keringat. Dimatanya Yoga terlihat jantan. Tangannya terus bermain diseputaran dada Yoga lalu dielusnya putingnya Yoga pelan.

"Euuhh .. Ssshh .. Lo ah gue lagi ngerokok nih."

Dimas tak menanggapi protesnya Yoga. Tanganya terus mengelus putingnya Yoga bergantian kiri dan kanan. Lama-lama kontol Yoga kembali berdiri. Dimas yang sedang rebahan di pangkuan Yoga melihat kontolnya Yoga berdiri lalu tanpa berkata apa apa langsung memasukkan kontol itu ke dalam mulutnya.

"Aaaahh ... Sssshh .. Anjing bangettthhh looo beeeebbb .. Selalu bisa bikin gue sange. Aaahhh .. Ngentttooot .. "

Dimas terus mengisap kontol Yoga. Yoga kemudian mematikan rokoknya dan kemudian tangannya satu menekan nekan kepala Dimas dan yang satunya mengelus dan mencubit putingnya Dimas.

"Euuuuhh .. Ngga tahaaannnhhh gueeehh .. Gue entootth loo .. "

Dan kembali mereka berdua melakukan pengentotan.

Sementara itu di rumah utama, tampak seseorang keluar dari pintu depan. Gerakannya perlahan lalu dengan berusaha untuk tidak mengeluarkan bunyi, dibukannya pintu gerbang, dua orang masuk ke dalam halaman rumah dan segera berjalan masuk ke rumah utama. Orang yang membuka pintu gerbang kemudian mengunci kembali pintu gerbang tersebut dan setelah itu bergegas masuk ke dalam rumah utama.

Didalam kamar tidur utama di rumah utama, tampak tiga orang sedang berbicara dengan nada pelan. Dua orang duduk di tempat tidur dan satu orang yang memakai topi duduk di kursi yang ada di kamar tersebut.

"Pak Sudana telepon. Operasi Burung Hantu kodenya. Nama dan tempat tinggal segera dikirimkan ke telpon masing-masing nanti. Begitu data ada dan dikirimkan. Pesan berantai segera diaktifkan dengan kode yang sama."

Kedua orang tersebut kemudian menganggukkan kepalanya.

"Saya keluar dulu. Kalian tinggal disini sampai saya atau Pak Sudana yang datang. Semua sudah tersedia. Ingat! Jangan melakukan gerakan atau membuat suara suara yang mencurigakan. "

Orang bertopi tersebut kemudian memakai jaketnya, mengambil sebungkus rokok diatas meja, memasukkannya dalam jaketnya kemudian keluar kamar utama.

Setelah orang bertopi itu meninggalkan kamar. Salah seorang dari dua orang yang tinggal di kamar tersebut kemudian membuka jaket kulit yang dipakainya. Dia hanya memakai kaos tanpa lengan. Lalu dia membuka kaosnya. Tampak dada dan tangannya yang dipenuhi oleh tato. Ototnya yang tampak menonjol, walau kurus tapi badan itu berbentuk. Perutnya rata. Dia kemudian membuka sepatunya setelah itu ia membuka celananya tinggal memakai boxer.

SUDANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang