[Oneshoot] Ilyoung ✔

L'amour de ma vie

Hitam.

Warna mata kelam itu sudah berubah normal semenjak ia mengurung diri di kamarnya.

Sebuah kamar apartemen dengan kaca bening yang mengelilingi tiap sudutnya, sehingga siapapun yang berada dalam kamar itu dapat menikmati keindahan pemandangan di luar dengan leluasa.

"Nyalimu bagus juga." Johnny menyandarkan punggungnya pada sofa empuk di ruang tengah, sedangkan pemilik apartemen sedang berdiri di dekat jendela. Netra gelapnya tertuju pada seorang pria yang sedang berjalan di bawah sana.

"Kau berhasil menandai si manis itu."

Tidak ada sahutan.

"Yak, alpha Moon? Apa kau mendengarku?"

"Aku dengar." Jawabnya singkat. Arah pandangnya masih belum lepas dari pria itu.

Pria yang baru saja ia tandai.

"Siapa namanya?"

"Je ne sais pas."

"Bloody hell. Kau bodoh."

Pria bermarga Moon itu lantas meletakkan pantatnya di lantai, masih memandangi pria yang sedang bercengkerama dengan teman-temannya.

Secara tidak sadar, senyumnya terkembang.

"Kau sudah menandainya tetapi tidak tau namanya? Yang benar saja?!"

"Tidak sempat."

Johnny mengusak rambutnya. Ia sama sekali tidak memahami pola pikir sahabatnya itu.

Senyum Taeil yang semula terkembang, perlahan menghilang.

Kedua bola matanya berganti warna.

Dalam hitungan detik, jumper yang dikenakannya berubah menjadi setelan jas.

"Hey, kau lihat apa?" Johnny menyadari perubahan sahabatnya.

"Milikku sedang diganggu."

🍃

"Heey, aku mencium aromamu, manis." Sosok dengan sorot hazel itu meraih tangan Doyoung dan mencium bagian punggung tangannya.

Dengan cepat Doyoung menarik kembali tangannya.

"Kau menarik perhatianku." Seringaiannya tampak tidak bersahabat.

Doyoung komat kamit dalam hati, semoga ia dijauhkan oleh sosok alpha mengerikan yang sedang menatapnya dengan tatapan lapar. Semua teman Doyoung sudah pergi menaiki bus dan taxi, tinggal dirinya sendiri.

"Namaku Jaehyun. Jung Jaehyun. Biarkan aku me--"

Ucapan Jaehyun berhenti saat melihat tanda di leher Doyoung yang mengkilap.

"Alpha Moon?" Jaehyun terus bermonolog, senyum miringnya pudar.

Taeil menggeram menatap keduanya dari jauh, siap menerjang alpha yang sedang menggoda miliknya.