Bagian 24

12 1 0
                                    


-------------------

Ailve berjalan dengan sedikit merunduk malu-malu. Baju yang dikenakannya sangat pas dan cocok ditubuhnya. Sedikit-sedikit ia melangkahkan kakinya ke ruang tengah untuk mencari tante Kirana alias mama Althaf ataupun anaknya, Althaf.

Namun, tidak ada. Hingga tanpa sadar langkahnya mengayun ke arah pantry dekat dengan ruang tengah ketika mendengar suara aktivitas dari arah tersebut.

Dan ia menemukan tante Kirana sedang berkutat dengan alat-alat masak tersebut.

"Permisi tante" sapa Ailve.

Kirana yang sedang di depan kompor menoleh "Udah selesai? Tuh kan bajunya pas, cocok di kamu" girang Kirana.

Ailve terkekeh "Iya tante. Makasih banyak ya. Padahal Ailve baru kesini. Tapi tante udah baik banget sama Ailve" curhatnya.

"Gak papa kok. Tante malah senang ada perempuan gadis yang main ke rumah. Rumah tante isinya laki-laki semua. Sampe kadang tante pengen banget punya anak perempuan biar ada temennya gitu tapi kayanya Tuhan lebih percaya tanteu punya anak laki-laki" ujar kirana sedikit terkekeh.

Ailve juga pengen banget mama ada lagi biar Ailve bisa curhat segalanya. Batinnya lirih.

Ailve tersenyum "Ailve juga perempuan satu-satunya di keluarga tante. Kakak Ailve laki-laki, adik juga laki-laki" curhatnya lagi seraya berjalan lebih dekat pada kirana.

"Tapi kan Ailve ada mamanya buat temen ngobrol"

"Mama udah tutup usia waktu Ailve SMP tante" jawabnya.

"Aduh maaf ya, tante gak tau" mohonnya terdengar nada bersalah.

"Gak papa kok tante"

"Ehhh iya, tante sampe lupa nanya. Ailve darimana?" tanya Kirana menyusul seraya mengaduk-ngaduk sup di atas kompor.

"Ailve dari sekolah adik, tadi di antar Althaf" jawabnya polos yang malah membuat kirana terkekeh dibuatnya.

"Maksud tante alamat rumah Ailve dimana?" perjelas kirana.

"Ohh. Hehe. Perum camila tante" jawab Ailve seadanya yang malah membuat kirana sedikit terkejut mendengar alamat rumah ailve di perumahan Camila Hills, pasalnya perumahan tersebut lumayan mahal dan pemiliknya merupakan orang-orang yang sibuk bulak-balik luar kota dan luar negeri.

Namun tak bertanya lebih jauh, jawaban ailve hanya dibalas anggukkan oleh kirana.

"Althaf belum selesai juga ya tante?" tanya Ailve seraya melirik sekeliling.

"Udah kok. Tapi izin keluar lagi mau ke sekolah ambil tasnya" jawab kirana sontak membuat raut wajah Ailve masam.

"Ko gue ditinggalin, terus gue gimana ini?" miris Ailve pada diri sendiri.

Ailve mematung sebentar bingung harus apa jika sudah begini. Ditinggalkan di rumah laki-laki bersama mamanya yang bahkan pertama kalinya ia seperti ini.

Kadang Ailve berpikir, sebenarnya Althaf itu siapa dihidupnya. Hingga Ailve merasa ada hubungan berlebih di antara keduanya.

"Biar Ailve bantu tante" gadis itu beranjak dari tempatnya, berjalan ke arah tempat cuci piring ketika melihat ada beberapa peralatan masak yang kotor.

"Ehh gak usah biarin aja. Ailve dudun aja" cegah kirana.

"Gak papa tante" Kirana tersenyum kagum melihat tingkah gadis yang mulai sibuk berkutat di depan tempat cuci piring.

Usai kesibukannya mencuci alat memasak. Ailve mendekati Kirana yang sedang membereskan meja makan.

"Tante, althaf belum datang juga. Ailve mau pamit pulang aja ya tante" mohon Ailve.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALTEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang