Destiny

3.4K 401 105
                                    

Februari 2018

Hiruk pikuk relawan di dapur umum itu semakin padat.

Jam makan siang hampir tiba, sedangkan sayuran dari pemasok belum datang.

Taeil, head cook di dapur itu terlihat sedikit panik meski wajahnya dipaksakan untuk tetap tenang.

"Tuan Moon, bagaimana ini? Bumbu sudah siap. Sedangkan sayur--"

"Tetap tenang. Sebentar lagi sayuran akan datang." Taeil memotong ucapan asistennya, Kun yang sedang panik karena sayuran belum datang.

"Tapi--"

"Tenanglah, setelah ini kita akan bekerja lebih keras lagi."

Kun mengangguk membenarkan ucapan Taeil.

Tidak lama setelah itu, terlihat sebuah truk berjalan mundur untuk menurunkan muatan.

Taeil tersenyum ke arah Kun yang bernafas lega.

Relawan lain berlari menyambut truk itu dan segera menurunkan isinya, berupa sayuran dan bumbu masak.

Sebagian dari mereka sibuk mencuci sayurnya, ada yang mengalirkan air untuk mencuci, ada yang sudah siap dengan talenan dan pisau, ada juga yang sudah siaga di depan wajan super besar untuk mengolah sayuran.

Taeil ikut serta memotong sayuran dengan jumlah yang sangat banyak. Ia sudah selesai memotong daging tiga puluh menit yang lalu untuk campuran masakannya.

"Tetap bekerja yang tenang, jangan tergesa. Jangan lukai diri kalian." Taeil memberi komando.

Para relawan berteriak bersamaan,

"Baik!"

Setelah ikut memotong sayur, Taeil memonitor enam wajan super besar yang sedang memasak sayur dan daging.

"Dua puluh menit lagi. Yang sudah selesai mencuci dan memotong, bisa menyiapkan alat makan."

"Baik tuan Moon!" Jawab mereka serempak.

Taeil tidak melihat ada pisau tergeletak di dekat kompor besar, dan sialnya pisau itu terinjak oleh kaki kirinya yang hanya memakai sandal tipis.

"Akh!" Rintihan Taeil terdengar oleh beberapa relawan.

"Astaga! Tuan Moon!" Kun berlari menghampiri Taeil yang sedang terduduk di tanah.

"TOLONG PANGGIL MEDIS!" Kun berteriak.

"Aku baik-baik saja. Lanjutkan pekerjaanmu." Taeil mencoba berdiri dengan bertumpu lengan Kun.

Kaki kirinya sangat sakit untuk menapak di tanah. Tubuhnya terhuyung nyaris jatuh saat sepasang lengan melingkari perutnya.

"Terimakasih." Ucapnya.

"Bisa berjalan?" Tanya pria berjas putih itu.

"Ia baru saja menginjak pisau. Aku yakin tidak baik-baik saja melihat banyak darah yang keluar." Jelas Kun.

Taeil masih meringis di tempatnya.

Pria berjas putih itu berjongkok,

"Naik ke punggungku sekarang."

"Aku baik-baik saja." Tukas Taeil.

"Naik sekarang sebelum kau mati kehabisan darah."

Dengan enggan Taeil melingkarkan tangannya di leher pria itu.

"Tolong jaga dia." Ucap Kun sebelum ia pergi melanjutkan pekerjaannya.

Pria berjas putih itu berjalan perlahan membawa tubuh Taeil ke tenda medis.

[Oneshoot] Ilyoung ✔Where stories live. Discover now