The Love that Cannot Talk -05-

45.3K 4K 354
                                    

{REO's POV}

Semalaman aku harus menemani Kuro minum-minum, lalu mengantar nya pulang ke rumah karena dia mabuk berat. Pagi ini aku harus bangun pagi-pagi karena meeting. Sial sekali... Lain kali aku akan menolak ajakan nya. Sambil menutup mulut ku yang menguap, aku berjalan menuju ruangan meeting. Beberapa staff dan kepala bagian perusahan sudah datang. Ada yang sibuk dengan dokumen mereka, ada yang masih berbincang-bincang sambil tertawa. Aku berjalan masuk dengan menenteng tas kantor ku di tangan sebelah kiri, lalu disambut oleh kepala bagian personalia ketika ia memergoki ku berjalan masuk ke ruangan meeting. "Selamat pagi, Reo-sama" sapa nya.

"Sudah kau siapkan bahan meeting pagi ini?" tanya ku seraya memutar kursi ku dan meletakan tas kantor di atas meja. "Tentu saja sudah saya persiapkan" jawab nya dengan sigap. "Kita mulai saja sekarang" perintah ku.

*. .*. .*. .*. .*. .*. .*. .*. .*. .*. .*. .*. .*. .*. .*. .*. .*. .*. .*. .*. .*

Beberapa jam kemudian meeting telah selesai, aku bergegas meninggalkan ruangan meeting berjalan menuju ruang kerja pribadi ku. "Sial, mereka semua tidak becus" gerutu ku dalam hati, sambil kesal karena hasil meeting yang kurang memuaskan aku berjalan dengan berdecak kesal dan menendangkan kaki ku ke udara kosong.

Tepat ketika berbelok pada belokan pertama sebelum menuju lift, seseorang menubruk ku dan membuat kain-kain lap yang ia bawa jatuh berserakan di lantai, sementara aku terhuyung ke belakang.

"Sialan!"

Lengan ku yang bersandar ke dinding kantor, menopang badan ku yang ditabrak oleh orang dari arah yang berlawan. Aku mengalihkan pandangan ku segera kepada orang ceroboh yang menabrak ku. Dan menghela napas dalam-dalam ketika aku melihat pria bisu itu sedang merapihkan kain lap yang jatuh berserakan di lantai.

"Kau sudah bisu lalu mata mu juga minus?" tanya ku dengan sedikit kesal. Pemuda bisu itu tersentak kaget dan cepat-cepat membungkuk dalam-dalam.

"Kenapa hari ini aku begitu sial... Sedari tadi ada saja orang-orang bodoh yang membuat ku harus mengernyitkan alis berkali-kali" Gerutu ku dalam hati sambil mengamati pemuda bisu itu.

"Kau" panggil ku

"Siapa nama mu?" tanya ku. Pemuda itu cepat-cepat meletakan kain-kain lap yang ia bawa di lengan nya dan mengeluarkan sebuah note kecil. Dengan tangan gemetaran ia menuliskan sesuatu. "Benar-benar tidak praktis sekali" kata ku dalam hati. Beberapa detik kemudian ia menyodorkan note nya kepada ku.

"Narufumi Aki" sebut ku. Aki mengangguk dengan semangat

"Cepat bereskan lap-lap nya, setelah itu temui aku di ruangan ku" perintah ku seraya meremas note kecil itu. Aki mengangguk dengan cepat lalu dengan tergopoh-gopoh pula ia berjalan menuju ruang OB.

            Beberapa menit setelah aku beristirahat di ruangan ku, seseorang mengetuk pintu ruangan ku, lalu aku menjawab masuklah dan melihat sosok Aki dengan canggung masuk ke ruangan ku.

Ia berjalan menghampiri meja kerja ku lalu menatap ku dengan kedua bola mata coklat terang miliknya itu. Aki cukup manis untuk ukuran seorang pria, postur tubuhnya juga bagus. Tidak terlalu berotot tapi dengan bentuk yang maskulin yang bagus.

"Beberapa hari kau bekerja di perusahan ku, sudah beberapa kali menyebabkan masalah" kata ku terus terang, dengan wajah memelas ia menatap ku. Lalu menundukkan kepala nya sebagai tanda 'maaf'

"Sebenarnya aku ingin sekali memecat mu" kata ku lagi, kali ini raut wajahnya berubah. Dengan histeris ia menggelengkan kepala lalu membungkuk dalam-dalam.

"Orang macam kau itu pada akhirnya tidak akan banyak berguna" tambah ku. Aki mengeluarkan notenya dan segera menuliskan sesuatu, lalu menyodorkan note nya kepada ku. Aku menatap nya dengan tajam, "Siapa yang menyuruh mu untuk memotong dan balik bicara?" tegur ku. Kertas note yang belum sempat aku baca itu kemudian ditarik kembali dan diremas olehnya.

The Love That Cannot Talk [ 1 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang