[Oneshoot] Ilyoung ✔

Je ne sais pas

Kedua mata Taeil mengilap, menampilkan binar warna yang berbeda di kedua sisinya. Ia menghirup aroma manis dari sekian banyak feromon yang menguar di penjuru ruangan.

"Siapa yang memiliki aroma feromon manis ini?" Ucapnya seorang diri.

Matanya menelisik tiap inci aula kampus itu. Tungkainya bergerak lambat. Hidungnya bekerja keras mencari aroma feromon yang menarik perhatiannya.

"Aku harus mendapatkan siapapun yang memiliki aroma ini."

🍃

"Hey, Moon Taeil! Ça va?" Johnny, teman sekelas Taeil menyapanya.

"Je ne sais pas." Jawabnya datar.

"Purquoi?"

"Aku baru saja menghirup feromon manis. Masa heat omega sangat menggangguku. Dan aroma manis itu cukup mengusik."

"Carilah! Aku baru saja menandai mateku semalam. Kau perlu tau kalau dia sangat hot." Ucap Johnny bangga.

Taeil mendecih.

"Aku yakin si manis itu bisa jadi milikmu. Siapa juga yang akan menolak alpha langka sepertimu?"

Taeil menoleh, menatap datar teman baiknya itu.

"Ayolah, kau alpha heterochromia. Pesonamu akan mudah memikat omega beraroma manis itu."

"Diam saja. Aku sedang belum ingin bertemu omega manapun, termasuk si aroma manis itu."

Johnny mendekat ke telinga Taeil dan berbisik,

"Jangan menyesal jika si manis itu kutandai." Johnny tersenyum penuh arti ke arah Taeil dan beranjak pergi.

🍃

Doyoung sedang membaca buku di perpustakaan saat ia melihat seseorang dengan warna mata yang berbeda memasuki area sastra lama.

Jantungnya berdegup kencang seketika saat pria itu menoleh padanya.

"Sial, tampan sekali." Batin Doyoung.

Pria itu semakin mendekat perlahan sambil membawa buku tua berjudul The Divine Comedy karya Dante Alighieri.

"Omega?" Tanyanya tanpa basa basi.

Doyoung hanya mengangguk kaku. Ia masih terpana dengan warna mata itu.

Taeil meraih tangan Doyoung dan membawanya ke rak area sejarah Inggris dan sastra lama.

"K-kau siapa?"

Langkah Taeil berhenti di ujung lorong, dan meletakkan kembali buku yang sedang dipegangnya.

Ia berbalik menghadap omega bermata kelinci itu.

Kedua matanya berkilat, menampilkan warna indah yang berbeda. Hal itu memancing Doyoung untuk berjalan mendekat pada Taeil, meski pria itu tidak berkata apapun.

Taeil menggiring Doyoung untuk duduk di kursi baca yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri.

Doyoung seperti tersihir dengan kilatan manik indah milik Taeil. Ia bersumpah telah menyukainya sejak beberapa menit yang lalu.

"Indah sekali." Lirih Doyoung, masih menatap kedua mata Taeil.

Taeil mencuri pandang ke arah leher putih polos Doyoung, dan tersenyum miring.

Doyoung belum ditandai oleh siapapun.

Aroma manis kembali menguar memenuhi indera penciuman Taeil.

Senyumnya masih terpampang.

Taeil mendekatkan bibirnya pada ceruk leher Doyoung, menghirup aromanya sesaat dan menancapkan taringnya perlahan.

Ia memberi tanda pada pria kelinci ini.

Tangan Doyoung terulur untuk meremas kemeja Taeil saat sengatan panas menjalari tubuhnya.

Saat Taeil menjauhkan kepalanya, garis demi garis berwarna hitam mulai muncul di tempat ia memberi tanda.

Sebuah crescent moon sudah tergambar di leher itu.

"Kau milikku." Ucap Taeil sebelum pergi meninggalkan Doyoung.

Singkat ya?

Macaroon lagi pengen nulis begini, semoga kalian suka ^^

Sekaligus syukuran atas meningkatnya rating cerita ilyoungku h3h3.

Makasih suda setia di work ini.

❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤