[3]Drama

39.7K 1.9K 11
                                    

"Ngapain kamu disini? Bawa koper lagi." Aku tak menyangka, sekarang yang berdiri di depanku sambil membawa koper adalah sahabatku. Via tampak berantakan dengan rambut yang awul-awulan dan mata sembab.

"Gue mau nginep sini. Bolehkan?" Tanpa menunggu persetujuanku, tanpa basa-basi Via langsung masuk ke dalam rumahku.

"Ginan ini siapa?" Aku menoleh kearah belakang ternyata bapakku telah selesai melaksanakan ibadah solat isya. Aku pun langsung menutup pintu lalu menghampiri mereka.
"Ini temenku pak, katanya dia mau nginep di sini. Apa boleh pak?"

"Iya boleh. Tapi eneng ini udah ijin sama orang tua?"

"Udah kok pak. " Aku sebenenarnya tidak percaya pada Via. Saat mengatakannya dia terlihat agak mencurigakan. Tapi biarlah nanti akan ku tanyakan.

"Nan,kamu bawa temenmu ini ke kamar"

"Ayo Vi. " Aku langsung membawa Via kekamarku. Ia seperti terkejut melihat kamarku yang sederhana ini yang hanya berisi satu single bad, meja belajar dan lemari pakaian dua pintu. Tak ada aksesoris lain seperti kebanayakan remaja lain yang pasti kamarnya di hias. Aku terlalu sayang membuang uang untuk hal yang tidak diperlukan seperti itu. Bagiku kamar yang nyaman adalah yang terpenting. Dan aku merasa nyaman dengan kamarku saat ini.

"Ginan, nanti gue tidur dimana?" Tanyanya kebingungan.

"Kamu tidur di kasur aja nanti aku tidur dilantai pake kasur lantai."Mendengar jawabanku, Via pun langsung mendekatiku dan memelukku erat."Makasih ya nan, gue ngga tahu lagi kalo gue ngga punya lo. Mungkin sekarang gue tidur dijalanan kali."

Aku melepas pelukan Via, ku bawa ia untuk duduk di tepi ranjang. Aku ingin tahu apa sebenarnya yang terjadi padanya. Kenapa dia sampai pergi dari rumah."Kamu sebenarnya kenapa sih Vi?"

"Lo tahu kan nan, nyokap sama bokap gue tuh udah ngga akur. Mereka sering berantem, hari ini mungkin puncaknya. Mamih minta cerai dari Papih karena udah ngga tahan dengan sifat Papih yang ringan tangan. Dulu tuh Papih ngga gitu, dia tuh penyayang dan lembut. Tapi sejak perusahaan bermasalah Papih mulai ringan tangan. Walaupun sekarang perusahaan udah baik-baik aja, tapi Papih masih ringan tangan. Ngga ada lagi Papih yang penyayang dan lembut. Dia bisa marah sewaktu-waktu cuma karna hal kecil. Ini yang buat Mamih gue ngga tahan dan milih minta cerai. Gie bingung nan, gue ngga mau mereka pisah. Jadi gue mutusin untuk pergi dari rumah, mungkin aja Mamih berubah pikiran."Aku memeluk Via dan mengelus punggungnya untuk memberikan ketenangan. Mendengarkan keluh kesah sahabatku ini adalah salah satu cara menghiburnya.Via memang tidak menangis, tapi aku tahu dia hanya berusaha terlihat kuat. Dari sahabatku ini aku belajar mensyukuri apa yang aku punya, walaupun aku hanya punya bapak tapi setidaknya dia sangat menyayangiku . Dari dia juga aku sadar bahwa tidak selamanya kebahagiaan bisa diperoleh dari kekayaan.

"Iya semoga apa yang terjadi adalah yang terbaik ya Vi." Sebenarnya aku tahu dalam hati Via, dia juga pasti ingin Mamihnya tak lagi disakiti oleh Papihnya. Tapi dia sebagai anak juga tak ingin keluarganya terpecah. Aku tak tahu apa yang terbaik untuk keluarga Via tapi aku berdoa semoga apapun yang terjadi itu adalah yang terbaik untuk Via dan orang tuanya.

🍁🍁🍁

Pagi ku sambut dengan senyuman. Hari ini aku berangkat tak sendirian, sahabatku ini akan berangkat denganku. Aku sebenarnya agak khawatir karena ini pertama kalinya bagi Via untuk kesekolah dengan Bus. Biasanya ia selalu di antar-jemput oleh sopirnya. Tapi karena sekarang dia tinggal di rumahku jadi dia harus naik Bus.

Aku menatap ke arah luar jendela Bus sambil mendengarkan lagu. Tapi tiba-tiba aku merasa ada yang menarik rambutku. Ku alihkan pandanganku pada Via yang berada di sampingku. Tapi ia sedang asyik dengan smarthphonenya. Jadi ku alihkan lagi pandanganku kebelakang dan lihat! Aku menemukan pelakunya.

I'am a Secret Girlfriend (END)TERBITWhere stories live. Discover now