Mikayla dan Aditya

2K 84 7
                                    

Hai teman-teman!

Udah lama banget lapak ini nggak aku buka. Jadi kangen nulis kisah Aditya sama Mikayla.

Oh iya, soal sequel aku belum bisa buat, soalnya lagi sibuk ngerjain cerita lain dan ada kesibukan di dunia nyata. Musim ujian, euy.

Hehehe, guna mengobati rindu kalian pada Aditya dan Mikayla, aku sengaja nulis kisah mereka. Semoga suka.

Selamat membaca.

***






"Uwekkkk!"

Aditya yang tadinya tidur diatas pangkuan Mikayla terkejut saat mendengar Mikayla hendak mual menutup mulutnya.

"Kamu kenapa, Mika?"

Mikayla menggelengkan kepala, hendak bangkit dari duduknya dan mau tak mau Aditya harus menyingkir.

Mikayla berlari masuk kedalam toilet, memuntahkan cairan dari dalam mulutnya. Aditya baru saja tiba dengan minyak kayu putih ditangannya.

Setelah rasa mualnya reda, Mikayla membersihkan mulutnya dengan air. Wajahnya yang memucat menambah kekhawatiran Aditya.

Aditya menuang cairan minyak putih ditangannya, lalu sebelah tangannya mulai menyingkap sedikit pakaian Mikayla dan membantu mengusapkan minyak kayu itu ke perut, dan juga tengkuk Mikayla.

"Kamu makan apa sih sampai mual-mual begitu?" Adityaasih mengoleskan minyak kayu putih pada bagian perut Mikayla.

Mikayla menggeleng lemah. "Nggak, kok. Aku nggak makan apa-apa. Akhir-akhir ini aku memang sudah sering mual. Badanku rasanya nggak enak, lemas."

Aditya menuntun Mikayla keluar dari toilet. Tanpa banyak basa-basi Aditya menggendong tubuh Mikayla, membuat Mikayla memekik. "Adit! Selalu aja bikin aku jantungan!"

"Kamu kurang sehat, aku nggak mau kamu kecapean."

"Kamu juga capek, Dit. Baru pulang kerja, baju kantor aja kamu belum ganti."

Aditya hanya tersenyum tipis, lalu mengecup pipi Mikayla. "Yang penting aku sayang kamu."

Senyum Mikayla kembali terbentuk. Ada saja tingkah Aditya yang berhasil membuatnya merona.

Perlahan, Aditya mulai melangkahkan kakinya menapaki anak tangga.

Bukannya memperhatikan jalan, Aditya lebih fokus memandangi Mikayla yang mulai nampak gelisah digendongannya.

"Ih, jangan diliatin gitu, aku malu!" Mikayla menutup wajahnya dengan kedua tangan, Aditya terkekeh pelan. "Udah nikah juga. Salah memangnya liatin istri sendiri?"

Mikayla hanya diam.

Keduanya pun akhirnya sudah tiba di depan pintu kamar. "Udah, Dit. Turunin aku disini."

"Istri aku diam aja, aku bisa kok buka pintunya."

Aditya lalu menendang pintu kamarnya yang langsung menghadirkan pelototan dari Mikayla. "Ya Allah, Dit! Bisa rusak pintunya kalo ditendang begitu!" Mikayla memukul gemas pundak Aditya.

"Iya, sayang. Maaf."

Aditya segera mendudukkan Mikayla ke tempat tidur. Aditya lalu melepas sepatu dan jas kantornya, menyisakan kemeja putih dan ia pun ikut duduk disebelah Mikayla.

Tak lama Aditya berbaring. "Sini." Aditya mengarahkan Mikayla berbaring disebelahnya, dan Mikayla menjadikan lengan kokoh Aditya menjadi bantalan.

Dengan gerakan lembut Aditya mengusap wajah Mikayla yang nampak pucat. "Besok kita ke dokter, yah? Aku khawatir sama kamu."

Mikayla dan AdityaWhere stories live. Discover now