Bagian 1

208 113 97
                                    

Gak ada yang mustahil.
Semua akan sangat berubah
walau hanya karena satu kesalahan.

Diandra A. D

--------------------

"Baik pa, kalau begitu saya permisi!" pamit
ailve seraya berbalik berjalan keluar dari ruang guru.

Ailve menghembuskan nafas berat sambil berjalan menuju ruang kelasnya XI IPA 3.

Mulai hari ini ailvee harus benar-benar memiliki tenaga ekstra. Pak edi selaku pembina ekstrakurikuler drama/teater baru saja mengingatkannya bahwa lomba drama diselenggarakan 3 minggu lagi.

Ailve sudah tahu itu!

Yang Ailve baru tahu adalah...

Pulang sekolah nanti pa edi akan secara langsung melihat perkembangan drama yang akan dipentaskan nantinya.

Ya. Ailve diberi tanggungjawab untuk membimbing ekstrakurikler drama. Padahal dirinya bukan ketua. Entah apa alasannya? Mengingat dirinya masih kelas 11 dan belum termasuk senior di sekolah angkatan atas.

Mungkin karena prestasinya yang banyak meninggalkan nama kejuaraan di setiap lomba sastranya.

Baru saja ailve memasuki ruang kelasnya, ia langsung disuguhi dengan teriakan yesha...

"Ulangan ekonomi woyy"

Tiga kata tapi mampu membuat kelas yang tadinya ricuh semakin ricuh.

"Astagaaaaa pr kimia aja belum kelar di tambah ini lagi" keluh lula yang sedang sibuk memindahkan jawaban kimia via ke bukunya.

"Yang bener woyyy, yesha?" teriak baga dari tempat duduknya yang terletak di pojok ruangan.

"Beneran elahhh" sahut yesha seraya duduk di bangkunya.

Ailve hanya mampu membuang nafas pelan.

Mau bagaimana lagi. Ikuti saja kemauan gurunya. Ailve tidak bisa berbuat apa-apa.

Belum sempat ailve mendaratkan bokong di tempat duduknya. Lula langsung menyambarnya dengan pertanyaan "Ay ay ay ekonomi berapa menit lagi?" tanya lula di tengah sibuknya mencatat tanpa menoleh sama sekali pada ailve.

"Lima belas!" jawab ailve setelah melirik jam di lengan kirinya.

"Lo dari mana? Pr kimia udah? Ekonomi ulangan ay?" sempet-sempetnya lula bertanya seperti itu.

"Nyontek yang bener la! Tar yang di tulis yang lo omongin lagi!"

"Ihhhh ay mah gitu, udah berubah, sekarang mah pedesss" pungkasnya.

"serahh la serahhh"

Ailve menyerah kalau lawan bicaranya orang seperti lalula tak akan ada habisnya.

Lebih baik ailve menatap buku ekonominya, menghafalnya, untuk ulangan dadakannya ini.

"Assalamualaikum...." salam seorang pria ketika memasuki kelas XI IPA 3 sambil membawa setumpuk soal-soal.

Semua pergerakkan yang dilakukan di kelas itu seketika berhenti. Fokus pada objek yang baru saja memasuki kelasnya.

"Waalaikumsalam..." tak berapa lama salam pun di jawab oleh ranti.

Hanya ranti yang masih memiliki kesadaran penuh.

"Sekarang ulangan ekonomi ya?" tanya bapak itu seraya duduk di kursi guru.

Sebagian anak menjawab "iya", sebagian mengangguk dan sebagiannya lagi masih melongo.

"Kebetulan pak hari tiba-tiba ada keperluan mendadak, jadi beliau mengamanatkan saya untuk menggantikannya agar ulangan tetap dilaksanakan!" jelasnya panjang.

ALTEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang