XIII. Overmorrow

16.5K 2.1K 362
                                    

"Kim Jungkook, apasih yang sebenarnya kau lakukan?" tanya Taeri sambil terkekeh renyah yang mengalahkan kue jahe buatan nenek di musim dingin. Merdunya berirama lebih dari permainan music apapun. Cukup membuat senyukman Jungkook yang sudah kelewat merekah semakin merekah. Hanya saja telepon menjadi sesuatu yang tidak berarti karena rasanya ingin bertemu. Sedang dilanda kasmaran di mana tindakan konyol menjadi tidak disadari. Pasangan baru, mari diwajarkan.

"Noona menyukainya kan? Hwaiting Kim Taeri-ku," ujar Jungkook kelewat riang, sengaja sekali menggoda kekasihnya yang di sebrang telepon. Tawanya juga tidak dapat berhenti. Bukan tawa menggelegar tapi kekehan ringan yang begitu bahagia. Mata menyipit dengan deretan gigi Nampak, sulit sekali berhenti.

"Berhenti mengirimkan video-video aneh, serius Koo." Koo—panggilan sayang dari Taeri untuk pria yang beberapa hari lalu baru menjadi kekasihnya. Jungkook suka sekali panggilan itu, merasa lebih spesial.Sayangnya kesibukan mereka membuat bertemu menjadi sulit. Tetapi bukan Kim Jungkook kalau tidak memiliki cara untuk terus berhubungan dengan Taeri. Rindu menjadi musuh utamanya sekarang.

"Itu tidak aneh, noona. Itu asmr! Kau bilang kan menyukai asmr, apalagi membantumu tidur dari insomnia yang mengganggu."

Taeri memutar bola matanya tetapi senyuman masih jelas terlihat. Bangku di depan mejanya diputar-putar. Menngabaikan tulisan untuk sementara—satu-satunya yang dapat membuat dirinya melakukan itu adalah Jungkook. "Ya, tapi tidak asmr mukbang di mana kau memasukan seluruh makanan seluruhnya seperti itu. Apalagi lihat wajahmu itu!" Taeri tertawa lagi sambil memutar video Jungkook dengan baju kuning di laptopnya.

"Kenapa? Sekaligus, membuatmu nyaman dan juga tertawa! Aku kan ingin menjadi seluruh alasan bahagia noona."

"Berhenti, ini bukan drama, Koo. Jangan membawa-bawa dialogmu saat berbicara padaku. Aku yang menulisnya. Aku hapal."

Jungkook tertawa tertangkap basah, tapi beberapa saat kemudian berubah menjadi senyuman dengan suara memelan namun penuh keseriusan. "Tapi dialog itu benar-benar menjadi kenyataan. Aku serius ingin seperti itu." Wajahnya memerah karena pertama kali untuk Jungkook mengalami hal-hal seperti ini. Rasanya jauh berbeda dengan sekadar akting.

"Ya, kau berhasil kok," jawab Taeri tulus dengan sudut bibir yang tertarik ke atas. Hanya bincang singkat yang bahkan tidak saling bertatap mata. Tapi mereka berdua sama-sama merasakan bagaimana perasaan dekat yang begitu nyaman.

"Aku menyukai videonya. Kau membuatku tertawa dan serius, kau itu—"

"Tampan? Aku tahu. Kenapa noona baru menyadarinya sih?" sela Jungkook dengan percaya diri. Niat sekali menggoda.

"—Indah. Kau indah sekali," sambung Taeri dengan penuh penekanan dan suara lembut agak serak. Berhasil membuat Jungkook bungkam karena dadanya langsung berdebar. Pemilihan kata yang luar biasa.

Kalau boleh jujur rasanya Jungkook ingin bertemu saat ini juga. Keluar dari rumah menemui Taeri, tidak peduli baru saja sampai rumah setelah syuting yang begitu padat. Mau memeluk wanita yang sekarang menjadi kekasihnya.

"Koo... Kenapa diam saja?"

"A-ah, tidak apa-apa." Jungkook jadi salah tingkah sendiri.

Sementara di sebrang sana Taeri menghela napas berat. Jungkook sadar dan menjadi penasaran karena rasanya dari tadi pembicaraan mereka tidak ada yang salah, malahan berlangsung begitu manis. "Ada apa?"

"Eunbyul..."

"Kenapa dengan kakakku? Dia membuat masalah?" suara Jungkook jadi meninggi seperti menantang. Siap pasang badan jika kakaknya macam-macam dengan sang kekasih.

LIMERENCE ✓Where stories live. Discover now