Gone

3.9K 437 98
                                    

Denting piano mengalun lembut. Jemari indahnya menari di atas tuts dengan lihai, mata jernihnya sesekali melirik partitur dengan sampul hitam di hadapannya. Kali ini ia memainkan lagu dari Frédéric Chopin dengan judul Nocturne Op. 9 No. 2.


TAK!


Sebatang bambu nan tipis dengan kuat menampar permukaan tutup piano.

"Perhatikan temponya!" Bentak Kim Tae Ri, pelatihnya.

"B-baik." Lalu ia melanjutkan dengan saksama.

Alunan musik klasik yang sempat terhenti, mulai terdengar kembali. Kali ini lebih lembut, dan memiliki tempo yang pas hingga lagu berakhir.

"Istirahat sepuluh menit. Minum obatmu, Taeil-ssi. Setelah itu kita melanjutkan dengan lagu baru. Pelajari Clair de Lune milik Claude Debussy."

Taeil mengangguk, lalu membalik halaman partitur dengan perlahan. Ia mengamati tiap not balok yang berada di tiap baris, berusaha mencerna tempo dan nadanya.

Dalam beberapa menit ia tenggelam dalam not-not balok Clair de Lune, sampai seseorang menghampirinya.

"Tuan muda, sudah waktunya untuk minum obat." Ucap Lee Byeol, asisten pribadinya.

Taeil mengambil tabung kecil berisi pil, lalu mengambilnya dua butir. Ia menelan obatnya begitu saja tanpa air minum.

Taeil memberikan obatnya kembali pada asisten, lalu berterimakasih.

"Hari ini jadwal les piano hanya sampai pukul lima sore, Tuan muda." Ucapnya dengan nada sopan.

Satu alisnya naik,

"Ada apa? Mengapa dipotong?"

"Komandan ingin bertemu dengan Anda secepatnya."

Taeil mengangguk paham.

"Saya akan menunggu di mobil." Lee Byeol beranjak dari ruang latihan, kembali ke mobil.

Taeil kembali terpaku dengan barisan not balok dihadapannya, sesekali mencoba menekan tuts untuk memastikan nada yang dihasilkan.

Atensi Taeil beralih ke sosok yang baru saja melewati jendela dekat piano. Seorang pria manis dengan surai hitam kebiruan. Wajahnya yang tirus menampakkan ekspresi dingin. Matanya menatap lurus ke depan. Ia menenteng tas persegi berwarna abu-abu. Pria itu melewatinya begitu saja.

Taeil memperhatikan sosok itu hingga punggungnya menghilang dari balik pintu.

"Apakah pria itu putra dari Kim Tae Ri?" Katanya dalam hati.

.

.

.

.

.

.

Satu minggu berlalu.

Taeil kembali berlatih bermain piano. Kali ini ia datang sedikit terlambat karena memenuhi janji dengan ibunya.

Ia melihat pria manis itu.

Duduk tenang di depan piano tanpa menyentuh tutsnya.

Pria itu diam cukup lama, hingga akhirnya ia menekan tuts pertamanya.

Ia memainkan Nocturne Op. 9 No. 2, seperti yang baru saja dipelajari Taeil. Permainan pianonya sungguh menakjubkan. Temponya stabil, dan setiap dentingannya begitu indah. Mata pria itu terpejam sambil terus memainkan pianonya.

Taeil memperhatikannya, lalu tersenyum diam-diam.

Ia terhanyut dalam permainan piano pria itu.


















[Oneshoot] Ilyoung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang