Prolog

36.9K 1K 52
                                    

Teaser Video
From: Khanza Ashadiyah Hermawan

CERITA INI SUDAH SELESAI!

SEGERA BACA KARENA NANTI AKAN AKU UN-PUBLISH.

----

Di tempat pengukuhan mahasiswa strata dua universitas negeri yang dinaungi perempuan itu untuk menuntut ilmu, ia berdiri di sebelah mobilnya menunggu sang bunda mengobrol dengan seseorang di ujung sambungan telepon.

"Kita ke halaman aula, Khanza ada di sana," ucap wanita yang melahirkannya.

Hari ini perempuan yang ia kagumi sedang berbahagia setelah menyelesaikan studi strata dua dan menjalani proses wisuda.

Ramainya para mahasiswa dan mahasiswi yang sedang berbahagia, memaksanya untuk menajamkan pandangan mencari Khanza dalam keramaian. Beban yang ia gendong terdiam menyembunyikan wajah di bahu. Risya--adiknya, sangat pemalu dan tak suka tempat ramai.

Pengganggu dalam pandangannya adalah buket bunga yang ia bawa. Ini mungkin akan mudah jika Risya tidak ia gendong, maka bunga yang indah itu tidak akan menghalangi pandangan.

Ia menyesal membeli ukuran besar.

"Dhan!" panggil seseorang.

Ia menoleh mendapati Andra, kakak dari perempuan yang ingin ia temui--mengangkat tangan memberikan kode untuk mendekat. Mungkin Andra sedang berusaha menjadi fokus, tetapi itu tidak berlaku untuknya, karena sekarang perhatian telah jatuh kepada perempuan yang tersenyum kepadanya.

Perempuan itu mengenakan baju terusan, menyentuh mata kaki, berwarna merah muda pucat, senada dengan kemeja yang dikenakan Andra.

Jelas, ini unsur kesengajaan.

"Kak Aja!" seru Risya melompat turun dari gendongan Dhan.

Rafardhan Athala Kenan, anak sulung dari pernikahan Kenan dan Nada, memiliki adik bernama Risya yang berjarak delapan belas tahun dengannya.

"Selamat, ya, Za," ucap Dhan kepada perempuan yang kini tengah mengecup gemas pipi Risya.

Mereka berdua memang dekat. Dhan yang memilih kuliah di luar negeri, kalah dengan kedekatan antara Khanza dan Risya. Kendati gadis kecil itu adalah adik semata wayangnya.

"Makasih, Dhan," balas Khanza dengan senyum lembut.

Sudah lama Dhan mengagumi perempuan itu. Khanza Ashadiyah Hermawan, adalah cinta pertamanya sejak mereka masih bersekolah di tempat yang sama.

"Ini buat kamu," ucapnya sembari memberikan buket bunga yang tadi membuat repot saat mencari keberadaan Khanza.

"Makasih." Khanza menerima sembari menyematkan senyum tulus. "Tante Nada, makasih udah mau datang."

"Sama-sama, Sayang," balas Nada. "Orang tuamu di mana?"

Perempuan itu menolehkan kepala ke kiri. Dhan ikut melihat ke arah pandang Khanza, di sana orang tua perempuan itu tengah mengobrol dengan seorang lelaki.

"Itu siapa?" tanya Dhan spontan kepada Andra.

"Akbar, temennya Khanza."

"Oh." Dhan bergumam.

Mereka tampak akrab, bahkan tak ada celah yang terlihat untuk memisahkan. Mungkin ini hanya cemburu kecil, tetapi rasanya ada yang runtuh dalam diri Dhan.

Dear Kamu, Asisten Ayahku #3 (END) ✓Where stories live. Discover now