Bagian 11

55 11 1
                                    

-------------------

Hari libur ini althaf tidak ada schedule apapun. Seharusnya memang hari ini latihan futsal namun dari 9 anggota, 4 orang lainnya memiliki jadwal penting entah kemana. Jadi, alangkah lebih baiknya jika latihan futsal hari ini diliburkan saja usul baga.

Althaf menurut. Dengan begitu, ia pun tidak ingin menjadwalkan apapun di hari sabtu ini. Ia ingin berdiam diri di rumah.

Pukul 07.12

Althaf berjalan menuruni undakan tangga menuju dapur dengan langkah dibuat sesantuy mungkin.

Belum sampai langkah althaf di dapur, hidungnya sudah mencium aroma coklat. Sepertinya mamanya sedang membuat sesuatu.

Benar saja, kirana, mama althaf sedang sibuk berkutat di depan pantry. Althaf berdiri tepat di belakang mamanya yang sedang memotong buah-buahan lalu memeluknya.

"Bikin apa sihh ma, pagi amat?" mamanya yang tersadar dengan perlakuan althaf hanya tersenyum.

"Ini mbak gina pesan kue ulang tahun untuk anaknya" althaf mengangguk-nganggukkan kepalanya di atas pundak kirana.

Selain memiliki butik, mama althaf juga kadang menerima pesanan cake kalau tidak sibuk. Teman-teman kirana banyak yang mempercayakan cake buatannya, karena rasa dan tekstur buatan kirana berbeda dari yang lain katanya. Di tambah lagi harganya yang gak menguras kantong, dan itu yang membuat ibu-ibu senang, kue ulang tahun untuk anak terbelikan dan sisanya ya untuk keperluan lain.

Althaf melepaskan pelukannya lalu berjalan untuk mengambil gelas lalu mengisinya dengan air putih.

"Bang alzarn sama bang algam kemana ma?" tanya althaf usai minum.

"Azar ngurus bisnisnya, agam ke kampus" jawab mama. Althaf hanya mengangguk-nganggukkan kepala meski kirana tak melihatnya.

Hening beberapa saat lalu...

"A mama mau tanya deh?" ucap kirana sambil fokus pada aktivitasnya.

"Apa?"

"Tentang pesan masuk ke hp mama saat itu. Masalahnya kamu udah selesai?" sontak althaf terkejut dengan pertanyaan kirana yang diluar ekspetasinya.

Memangnya seingat itu kah mamanya ini?

"Jujur aja sama mama A" ucap kirana kembali merasa althaf enggan menjawab.

Althaf menghembuskan nafas "Belum ma" jawab althaf membuat kirana menoleh.

Wanita berwajah cantik yang meski sudah berumur itu melotot "Hahh lama amat"

Althaf hanya mengangkat bahu.

"Siapa sihh yang ngajak taruhan begitu? Masih anak SMA juga gaya amat" ucap kirana emosi.

"Ada temen, gak jelas emang" althaf sengaja tidak memberitahu secara detail masalah itu pada mamanya. Ia khawatir masalah yang tidak di duga datangnya itu akan bercabang jika mamanya tahu secara rinci.

Kirana menghadap althaf sepenuhnya. "Udah deh gini aja, mama gak akan ikut campur lagi masalah kamu, mama rasa kamu udah cukup dewasa buat selesain masalah kamu sendiri"

Ya iya emang dari dulu siapa yang nyuruh mama ikut campur nyelesain masalah anaknya, mentang mentang althaf bungsu, posesif amat. Abang-abang aja engga. Batin althaf. Ngomong frontal sih althaf mana mungkin.

"Iya" jawab althaf pada kenyataannya.

"Terus itu minta maaf sama ceweknya udah?" kirana melipat lengan di dada.

"Susah ma" jawab althaf jengah.

"Susah kenapa? Susah apanya? Kamunya aja yang gak ikhlas minta maafnya jadinya susah"

ALTEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang