Clarity

3.9K 509 93
                                    

Author's note :

Di chapter ini terselip adegan tidak senonoh dan konten nsfw seperti self harm, MINOR SEGERA ENYAH DARI CHAPTER INI!































"Aaargh!" Taeil mengerang saat benda itu menyentuh kulitnya. Tidak lama setelah itu, ia merasakan cairan merah, kental dan hangat mengalir melalui sayatan yang ia buat di leher kanannya.

Perlahan genangan air dibawahnya menjadi merah, karena air dari shower terus menghujaninya, membawa darah itu meluncur bersatu dengan air.

Taeil menyeringai.

Tidak puas dengan itu, Taeil kembali menyayat pahanya. Ia melakukannya dengan perlahan, agar ia melihat darahnya dengan jelas.

Seringai di wajahnya semakin lebar.

Taeil senang melakukannya. Ia kembali memberi sayatan di paha bagian yang lain. Ia tersenyum puas melihat sayatan-sayatan indah yang ia buat. Tidak terkecuali dengan lelehan darah yang keluar dari luka-luka itu.

.

.

.

.

"Ahh-hyunghh.." Desah Doyoung saat mulut Taeil bekerja mambuat bercak merah keunguan di leher jenjangnya.

Doyoung seperti sudah kehilangan akal saat satu-persatu organnya disentuh dan dilumat habis oleh Taeil.

Taeil meninggalkan leher dan kembali meraup bibir submissivenya yang sudah membengkak. Ia mengulumnya dengan rakus, sehingga Doyoung sedikit kesusahan untuk mengimbangi permainannya.

Doyoung tidak tinggal diam. Tangannya menangkup rahang Taeil untuk menahannya disana. Jemarinya perlahan turun ke arah leher dan tengkuk untuk memberikan sensasi yang lebih. Setelan turtleneck yang dipakai tidak menghalanginya untuk merasakan sensasi dari setiap sentuhan Doyoung.

Taeil mendongak, seakan memberi tanda bahwa ia ingin lehernya diberi banyak kissmark, seperti yang ia lakukan pada Doyoung.

Doyoung sedikit menurunkan turtleneck yang mengganggu aktivitasnya, setelah itu Taeil merasakan lidah Doyoung bermain di area lehernya. Ia melenguh saat bibir Doyoung mulai mencium dan menghisap agar mendapat bercak merah keunguan yang ia inginkan.

Namun, di tengah aktivitas panas mereka, Doyoung berhenti. Ia menjauhkan kepalanya dan menatap wajah Taeil.

"Kenapa kau berhenti? Kita belum selesai." Protes Taeil.

"Ini apa?" Tangan Doyong meraih leher dan mengusapnya pelan menggunakan ibu jari.

Taeil tau betul apa yang disentuh oleh Doyoung.

"Hyung, katakan padaku. Ini apa?"

"Bekas luka." Jawab Taeil singkat.

"Luka apa yang kau dapat di area ini? Apa kau pernah dicopet?"

"Tidak."

"Hyung, bekas luka ini sangat rapi." Kata Doyoung sambil mengamati bekas luka di leher pasangannya.

Taeil diam. Ia belum berani angkat bicara masalah ini.

"Apa kau pernah bertengkar dengan seseorang lalu terkena serangan disini?"

"Tidak."

"Lalu ini apa?"

Taeil melempar pandangannya ke arah lain.

[Oneshoot] Ilyoung ✔Where stories live. Discover now