The Love that Cannot Talk -19-

55.3K 3K 240
                                    

 {Aki's POV}

Setelah ku pikir berulang-ulang kali, aku memutuskan untuk tidak pergi ke makan malam di rumah Reo-sama dan bermaksud untuk meminta maaf kepada Nagi-sama dan Luca-sama esok harinya... Tetapi apa yang ku pikirkan berubah, pagi-pagi tadi setelah membereskan rumah dan membuat sarapan, Nagisa-sama dan Luca-sama sudah berada di depan pintu rumah, lalu bergegas memaksa ku untuk ikut mereka ke rumah Reo-sama...Saat itu aku sedang duduk ke belakang seorang diri dalam mobil mewah Reo-sama.

"Aki-chan, maaf ya kami memaksa mu untuk ikut dengan kami" ujar Nagisa seraya menoleh ke belakang, aku menggelengkan kepala dan tersenyum.

Mau bagaimana lagi...

"Re-chan memaksa kami untuk menjemput Aki-chan, dia bilang dia ingin mengajak Aki-chan pagi ini" ujar Nagisa lagi. Aku menatap punggu kursinya dengan tatapan bingung. "Jadi, Reo ingin mengajak mu menghabiskan waktu bersama-sama" tambah Luca, aku segera menoleh Luca yang menatap ku dari kaca spion di dalam mobil.

"Mungkin Re-chan kesepian, haha. Soalnya setelah ini aku dan Luca akan pegi untuk berbelanja bahan-bahan makan malam, jadi karena tidak ingin sendirian di rumah, Re-chan memaksa untuk kami untuk membawa Aki-chan ke rumah, ya kan Luca?" ujar Nagisa dengan terkekeh geli melirik ke Luca, Luca melirik balik dan tersenyum. "Ya darling" jawabnya, membuat Nagi tertawa kecil.

Entah kenapa alasannya tidak terdengar seperti Reo-sama... Ditambah lagi, Ryou dan yang lainnya malah setuju-setuju saja ketika Nagi-sama membawa ku keluar rumah atas nama Reo. Sejak kapan adik-adik ku jadi berpihak kepada Reo-sama...

Mobil mewah yang aku tumpangi melaju dengan kecepatan yang konstan, melewati beberapa blok rumah, melewati stasiun kereta dan melewati beberapa gedung-degung tinggi. Aku merasa sedikit tidak nyaman berada dalam situasi seperti ini. Tidak habis pikir orang-orang seperti Nagi-sama, Luca-sama dan bahkan Reo-sama menaruh sedikit perhatian pada ku.

Aku memandang keluar kaca mobil, menikmati pergantian pemandangan yang ada, sembari berpikir bagaimana atau apa yang harus ku lakukan jika bertemu dengan Reo-sama. Terakhir kali kami bertemu suasannya sedikit kurang nyaman, sekarang Reo-sama meminta ku untuk menemaninya menghabiskan waktu bersama. Rasanya sedikit canggung... Tapi juga sedikit terasa menyenangkan.

            Laju mobil menjadi lambat dan semakin lambat bahkan berhenti tepat di depan pagar panjang dan besar berwarna hitam. Luca mengeluarkan kepalanya keluar kaca mobil, lalu menatap sebuah kamera pengaman dan sebuah sinar berwarna merah menitik fokus ke pupil matanya yang indah. Kemudian terdengar suara dari kamera, yang ku pikir itu adalah suara komputer yang otomatis terdengar ketika seseorang mengkonfrimasikan indentitasnya.

"WELCOME HOME, YOUNG MASTER LUCA"  ujar si komputer, lalu gerbang terbuka secara otomatis. Aku tidak sempat berkedip melihat betapa canggih security yang ada di rumah Reo. Setelah itu mobil melaju ke dalam, dimana sebuah bagunan rumah yang besar dan minimalis berdiri kokoh. Sekeliling rumah besar itu terdapat taman bunga yang indah, seorang tukang kebun sedang sibuk menggunting batang-batang pohon yang sudah tidak beraturan.

"Akhirnya sampai juga!" seru Nagisa sambil membuka pintu mobil dan bangkit dari kursinya, aku berusaha membuka kunci pada pintu mobil tapi entah kenapa aku tidak tahu bagaimana caranya, aku malah jadi kebingungan sendiri. Luca yang melihat ku bingung dan belum keluar dari mobil, masuk kembali ke dalam mobil tapi ia masuk dari sisi yang lainnya.

"Tekan tombol merahnya" ujar Luca seraya menunjuk salah satu tombol yang ada di lengan pintu mobil, dengan cepat-cepat aku menekan tombol yang ditunjukkan Luca. Dan benar saja! Pintu mobil terbuka. Aku segera bangkit dari kursi dan berjalan keluar mobil. Ketika hendak menutup pintu mobil, Luca menghalangi ku dan membiarkan dirinya yang menutup pintu. Aku sedikit sungkan dan malu melihat betapa kolotnya diri ku.

The Love That Cannot Talk [ 1 ]Where stories live. Discover now