Bagian 8

90 21 11
                                    

Kalo di tampar kenyataan lebih sakit.
Berati di tampar orang biasa aja gitu?

--------------------

Setelah menerima kabar tentang arfan. Mereka berempat langsung datang ke tempat kejadian perkara, memangkas percakapan yang semestinya mereka bahas tuntas hingga menemukan solusi yang pas.

Tiga buah sepeda motor yang mengantar mereka ke tempat kejadian. Dengan althaf yang membonceng davlin, baga dan migo mengendarai masing-masing.

Seragam masih melekat di tubuh ketiga lelaki tersebut terkecuali davlin yang memang sudah berganti pakaian.

Setelah sampai di depan bangunan baru yang terletak di pinggir jalan raya, keempatnya tidak menemukan hal-hal apapun.

Dan itu membuat baga kembali menghubungi pemberi kabar tadi.

"La, arfan mana?" Tanya baga tanpa basi-basi.

"Ini dibelakang gedungnya ga, buruan ini ay----" ucapan panik lalula terpotong begitu saja, secara sepihak.

Yang menghubungi baga bahwa arfan melakukan baku hantam adalah lalula.

Dan tak membutuhkan banyak waktu keempatnya langsung menuju belakang bangunan baru.

Dari tempatnya berpijak althaf malah dikejutkan dengan keberadaan ailve. Dilihatnya ailve sedang berjalan menghampiri arfan, mencoba untuk melerai arfan dengan satu lawannya itu.

Arfan, ia sendiri, tidak membawa teman atau siapapun. Bahkan dua orang teman yang di bawa lawannya tidak berani melerai hanya diam mematung dengan lengan melipat di dada.

Bukannya berhasil melerai, entah sengaja atau tidak ailve justru terkena satu tamparan di pipi kirinya. Dan itu membuat althaf tak bisa tinggal diam.

Terbesit rasa tidak terima dalam diri althaf.

Althaf sedikit berlari untuk menghampiri orang yang berhasil mencetak rasa kebas di pipi perempuan yang sedang althaf perjuangkan hubungannya agar lebih baik itu.

Tak banyak bicara althaf langsung memberi satu buah tinju di pipi kiri laki-laki tersebut. Membuat sang pemilik terdiam dan mencoba menyentuh rasa sakit itu dengan lidah.

Althaf menatap orang yang berada dihadapannya dengan tajam "Impas! Gue rasa gak perlu di perpanjang dengan aksi cewe ini yang berusaha melerai lo!" usai mengucapkan kalimat itu althaf berbalik menghadap arfan.

Menepuk dada arfan dengan punggung tangannya "Selesain masalah lo!" ucapnya seperti memerintah.

Dirasa cukup, althaf segera menarik salah satu lengan perempuan yang masih memakai seragam sama dengannya untuk menjauh dari hadapan mereka, menghampiri motornya yang terparkir cukup berjarak.

Ailve masih diam mencerna kejadian yang menimpanya tadi seraya memegang, menahan rasa kebas di pipinya.

Apa yang althaf lakukan padanya?

Althaf menarik lengannya pun ailve hanya bisa diam menurut.

Hingga tiba keduanya di samping motor althaf. Althaf melepaskan lengannya. Keduanya diam selama beberapa detik. Hingga althaf berdeham untuk mencairkan suasana "Sakit?"

Butuh beberapa detik untuk ailve mengumpulkan kesadarannya "ish lo apaan sih?" sontak althaf terkejut bukannya ucapan terimakasih yang ia dapatkan justru althaf malah di cerca.

ALTEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang