[4]Pesta

37.2K 1.7K 12
                                    

Bel tanda istirahat menggema di seluruh penjuru sekolah. Kelas yang awalnya hening karena fokus pada pelajaran mulai ramai. Aku menghela napas lelah, berkutat dengan angka-angka selama satu jam membuat kepalaku serasa ingin pecah. Aku memang pandai tapi aku manusia biasa yang bisa merasa lelah. Apalagi kalau harus menyelasaikan soal rumit Bu Yanti.

Ku tegakkan badanku dan ku langkahkan kaki keluar kelas. Aku tersenyum saat melihat Via dan Raga datang menghampiriku. "Ginan, si Raga katanya mau traktir kita nih." Ucap Via dengan senyuman lebarnya. Mendengar itu, aku langsung menatap Raga dan mengangkat alis untuk mempertanyakan kebenarannya.

"Iya gue traktir, kemarin gue menang olimpiadenya dan hadiahnya lumayan." Raga mengatakannya dengan mata berbinar, aku tahu ia pasti sangat senang dapat memenangkan olimpiade itu. Aku segera mengulurkan tangan dan memberikan ucapan selamat untuk Raga. "Gue bangga deh punya sahabat kaya lo." Raga menanggapinya dengan senyuman yang menambah kadar ketampanannya. Seandainya Raga bukan anak beasiswa, aku yakin pasti ia akan jadi most wanted karena ketampanannya. Tapi karena siswa sekolah ini sangat memandang rendah anak beasiswa, sehingga Raga hanya dianggap remeh walau banyak menorehkan prestasi.

"Gue udah laper banget nih, yuk langsung ke kantin." Ajak Via menarik aku dan Raga, memang kalau urusan makanan Via nomor satu.

Sesampainya di kantin yang sangat ramai oleh siswa SMA Rajawali. Aku, Raga dan Via memilih tempat duduk yang berada di pojok. Entah itu aturan atau tradisi di sekolah ini, memang tempat duduk untuk anak beasiswa berada di pojok. Barisan depan hanya di peruntukan bagi siswa yang populer dan tentunya kaya. Seperti yang sekarang duduk disana, Rio dan teman-temannya. Mereka adalah siswa paling populer dan kaya di sekolah ini. Terdiri dari Rio si ketua Basket dan Aldi si playboy.
Tentunya sekolahku juga punya most wanted wanita, tapi sepertinya mereka belum datang kekantin.

"Gue pesen dulu ya, lo berdua tunggu sini" Ucap Raga.

Aku tak mendengarkan perkataan Raga, sekarang fokusku hanya pada wajah tampan kekasihku. Kekasih yang tak pernah mau mengakuiku di depan umum. "Nan lo kenapa?" Aku tersadar dari lamunanku dan mengalihkan fokusku pada Via yang kini menatapku curiga. " Ngga papa kok, aku cuma lagi inget-inget rumus matriks." ucapku asal, mana mungkin aku mengatakan sedang memperhatikan Rio.

"Tapi..." "Nih baksonya udah dateng." Aku menghela napas lega, keberuntungan sedang memihakku. Sekarang perhatian Via sudah teralihkan pada bakso yang masih mengepul menguarkan wangi yang menggugah selera. Jadi aku tak perlu mencari alasan lain untuk menghilangkan kecurigaan Via.

Aku melahap bakso yang berada di hadapanku, baunya saja sudah membuat air liurku ingin menetes. Katakanlah aku berlebihan, ini hanya semangkuk bakso yang mungkin tak ada istimewanya. Tapi bagiku bakso adalah makanan mewah, karena aku jarang memakannya. Biasanya aku membawa bekal ke sekolah, uang yang bapak berikan untuk uang saku aku tabung untuk biaya masuk kuliahku atau sekedar untuk membeli buku. Aku memang mendapat beasiswa tapi bukan berarti aku tak mengeluarkan uang sepeserpun. Untuk peralatan sekolah dan buku- buku pelajaran, aku masih tetap harus mengeluarkan biaya yang tak bisa terbilang sedikit. Jadi aku harus berhemat supaya tak membebani bapakku.

"Gaes... Hari ini gue ulang tahun, jadi gue mau ngadain birthday party di Hotel Marunda. Gue undang kalian semua." Suara cempreng itu menggema ke seluruh penjuru kantin. Siswa-siswi yang awalnya sibuk dengan makanan mereka masing-masing mulai mengalihkan perhatiannya pada gadis yang sekarang berdiri di salah satu meja kantin dan memberikan pengumuman.

"Kes! Lo ngga salah ngomong? Masa lo undang semua orang yang ada disini?" Suara yang tak kalah cemprengnya itu masuk ke gendang telingaku. Tanpa melihatpun aku tahu siapa dia, Laura salah satu most wanted wanita di sekolah ini dan yang tadi memberikan pengumuman adalah Kesya. Mereka itu sudah seperti kembar siam, dimana-mana selalu bersama tak pernah terpisahkan.

I'am a Secret Girlfriend (END)TERBITWhere stories live. Discover now