XXIX. Kafkaesque

16.2K 1.9K 510
                                    

Jangan lupa vote dan komen! Ternyata ada yang lebih panjang dari part sebelumnya. Part ini. Mohon maaf jika ada typo di sini ya. I try so hard T.T Aku sayang kalian semuaaaa. Salam dari Kookri dan Jeonri buat kalian!

Mari menangis bersama~


==


Joseon Era

"Hyeri, kau yakin untuk kembali ke istana? Untuk keluar saja sangat sulit dan berusaha mati-matian, bukan? Sekarang kau mau kembali?" tanya Jeongoo sambil mebatap Hyeri khawatir.

Seulas senyuman sendu terukir di wajah cantik sang kekasih. "Justru itu—Byura yang berusaha membantu ku keluar dan sekarang dia juga yang memintaku kembali. Haruskah aku menolak? Terlebih ini menyangkut Ayahku, Jeon. Aku tidak bisa membiarkan sesuatu terjadi padanya."

Satu helaan napas lolos dari bibir tipis Raja Yi Jeongoo. "Tetapi itu sama saja bunuh diri," ujar Jeongoo lagi. Bukan tidak peduli, tetapi Hyeri adalah segalanya. Dia tak mau apapun terjadi pada gadis itu.

"Bukankah sudah jelas sebelumnya? Aku akan diasingkan. Itu lebih baik daripada kehilangan Ayahku. Apalagi sampai suatu saat Byura ketahuan membantuku dan terjadi sesuatu. Mengorbankan orang-orang yang baik padaku untuk diri sendiri itu sungguh keji. Aku tidak mau hidup dengan cara seperti itu. Tumbuh di tempat yang rasanya keadilan adalah suatu mustahil jika kau bukan siapa-siapa saja sudah membuatku muak."

Dengan lembut Hyeri menyentuh pipi Jeongoo. Menatap manik gemerlap yang sepertinya keindahannya mengalahkan langit Goryeo—yang bahkan dia belum pernah melihat, tetapi setidak penjabaran bintang bertaburan di langit sudah mendapatkan bayangan—dan bola mata Jeongoo lebih mempesona dari itu. "Lagipula pada akhirnya kau akan menemukanku lagi kan?"

Pada akhirnya sekalipun Jeongoo adalah Raja yang terkenal akan kehebatannya di medan perang, dia tetaplah pria yang memiliki hati lembut. Apalagi ketika jemari Hyeri mengusap pipinya, rahang yang menegang sebelumnya tak lagi terlihat. "Ya, aku pasti akan mencarimu kemanapun. Sekalipun diasingkan tak boleh ditemui, mereka tak akan tahu. Aku pasti akan berjuang untukmu."

Hal-hal yang Hyeri sukai dari Jeongoo begitu banyak dan ini adalah salah satunya, bagaimana pria itu selalu berjuang untuknya. Tentu Hyeri sendiri akan berjuang untuk Jeongoo. "Jeongoo, aku mencintaimu." Kaki berjinjit dan mencuri kecup di pipi Jeongoo. Sedikit terkejut namun dibalas ciuman balik tetapi bukan di pipi namun di bibir.

"Aku juga. Sangat. teramat."


===


Awalnya Jeongoo bersikeras untuk menemani Hyeri bahkan sampai gerbang istana ataupun masuk menghadap raja dan perdana menteri. Tetapi tentu Hyeri menolak mati-matian. Mamang sulit berdebat dengan Jeongoo yang cukup keras kepala, tetapi keduanya adalah sama. Maka Hyeri memberikan alasan-alasan kuat mengapa Jeongoo tak boleh ikut mengantar. Sebagian besar tentu akan membuat segalanya semakin rumit. Apa yang akan dikatakan jika sang pendosa masih saling berhubungan. Memang kedatangan kembali Hyeri ke istana seperti mustahil jika tak ada yang melindungi. Mungkin dia bisa saja sudah habis sebelum sampai di istana karena para rakyat pendukung kerajaan. Tetapi Jeongoo tentu akan selalu menjaga sampai Hyeri benar-benar berada di istana. Hal itu tentu diketahui beberapa orang yang ada di sana. Mudah menebaknya. Tetapi karena tidak ada bukti atau saksi, Hyeri akan aman.

Pintu gerbang istana terbuka dan Hyeri masuk seorang diri dengan beraninya. Di kehidupan di mana patriarki masih merajalela, keberanian Hyeri tentu mendapatkan dua reaksi berbeda. Ada yang diam-diam kagum namun hanya bisa berbicara dalam hati, dan sebagian besar mencaci maki. Tidak seharusnya wanita seperti itu.

LIMERENCE ✓Where stories live. Discover now