part 1

398K 2.7K 15
                                    

"Dev,  kamu tinggal sama kakak mu aja yang ada di Jakarta ya.  Biar hemat uang buat kuliah. " ucap mama ketika sedang makan. 

Sebenarnya Devina juga ingin tinggal bersama kakaknya Airin. Tapi mengingat kakaknya sudah bersuami dan masih 6 bulan menikah,  hal itu menjadi bahan pertimbangan Devina.

"Ma,  kak Airin baru nikah, aku gaenak"

"mama udah bilang ke Airin.  Katanya gamasalah,  soalnya Jakarta keras dan kakakmu dah tau bahaya apa yang bakal terjadi kalo kamu tinggal sendirian.  Ayoo, 2 minggu lagi lho kamu mulai kuliah." jawab mama yang membuat Devina mau tak mau harus mengiyakan.  Kakaknya juga sudah setuju kan? 

****

"Ga, Devina bakal pindah kesini  minggu depan.  Gamasalah kan? " Angga yang tengah makan berhenti mengunyah.

"kenapa baru kasih tau sekarang?"  Airin tersenyum "nanti kamu gabakal bolehin"

Jelas Angga tidak akan memperbolehkan.  Mereka baru menikah, dan akan sangat sulit untuk mencumbu istrinya yang cantik ini jika ada adiknya dirumah.  "aku lupa Devina yang mana"

"ha masa?  Kamu baru ketemu 6 Bulan lalu lho sayang. Wajahnya mirip aku dikit. " Airin menggelengkan kepalanya,  dasar pikun. 

"yaudah,  mama yang minta kan?  Aku kerja dulu ya sayang" Angga mengecup dahi,  pipi, dan terakhir bibirnya sembari melumatnya sebentar yang membuat Airin tersenyum geli.

"dasar nakal"

****

Ting nong..

Dan disinilah Devina sekarang tepat berada di depan rumah kak Airin.  Tapi entah kenapa berkali kali ditekan,  tidak ada seorang pun yang membukanya

"Kak Airin!!" yah memalukan memang,  tapi akhirnya ia berani untuk berteriak seperti itu. Dan benar saja,  beberapa detik berikutnya ada yang membuka pintunya.  Dan itu adalah seorang laki-laki yang membuat ia mengedipkan matanya berkali kali. Dia tampan.

"ah sepertinya saya salah alamat,  maafkan saya"

"Devina?"

****

Angga pov

"Devina? " aku memastikan diri jika itu memang benar dia.  Dan benar,  dia memang Devina melihat wanita itu berjengit lalu menolehkan kepalanya.

"oh Kak Angga?" tanyanya memastikan.  Aku mengangguk disertai senyuman. Tertegun sebentar dengan wajahnya yang ternyata memang cantik mirip dengan Airin. Hanya saja wajahnya yang blastesran lebih kentara mengikuti ibu mertua.

"ayo masuk" ajakku sembari mengangkat barangnya. 

"kakak ga kerja?" tanya nya setelah berterimakasih karena barangnya kuantar hingga keatas tepat dikamarnya. 

"kerja kok. Ini mau berangkat lagi,  tadi ada barang yang ketinggalan." aku menoleh kearahnya yang sekarang tengah sibuk merapikan beberapa barang.  Aku tertegun kembali, saat ini ia sudah melepas jaket yang ia kenakan ketika tiba disini.

Dan sekarang ia hanya menggunakan kaos putih yang menurutku begitu ketat di badannya. Apalagi dengan rambutnya yang sekarang sudah di cepol keatas. Siapa yang tidak tergoda?

"ehem..  Kakak berangkat dulu ya.  Kak Airin balik lebih cepat dari kakak,  mungkin jam 6" aku segera menghilangkan pikiran nakalku. Ingat dia adik iparmu.

"Makasih ya Kak Angga pertolongannya. Kalo gaada kakak,  mungkin ampe malem aku didepan rumah" ujarnya cengengesan sehingga aku dapat melihat lesung pipinya yang membuat kesan tambah manis diwajahnya. Heran,  kenapa aku tidak memperhatikan adiknya Airin selama ini? 
Tapi aku hanya mengangguk lalu pergi diikuti dia hingga kedepan pintu rumah

****

Devina pov

Aku merebahkan badanku ke kasur setelah semua barang-barang ku sudah dirapihkan.  Lalu tersenyum kecil.

Baru 6 bulan atau aku saja yang lupa dengan wajah kak Angga? Wajahnya begitu tegas dengan rahang yang tajam tipe pria idaman.  Belum hidung mancungnya yang membuat kak Angga seperti orang non indo. kak Airin memang beruntung.

"ADEEKK!!" suara cempreng kak Airin tiba-tiba memenuhi ruangan.  Membuat senyum ku semakin menjadi.

"RINI" aku segera berlari kebawah dan memeluk kakakku yang cantik ini. 

"Rini terus,  Irin." kakakku memberenggut seketika.  Dia memang tidak suka dipanggil Rini, terlalu mainstream katanya.  Padahal sama aja.

"kangen ga?  Padahal belom jam 6 kok kakak udah pulang? " balasku menghiraukan pernyataannya yg tadi.

"kok tau? Kakak pulanngnya jam 6?"

"insting ke adekan" ucapku asal.  Malas menjelaskan panjang,  namun anehnya kak Airin cepat percaya. 

Dan disinilah kami setelah itu.  Berbincang hingga larut malam dikamarku,  tak sadar ada yang telah pulang dan tersenyum dari balik pintu.

Hidden Love.Where stories live. Discover now