[13]Kembali

35.1K 1.6K 45
                                    

Setelah semua kejadian kemarin aku mengurung diriku dalam kamar. Aku tak membiarkan bapak masuk ke dalam kamarku, aku mengatakan aku pusing dan tak dapat berangkat sekolah. Aku tak ingin melihat kekhawatiran di raut wajah bapak, karena melihat keadaan mataku yang bengkak karena menangis semalaman.

Ini adalah masalahku yang harus ku hadapi sendiri, aku tak ingin bapak mengetahuinya. Hari ini aku memutuskan untuk tidak masuk sekolah terlebih dahulu. Rasanya aku ingin pergi jauh dari kota ini, meninggalkan kenangan pahit dan rasa sakit ini, tapi apa daya? Mana mungkin aku bisa meninggalkan kota ini. Sekolahku berada disini, rumah dan pekerjaan bapak pun ada disini.

Ku turun dari tempat tidurku untuk membuka jendela, rasanya pengap berada di ruangan yang tertutup rapat. Saat ku buka jendela kamarku aku dikejutkan dengan kemunculan wajah yang tak asing lagi bagiku.

Mengernyitkan dahi itu yang ku lakukan saat melihat cengiran kudanya."Kamu ngapain disini Rag? Emang kamu ngga sekolah?" Tanyaku bingung dengan kehadirannya di hadapanku, jam sudah menunjukan pukul delapan pagi. Dan dia masih disini tanpa memakai seragam.

"Gue ngga sekolah, tadi bapak nitipin lo ke gue katanya lo lagi sakit. Makanya gue ngga berangkat gue mau jagain lo aja."Ucapnya dengan raut wajah khawatir.

Bapak menitipkanku pada Raga? Aku sangat mengenal bapak, walaupun dia khawatir pada ku tapi tak mungkin dia menyuruh Raga untuk menjaga ku di hari sekolah. Karena ia sangat tahu kalau kehadiran bagi anak beasiswa itu sangat penting.
"Bapak ngga bilang apa-apa soal dia titipin aku ke kamu, aku juga kenal banget bapak dia ngga mungkin minta kamu ngga berangkat demi jagain aku."

"Iya ini emang inisiatif gue sendiri, tapi gue udah izin kok sama sekolah jadi lo tenang aja. Gue bakalan temenin dan jagain lo sampe sembuh."

Aku hanya bisa menghela napas dan mengiyakan ucapannya. Kalau Raga sudah bertekad akan sulit untuk menghentikannya.

Ia memasuki kamarku melalui jemdela, padahal ada pintu yang bisa ia gunakan. Aku tak habis pikir dengan apa yang dilakukan oleh Raga. Dia memang dari dulu sudah perhatian kepadaku, tapi tak sampai seperti ini. Apa yang sebenarnya terjadi padanya? Akhir-akhir ini dia terlalu perhatian kepadaku atau Raga sedang ada masalah?Aku juga sudah lama tak bertemu Nesa, apa kabarnya ya.

"Rag kamu kenapa? Ada masalah? Kamu juga udah ngga pernah bawa Nesa main lagi kesini." Tanyaku saat kami sudah duduk di tempat tidurku. Wajah Raga sempat terlihat tegang saat aku menanyakan hal itu, tetapi kemudian dia langsung mengubah ekspresi wajahnya menjadi senyum.

Ia mengelus pucuk kepalaku, "Lo tuh jangan kebanyakan mikir hal negatif. Gue ngga ada masalah dan gue sama Nesa baik-baik aja. Jadi lo jangan khawatir lagi ya, Nesa tuh lagi sibuk makanya belum ada waktu buat main. Nanti kalo ada waktu pasti gie ajak dia kok."

"Tapi Rag~"Aku belum puas dengan jawabannya tapi dia langsung mengalihkan pembicaraan. Aku jadi curiga sebenarnya ada apa dengan Raga dan Nesa? Apakah mereka baik-baik saja? Semoga apa yang ku khawatirkan tidak terjadi.

🍁🍁🍁

Menginjakkan kaki kembali di sekolah ini terasa sangat berat bagiku. Aku harus melihat wajahnya lagi, harus mendapat tatapan menghina dan entah 'kejutan' apa lagi yang akan aku dapatkan hari ini.

Disebelahku Raga tampak tenang seperti biasa, tak ada raut khawatir. Sehingga aku pun mulai mensugesti diriku bahwa semuanya akan baik-baik saja. Aku tak ingin kejadian pembullyan itu terjadi kembali. Selama aku bersekolah disini itu adalah penindasan yang paling parah yang pernah ku alami. Biasanya mereka hanya memandang sinis dan mengejekku.

Hari itu adalah di mulainya penindasanku tapi entah kapan ini akan berakhir. Karena di depan kami sekarang Kesya dan teman-temannya sedang menghalangi jalan kami.

"Eh! Si parasit udah dateng, ngga sekalian bunuh diri aja? Lo tuh jadi sampah di bumi mending pergi aja lo." Kata-kata kasar itu terlontar dari bibir Laura, sahabat sekaligus dayang bsgi Kesya.

Ingin rasanya aku mencakar wajahnya atau menyiram wajahnya yang penuh make up itu dengan air comberan. Tapi mana berani aku melakukan hal itu, bukannya puas malahan aku bisa di keluarkan dari sekolah. Di negeri ini jabatan dan kekayaan yang berkuasa. Mana mungkin ada yang mau mendengarkan rakyat kecil sepertiku.

Menunduk dan diam itulah yang hanya dapat ku lakukan. Merasa kehangatan menjalar di telapak tanganku, aku menatap tangan Raga yang tengah menggenggamku. Matanya begitu tajam menatap kedua gadis di hadapanku ini.

"Lo semua boleh pandang sebelah mata kita, tapi jangan pernah lo sakitin Ginan! Kalo lo berani hadapian gue." Suara tegas itu menggema di lorong yang ramai. Aku mengeratkan genggamanku pada Raga.

Diantara banyaknya orang yang menghina dan membenciku, aku harus bersyukur karena masih ada Raga yang siap pasang badan untuk ku. "Ga, mending kita pergi aja daripada bikin masalah. Kamu tahu kan mereka itu anak orang berkuasa, kita ngga akan bisa lawan mereka." Bujukku pada Raga yang masih terlihat enggan beranjak dari hadapan mereka.

Seakan mengerti apa yang maksud Raga menarikku untuk pergi dari lorong itu.

"Parasit! Emang ada yang bilang lo boleh pergi dari sini hah!" Baru aku akan melewati Kesya dia sudah bersuara dengan suara cemprengnya. Raga dan aku pun menghentikan langkah kami.

Dia menatap kami dengan pandangan jijik." Kalian tuh emang cocok, sama-sama dari keluarga miskin, anak beasiswa dan yang pasti kalian berdua itu sampah!"

Raga sudah tak bisa menahan amarahnya lagi, ia melepaskan genggamannya pada tanganku. Ia mendekati Kesya, "Lo bilang kita sampah? Terus lo apa! Cewe yang cuma bisa andelin harta dan kekuasaan orang tua. Padahal otak lo itu otak udang, ngga ada isinya!"

Kesya tampak marah karena hinaan Raga, aku tak tahu dia bisa melawan hinaan mereka. Karena sudah satu tahun lebih kami bersekolah disini Raga selalu diam tanpa perlawanan. Mungkin ini adalah batas kesabarannya.

***********************************

Hai😄

Apa kabar nih? Semoga kalian dalam keadaan baik-baik aja ya🤗

Terus dukung aku buat nulis ya😁

VOTE & COMMENT YA😘

*FPR❤

I'am a Secret Girlfriend (END)TERBITOù les histoires vivent. Découvrez maintenant